Zulfikar Ali Bhutto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Luckas-bot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: lv:Zulfikārs Ali Bhuto
TjBot (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
Baris 29:
}}
 
'''Zulfiqar/Zulfikar Ali Bhutto''' (atau [[Shaheed]] '''Quaid-e-Awam''') ([[Urdu]]: ذوالفقار علی بھٹو) ([[Sindhi]]: ذوالفقار علي ڀُٽو) {{lahirmati|[[Larkana]] (di daerah [[Sindhi]], [[India]] yang kini wilayah [[Pakistan]]|5|1|1928||4|4|1979}}) adalah [[politikus]] [[Pakistan]] yang pernah menjabat sebagai [[Presiden Pakistan|Presiden]] Pakistan pada periode [[1971]] - [[1973]] dan sebagai [[Perdana Menteri Pakistan|Perdana Menteri]] Pakistan ([[1973]]-[[1977]]). Zulfikar Ali Bhutto adalah anak dari Sir [[Shah Nawaz Bhutto]], seorang tuan tanah [[suku Sindhi|Sindhi]] yang berpengaruh dan [[Dewan]] (menteri) untuk negara bagian [[Junagadh]]. Ia menonjol karena sebagai seorang sipil ia pernah menjadi Kepala Administratur Undang-undang Darurat selama beberapa minggu. Ia digulingkan dalam sebuah kudeta oleh Jenderal [[Muhammad Zia-ul-Haq]], dan dihukum [[hukuman gantung|gantung]] pada [[1979]] oleh Mahkamah Agung di bawah undang-undang darurat atas tuduhan memberikan wewenang atas [[pembunuhan]] terhadap seorang lawan politik.
 
== Biografi ==
Baris 35:
Bhutto dilahirkan di [[Larkana]] (di daerah [[Sindhi]] yang kini wilayah Pakistan) sebagai anak dari [[Sir Shah Nawaz Bhutto]]. Ia menyelesaikan pendidikan awalnya di [[Mumbai]] di [[Cathedral and John Connon School]]. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya, ia pergi ke [[Amerika Serikat]] pada 1947 untuk belajar di [[Universitas Southern California]], dan belakangan pindah ke [[Universitas California, Berkeley]]. Ia mendaftar ke Harvard dan diterima, tetapi ia memilih untuk tinggal di Berkeley. Ia menjadi mahasiswa Asia pertama yang terpilih menjadi anggota Dewan Mahasiswa Berkeley. Dari Berkeley ia memperoleh gelar [[Bachelor of Arts|BA]] dalm ilmu politik pada 1950, dan sesudah itu ia pergi ke [[Universitas Oxford|Oxford]] dan belajar di [[Christ Church, Oxford|Christ Church]] dan lulus dengan ''honors''.
 
Setelah dari Oxford, ia dipanggil untuk masuk ke perhimpunan ahli hukum di [[Lincoln's Inn]] pada 1953 (yang juga pernah dimasuki oleh [[Allama Iqbal]] dan [[Muhammad Ali Jinnah]]). Tahun yang sama istrinya Begum [[Nusrat Bhutto]] melahirkan anak perempuan [[Benazir Bhutto|Benazir]], yang belakangan juga menjadi perdana menteri.
 
=== Karier politik ===
Pada masa-masa mahasiswanya, Zulfikar Ali Bhutto mengembangkan pandangan anti imperialis tentang dunia. Ia percaya yakin akan kemandirian ekonomi dan tema-tema kemandirian politik yang diuraikannya dalam bukunya, ''[[Mitos|Myth]] of Independence''.
 
Sebagai anggota delegasi Pakistan di [[PBB]] pada 1957, pada usia 29 tahun, Zulfikar Ali Bhutto berpidato pada Konferensi Keenam dari PBB tentang "Definisi Agresi". Sebagai peserta pada Konferensi Internasional di [[Jenewa]], [[Swiss]] pada Maret 1958 Zulfikar Ali Bhutto berbicara untuk umat manusia dengan pernyataan yang berani: "Samudra Bebas itu bebas untuk semua." Ia adalah anggota termuda dalam Kabinet Federal dalam sejarah Pakistan, dalam usia 30 tahun. Zulfikar Ali Bhutto memegang jabatan-jabatan kunci sebagai Menteri Perdagangan, Menteri Informasi, Menteri Rekonstruksi Nasional, Menteri Bahan Bakar, Sumber Daya dan Sumber-sumber Alam, sebelum ia menjadi Menteri Luar Negeri. Sebagai Menteri Bahan Bakar, Sumber Daya dan Sumber-sumber Alam, ia menandatangani perjanjian terobosan untuk melakukan eksplorasi minyak dan gas bersama [[Rusia]] pada 1960. Ia membentuk Perusahaan Pengembangan Gas dan Mineral pada 1961 dan penyulingan minyak pertama Pakistan pada 1962 di [[Karachi]].
 
<!--Bhutto emerged on the world stage as Leader of the Pakistan Delegation to the UN in 1959. To muster the support for [[Kashmir]] issue he toured [[China]], [[Britain]], [[Egypt]] and [[Ireland]]. He also held a series of talks with the Indian Foreign Minister [[Swaran Singh]]. He was appointed Foreign Minister in 1963 and remained at that post until his resignation in June 1966. Bhutto made indelible imprints on world community by his inimitable oratorical skills in United Nation's General Assembly and the Security Council{{citation needed}}. He believed in an independent Foreign Policy which had hitherto been the hand maiden of the Western Powers. During his tenure as Foreign Minister, Pakistan and [[Iran]] cemented a special relationship.