Riwayat Hidup
Fermentasi enzim amilase pada dasarnya adalah suatu cara produksi enzim amilase menggunakan bantuan aktivitas mikroorganisme. Enzim amilase merupakan enzim ekstra selular yang diproduksi, jika dalam media terdapat induser atau substrat pati. Mikroorganisme yang berperanan dalam fermentasi enzim amilase dapat berupa kelompok bakteri, kapang dan khamir, namun yang umum digunakan sebagai mikroba penghasil enzim amilase adalah kelompok kapang.
Bayi Teka Iku ditemukan oleh Mo’an Mitan Baber dan teman-temanya pergi berburuh babi hutan tahun 1849 di Mudung Hoder Maumere Timur, tepatnya di Watuwikir di atas batu besar. Perjalanan hidup bayi itulah memberi nama tempat-tempat yang dilalui karena kehausan dan kepanasan yang diberi air susu oleh ibu-ibu Muslimin di mana Moan Mitan Baber dan kawan-kawan singgahi. Atas kebaikan itu, mereka pertama singgah dan menamai Wai Ara, Kletang Bihan (ban bihan), dan Wai Pare, Bola Wolon, Koa dan sampai di Hubin (desa Teka Iku). Kisah ini secara rinci belum ditulis dalam buku Memori, kecuali secara umum tidak meyinggung secara rinci masing-masing tempat yang disebut di atas, yang semuanya berlokasi di Maumere Timur.
Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai biokatalis dalam sel hidup. Kelebihan enzim dibandingkan katalis biasa adalah :
1. Dapat meningkatkan produk beribu kali lebih tinggi;
2. Bekerja pada pH yang relatif netral dan suhu yangrelatif rendah;
3. Bersifat spesifik dan selektif terhadap subtrat tertentu.
Enzim telah banyak digunakan dalam bidang industri pangan, farmasi dan industri kimia lainnya. Dalam bidang pangan misalnya amilase, glukosa-isomerase, papain, dan bromelin, sedangkan dalam bidang kesehatan contohnya amilase, lipase, dan protease. Enzim dapat diisolasi dari hewan, tumbuhan dan mikroorganisme.
Dipelihara dan diangkat oleh Mo’an Mitan Baber Pautanapuan, pada tahun 1851 dalam upacara lebo kuat, pemberian nama Teka Iku dan masuk dalam suku Pautanapuan serta mendapat pendidikan dan warisan marga/lepo Pautanapu’an. Perlakuan dan kasih sayang antara anak angkat (Teka Iku) dan anak kandung (Iku Mitan) oleh keluarga Mitan-Kotin adalah sama seperti anak kembar saja sejak masa kecil dan dibisiki roh perjuangan rakyat oleh kedua orang tuanya.
Mikroorganisme adalah sumber yang potensial sebagai bahan baku untuk produksi enzim. Hal ini disebabkan
Teka Iku yang cerdas, berani, pandai berbicara, inisiatif dan penuh daya pikat memahirkan latihan di luar rumah untuk aktif dalam kegiatan perang demi kemerdekaan, keadilan dan kemanusiaan yang beradab menjadi dewasa dan menikah adat dengan du’a Odat dari Hubin punya empat anak, kemudian du’a Gleung dari Wolomude mempunyai 11 anak, dan du’a Nean asal Ian-Wolokoli yang memberinya 4 anak yang masih anak-anak pada masa perang. Moan Teka Iku pada masa perang secara internal dibantu oleh kedua istrinya dan anak-anaknya yang sudah dewasa dan keluarga besarnya seperti saudaranya Mo’an Iku Mitan, Mo’an Pitang Sadok (besan), Mo’an Hure Teka (anak), dan eksternal Mo’an Lela dan para kepala-kepala kampung, seperti tergambar dalam peta wilayah Maumere di masa Teka Iku (1904).
1. Ekonomis, karena dapat dihasilkan dalam waktu yang cukup pendek dan media yang cukup murah;
2. Kondisi reaksi seperti pH dan temperatur, mudah diatur dibandingkan dengan
tumbuhan dan hewan;
3. Peningkatan produksi enzim dapat dikondisikan dengan cara penambahan induser tertentu.
Kapang oncom mengeluarkan enzim amilase, lipase dan protease yang aktif selama proses fermentasi dan memegang peranan penting dalam penguraian pati menjadi gula, penguraian bahan-bahan dinding sel kacang, penguraian lemak, serta pembentukan sedikit alkohol dan berbagai ester yang memunculkan aroma sedap dan harum. Protein juga terdegradasi namun tidak penuh dan berakibat meningkatnya daya cerna.
Amilase (alfa, beta dan glukoamilase) merupakan enzim yang penting dalam bidang pangan dan bioteknologi. Amilase dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti tanaman, binatang dan mikroorganisme. saat ini sejumlah enzim amilae telah diproduksi secara komersial. Penggunaan mikrobia dianggap lebih prosepektif karena mudah tumbuh, cepat menghasilkan dan kondisi lingkungan dapat dikendalikan.
Produksi enzim amilase dapat menggunakan berbagai sumber karbon. Contoh-contoh sumber karbon yang murah adalah sekam, molase, tepung jagung, jagung, limbah tapioka dan sebagainya. Jika digunakan limbah sebagai substrat, maka limbah tadi dapat diperkaya nutrisinya untuk mengoptimalkan produksi enzim. Sumber karbon yang dapat digunakan sebagai suplemen antara laian: pati, sukrosa, laktosa, maltosa, dekstyrosa, fruktosa, dan glukosa. Sumber nitrogen sebagai suplemen antara lain: pepton, tripton, ekstrak daging, ekstrak khamir, amonium sulfat, tepung kedelai, urea dan natrium nitrat.
Dalam proses produksi selain bahan baku, maka yang juga perlu diperhatikan adalah mikrobia yang dipakai dan faktor lingkungan. Parameter-parameter yang perlu diperhatikan adalah suhu dan lama inkubasi, kelembapan, pH awal, jumlah inokulum dan sebagainya.
:-) Good luck..!!
pH asam <7 pH basa >7
|