Madraisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Baris 10:
Dalam upacara ini, berbagai rombongan dari masyarakat datang membawa bermacam-macam hasil bumi. Padi-padian yang dibawa, kemudian ditumbuk beramai-ramai dalam lesung sambil bernyanyi (''ngagondang''). Upacara ini dirayakan sebagai ungkapan syukur untuk hasil bumi yang telah dikaruniakan oleh [[Tuhan]] kepada manusia. Upacara "Seren Taun" yang biasanya berlangsung hingga tiga hari dan diwarnai oleh berbagai kesenian daerah ini, pernah dilarang oleh pemerintah Orde Baru selama 17 tahun, namun kini upacara ini dihidupkan kembali. Salah satu upacara "Seren Taun" pernah dihadiri oleh Menteri Perindustrian, [[Andung A. Nitimiharja]], mantan Presiden RI, [[Abdurahman Wahid]], dan istri, serta sejumlah pejabat pemerintah lainnya.
 
Madrais juga mengajarkan penghormatan terhadap [[Dewi Sri]] (Sanghyang Sri) melalui upacara-upacara keagamaan penanaman padi. Ia memuliakan [[Maulid]] [[serta semua [[Nabi]] yang diturunkan ke bumi]].
 
Selain itu karena non muslim Agama Sunda atau ajaran Madrais ini tidak mewajibkan [[khitanan]]. Jenazah orang yang meninggal harus dikuburkan dalam sebuah peti mati.