Kereta api eksekutif: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fged10 (bicara | kontrib)
Baris 3:
== Kereta api kelas eksekutif di Indonesia ==
 
Kereta eksekutif dibagi menjadi tiga, yaitu kereta kelas argo, kelas satwa, dan kelas campuran.
Kereta eksekutif dibagi menjadi dua, yaitu kereta kelas argo dan kelas satwa. Kelas Argo, merupakan kelas layanan tertinggi [[PT Kereta Api (Persero)]], yaitu dengan kereta penumpang berkapasitas 50 orang per kereta. Penamaan kereta argo sebagian besar menggunakan nama [[gunung]] yang berada dekat dengan kota tujuan kereta tersebut. Misalnya, [[kereta api Argo Bromo Anggrek]] tujuan [[Surabaya Pasar Turi|Surabaya]], gunung Bromo tidak jauh dengan kota [[Surabaya]], [[kereta api Argo Wilis]] tujuan [[Surabaya Gubeng|Surabaya]], gunung Wilis tidak jauh dengan kota [[Madiun]], [[kereta api Argo Muria]] tujuan [[Semarang Tawang|Semarang]], gunung Muria tidak jauh dengan kota [[Semarang]], [[kereta api Argo Sindoro]] tujuan [[Semarang Tawang|Semarang]], gunung Sindoro tidak jauh dengan kota [[Semarang]],. Begitu pula dengan [[kereta api Argo Lawu]] tujuan [[Solo Balapan|Solo]], Gunung Lawu tidak jauh dengan kota [[Solo|Solo.]] Kereta [[New Argo Jati]] tujuan Cirebon, Gunung Jati terletak tidak jauh dari kota Cirebon, tetapi Gunung Jati sebenarnya kurang tepat disebut sebagai gunung, karena hanya merupakan sebuah bukit, dan merupakan tempat wisata ziarah makam Sunan Gunung Jati. Kereta [[Argo Dwipangga]] dan [[Argo Parahyangan]] tidak menggunakan nama gunung.
 
Kereta eksekutif dibagi menjadi dua, yaitu kereta kelas argo dan kelas satwa. Kelas Argo, merupakan kelas layanan tertinggi [[PT Kereta Api (Persero)|PT Kereta Api Indonesia (Persero)]], yaitu dengan kereta penumpang berkapasitas 50 orang per kereta. Penamaan kereta argo sebagian besar menggunakan nama [[gunung]] yang berada dekat dengan kota tujuan kereta tersebut. Misalnya, [[kereta api Argo Bromo Anggrek]] tujuan [[Surabaya Pasar Turi|Surabaya]], gunung Bromo tidak jauh dengan kota [[Surabaya]], [[kereta api Argo Wilis]] tujuan [[Surabaya Gubeng|Surabaya]], gunung Wilis tidak jauh dengan kota [[Madiun]], [[kereta api Argo Muria]] tujuan [[Semarang Tawang|Semarang]], gunung Muria tidak jauh dengan kota [[Semarang]], [[kereta api Argo Sindoro]] tujuan [[Semarang Tawang|Semarang]], gunung Sindoro tidak jauh dengan kota [[Semarang]],. Begitu pula dengan [[kereta api Argo Lawu]] tujuan [[Solo Balapan|Solo]], Gunung Lawu tidak jauh dengan kota [[Solo|Solo.]] Kereta [[New Argo Jati]] tujuan Cirebon, Gunung Jati terletak tidak jauh dari kota Cirebon, tetapi Gunung Jati sebenarnya kurang tepat disebut sebagai gunung, karena hanya merupakan sebuah bukit, dan merupakan tempat wisata ziarah makam Sunan Gunung Jati. Kereta [[Argo Dwipangga]] dan [[Argo Parahyangan]] tidak menggunakan nama gunung.
 
Sedangkan kelas satwa berada di bawah kelas argo. Kereta kelas satwa berkapasitas 52 orang setiap gerbongnya. Penamaan kereta ini menggunakan nama-nama satwa ataupun nama tokoh-tokoh dalam [[legenda]] [[Indonesia]]. Seperti, [[Gajayana]], [[Kereta api Sembrani|Sembrani]], [[Kereta api Turangga|Turangga]], [[Kereta api Bima|Bima]], [[Kereta api Taksaka|Taksaka]] dan [[Kereta api Bangunkarta|Bangunkarta]].
 
Kelas campuran berada dibawah kelas argo dan satwa. Selain itu, KA eksekutif campuran dicampur dengan KA bisnis/ekonomi. Kapasitas 52 penumpang, dan tidak terdapat TV di kereta. (meskipun ada yang ada TV-nya) Contohnya adalah KA Lodaya, Gumarang, Cirebon Ekspres, dan sebagainya.
 
Setiap [[kereta]] (bukan rangkaian kereta api, melainkan kereta=gerbong penumpang, namun, istilah '''gerbong penumpang''' ini sebenarnya '''salah''') memiliki setidaknya dua [[toilet]] di dekat pintu masuk keluar [[kereta]]. Di dalam kereta juga ada fasiltas keselamatan, seperti tabung pemadam kebakaran ataupun ''emergency brake''. Ada pula fasilitas lain seperti lampu baca di setiap kursi.
 
Format penomoran untuk kereta kelas eksekutif yaitu K1 - xx (tahun pembuatan) x (jenis bogie) xx (nomor urut). Misalnya :K1 95834 artinya kereta kelas 1 (eksekutif) yang mulai dinas tahun [[1995]] dengan jenis bogie '8' urutan ke 34, ditambah huruf abjad yang artinya kereta itu milik dipo tersebut. Misalnya K1 95834 SBI, artinya kereta itu milik dipo [[Surabaya Pasar Turi]]. Format kedua yaitu K1 - x (jenis kereta) xx (Tahun Dinas) xx (Nomor urut) XX atau XXX (Dipo Induk). Contoh K1 - 0 94 01 SMC, artinya Kereta kelas 1 (Eksekutif) (K1) - Ditarik lokomotif (0) Mulai Dinas Tahun [[1994]] (94) dan urutan ke satu/pertama (01) berdipo induk [[Semarang Poncol]] (SMC).
Format penomoran untuk kereta kelas eksekutif yaitu K1 - xx (tahun pembuatan) x (jenis bogie) xx (nomor urut). Misalnya :
K1 95834 artinya kereta kelas 1 (eksekutif) yang mulai dinas tahun [[1995]] dengan jenis bogie '8' urutan ke 34, ditambah huruf abjad yang artinya kereta itu milik dipo tersebut. Misalnya K1 95834 SBI, artinya kereta itu milik dipo [[Surabaya Pasar Turi]]. Format kedua yaitu K1 - x (jenis kereta) xx (Tahun Dinas) xx (Nomor urut) XX atau XXX (Dipo Induk). Contoh K1 - 0 94 01 SMC, artinya Kereta kelas 1 (Eksekutif) (K1) - Ditarik lokomotif (0) Mulai Dinas Tahun [[1994]] (94) dan urutan ke satu/pertama (01) berdipo induk [[Semarang Poncol]] (SMC).
 
[[Berkas:gajayana2.jpg|thumb|right|Salah satu rangkaian kereta api eksekutif gajayana]]