Metro Paris: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-terkadang +kadang-kadang)
Baris 140:
Selama 1950-an, jaringan ini rusak dengan cepat. Teknologi yang ketinggalan zaman digunakan yang pada waktu itu memiliki konsekuensi atas kapasitas kereta yang tidak memadai. Sebagai hasilnya, RATP memutuskan untuk menghentikan perpanjangan jalur dan mengkonsentrasikan bantuannya terhadap modernisasi jaringan. Penggantian kereta Sprague pertama dilakukan dengan percobaan terhadap beberapa kereta, kemudian dengan MP-55 dan [[MP-59]] yang berjalan dengan roda karet, beberapa kereta tersebut masih beroperasi hingga kini (jalur 4).
 
Sejak 1950 hingga 1980, populasi area metropolitan Paris meningkat drastis. Mobil menjadi lebih populer dan pinggiran kota diletakkan jauh dari pusat kota, yang mana masih memiliki perempatan sejak abad ke-19. Stasiun utama Paris, yang mana merupakan ujung jalur rel pinggiran kota, terkadangkadang-kadang terlalu padat pada jam sibuk. Jarak pendek antara stasiun metro, rata-rata adalah 500 meter, memiliki konsekuensi perlambatan jaringan dan tidak mendatangkan keuntungan untuk membuat perpanjangan lain.
 
Pada 1960-an, diambil sebuah solusi untuk menghidupkan kembali proyek yang ditunda pada akhir abad ke-19: menggabungkan jalur pinggiran kota dengan bagian jalur bawah tanah baru di pusat kota. Sistem metro regional yang direncanakan tersebut disebut sebagai ''réseau express régional'' (jaringan ekspres regional) ([[RER]]).