Daeng Soetigna: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mursito (bicara | kontrib)
Mursito (bicara | kontrib)
Baris 36:
* Pak Djaja (dibaca Jaya), seorang empu pembuat angklung yang saat itu sudah sepuh. Pak Djaja dengan senang hati menerima ide Pak Daeng untuk membuat angklung diatonis, dan menurunkan pengalaman puluhan tahunnya, sehingga angklung dengan tangga nada diatonis itu berhasil terwujud.
* Pak Wangsa, adalah petani yang memberi tahu bahwa bambu akan awet jika di potong pada saat uir-uir berbunyi. Itu adalah tanda musim kemarau sudah mulai dan bambu berada pada keadaan kering.
* Pak Setiamihardja, adalah sobat pak Daeng sewaktu masih di Kuningan. Setelah pak Setiamihardja juga pindah di Bandung, beliaulah tangan kanan Pak Daeng dalam membuat angklung, karena sangat terampil dan apik mengerjakan angklungnya. Tidak heran, karena Pak Setia adalah seorang guru kerajinan tangan.
 
=== Murid ===
Baris 41 ⟶ 42:
* [[Udjo Ngalagena]], merupakan murid yang umurnya paling tua, dan kemudian terkenal sebagai pendiri Saung Angklung Udjo.
* Obby A. Wiramihardja, adalah murid termuda yang kemudian sangat giat melatih angklung di berbagai sekolah di Bandung, dan mendirikan perkumpulan Kabumi
* Handiman, muridadalah guru karawitan di SGA Bandung yang mewarisi ketrampilan sebagai empu angklung dari Pak Daeng dan Pak Setiamihardja.
* Edi Permadi, murid yang dianggap paling jago dalam membuat aransemen lagu angklung.
* Moh. Hidayat Winitasasmita
Baris 48 ⟶ 49:
* Opan Sopandi
* Erwin Anwar
* Satiamihardja
 
== Penghargaan ==