Etika komunikasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Arvia Lauwren (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
Model [[Linear]] berasumsi bahwa seseorang hanyalah [[pengirim]] atau [[penerima]]. Tentu hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan dalam proses [[komunikasi]]. Oleh karenanya, [[Wilbur Schramm]] (1954) mengemukakan bahwa kita juga harus mengamati [[hubungan]] antara seorang [[pengirim]] dan [[penerima]].
{{hapus}}
Model [[Linear]] berasumsi bahwa seseorang hanyalah [[pengirim]] atau [[penerima]]. Tentu hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan dalam proses [[komunikasi]]. Oleh karenanya, [[Wilbur Schramm]] (1954) mengemukakan bahwa kita juga harus mengamati [[hubungan]] antara seorang [[pengirim]] dan [[penerima]].
Model [[komunikasi interaksional]] yang menekankan proses [[komunikasi]] dua arah dari [[pengirim]] kepada [[penerima]] dan dari penerima kepada pengiriim. [[Interaksional]] mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi baik pengirim maupun penerima dalam sebuah [[interaksi]], tetapi tidak dapat menjadi keduannya sekaligus.
Satu [[elemen]] penting bagi model [[komunikasi interaksional]] adalah [[Umpan balik]] atau tanggapan terhadap suatu [[pesan]]. Umpan balik dapat berupa verbal maupun non verbal, sengaja maupun tidak sengaja. Umpan balik juga membantu para [[komunikator]] untuk mengetahui apakah pesan mereka tersampaikan atau tidak dan sejauh mana pencapaian makna terjadi. Dalam model [[interaksional]], umpan balik terjadi setelah pesan diterima, tidak pada saat [[pesan]] sedang dikirim.
Baris 8 ⟶ 7:
 
'''Tantangan Dalam Komunikasi'''
Pada titik ini, anda mungkin telah memiliki pandangan bahwa [[komunikasi]] dapat menyelesaikan hampir semua masalah dalam [[masyarakat]] kita. Hal ini tidak mengherankan. [[Komunikasi]] adalah ramuan ajaib yang dapat menyembuhkan segala permasalahan dalam [[kehidupan]]. Para [[peneliti]] juga memfokuskan [[penelitian]] mereka pada [[hubungan]] yang [[sehat]] dan memuaskan, dan sering kali melupakan [[fakta]] bahwa beberapa hubungan yang dapat menjadi tidak [[sehat]] dan tidak menyenangkan. Dalam tahun ini-tahun belakangan ini, [[peneliti]] dan [[teoretikus]] komunikasi mulai mempertanyakan apalah benar semua [[komunikasi]] menyenangkan, [[rasional]] penuh pemikiran, dan [[tulus]]. Para penelitimenciptakan sebuah istilah “sisi gelap” untuk merunjuk pada proses [[komunikasi]] yang [[negative]] dan merendahkan. Para [[peneliti]] mulai meneliti area ini karena jelas sekali bahwa tidak semua [[komunikasi]] atau hubungan itu menyenangkan dan menguntungkan satu sama lain. Sebagaimana dikatakan [[Steve Duck]] (1994) bahwa dalam hubungan antarpribadi, kita mungkin saja [[dikecewakan]], [[dikhianati]], dan merasakan [[tertekan]]. Mengatakan [[komunikasi]] memiliki sisi gelap berarti mengatakan bahwa [[komunikasi]] juga memiliki komponen [[negatif]]. [[Komunikasi]] negatif dapat berupa hal seperti [[sarkasme]], [[manipulasi]], serangan [[verbal]], dan [[penghinaan]]. Hal ini juga termasuk hal yang sepertinya tidak terlalu bahaya, seperti julukan dan [[ledakan]], yang merupakan hal biasa dikalangan [[remaja]]. Komunikasi dapat menjadi [[rasis]], [[diskriminatif]] terhadap kelompok-kelompok usia tertentu, atau [[diskriminatif]] terhadapt [[kelompok]] tertentu.