Kota Lhokseumawe: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Team pdb (bicara | kontrib)
editing link, menghapus link yang tidak ada dan perubahan lain nya, tolong di pantau
Penambahan infobox dan lainnya....
Baris 78:
|postal_code = 24351
|area_code = +62 645
|demographics_type1 = Demografi
|demographics1_footnotes =
|demographics1_title1 = [[Bahasa]]
|demographics1_info1 = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] <small>(Resmi)</small><br/>[[Bahasa Aceh|Aceh]]
|demographics1_title2 = [[Suku]]
|demographics1_info2 = [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Batak|Batak]], [[Suku Jawa|Jawa]], [[Tionghoa]], [[Suku Mandailing|Mandailing]], [[Suku Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Melayu|Melayu]], [[Suku Karo|Karo]], [[Suku Sunda|Sunda]]
|demographics1_title3 = [[Agama]]
|demographics1_info3 = [[Islam]], [[Katolik]], [[Protestan]], [[Buddha]], [[Hindu]]
|demographics_type2 = Perkembangan Kota
|demographics2_footnotes =
|demographics2_title1 = [[Indeks Pembangunan Manusia|IPM]]
|demographics2_info1 = 77.23 <ref>{{cite web |url=http://www.bappedalhokseumawe.web.id/indeks-pembangunan-manusia |title=Indeks Pembangunan Manusia 2013 / Human Development Index 2013|publisher=Bappeda Kota Lhokseumawe |accessdate=1 May 2013}}</ref>
|demographics2_title2 = [[Produk domestik regional bruto|PDRB]]
|demographics2_info2 = Rp. 10.598.205.71 (Million Rupiah) <ref>{{cite web |url=http://www.bappedalhokseumawe.web.id/produk-domestik-regional-bruto |title=Produk Domestik Regional Bruto 2013 / Gross Domestic Product 2013 |publisher=Bappeda Kota Lhokseumawe |accessdate=1 May 2013}}</ref>
|footnotes = Untuk Website bisa di lihat di halaman bawah
}}
Baris 86 ⟶ 100:
Secara etimologi ''Lhokseumawe'' berasal dari kata ''Lhok'' dan ''Seumawe''. Dalam [[Bahasa Aceh]], Lhok dapat berarti dalam, teluk, palung laut, dan Seumawe bermaksud air yang berputar-putar atau pusat mata air pada laut sepanjang lepas pantai Banda Sakti dan sekitarnya. Keberadaan kawasan ini tidak lepas dari kemunculan Kerajaan [[Samudera Pasai]] sekitar abad ke-13, kemudian kawasan ini menjadi bagian dari kedaulatan [[Kesultanan Aceh]] sejak tahun [[1524]].
 
=== Jaman Kolonial ===
Sebelum abad ke-20, negeri ini telah diperintah oleh Uleebalang Kutablang. Tahun 1903 setelah perlawanan pejuang Aceh terhadap penjajah Belanda melemah, Aceh mulai dikuasai. Lhokseumawe menjadi daerah taklukan dan mulai saat itu status Lhokseumawe menjadi Bestuur Van Lhokseumawe dengan Zelf Bestuurder adalah Teuku Abdul Lhokseumawe tunduk dibawah Aspiran Controeleur dan di Lhokseumawe berkedudukan juga Wedana serta Asisten Residen atau Bupati.
Sebelum abad ke-20, negeri ini telah diperintah oleh Uleebalang Kutablang. Tahun 1903 setelah perlawanan pejuang Aceh terhadap penjajah Belanda melemah, Aceh mulai dikuasai.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Straatgezicht in Lhokseumawe Atjeh TMnr 60038921.jpg|thumb|250px|Pemandangan jalan di Lhokseumawe di masa [[Hindia Belanda]]]]
Pada dasawarsa kedua abad ke-20 itu, di antara seluruh daratan Aceh, salah satu pulau kecil luas sekitar 11 km² yang dipisahkan [[Sungai Krueng Cunda]] diisi bangunan-bangunan Pemerintah Umum, Militer, dan Perhubungan Kereta Api oleh Pemerintah Belanda. Pulau kecil dengan desa-desa Kampung Keude Aceh, Kampung Jawa, Kampung Kutablang, Kampung Mon Geudong, Kampung Teumpok Teungoh, Kampung Hagu, Kampung Uteuen Bayi, dan Kampung Ujong Blang yang keseluruhannya baru berpenduduk 5.500 jiwa secara jamak di sebut Lhokseumawe. Bangunan demi bangunan mengisi daratan ini sampai terwujud embrio kota yang memiliki pelabuhan, pasar, stasiun kereta api dan kantor-kantor lembaga pemerintahan.
 
Sebelum abad ke-20, negeri ini telah diperintah oleh Uleebalang Kutablang. Tahun 1903 setelah perlawanan pejuang Aceh terhadap penjajah Belanda melemah, Aceh mulai dikuasai. Lhokseumawe menjadi daerah taklukan dan mulai saat itu status Lhokseumawe menjadi Bestuur Van Lhokseumawe dengan Zelf Bestuurder adalah Teuku Abdul Lhokseumawe tunduk dibawah Aspiran Controeleur dan di Lhokseumawe berkedudukan juga Wedana serta Asisten Residen atau Bupati.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Straatgezicht in Lhokseumawe Atjeh TMnr 60038921.jpg|thumb260px|250pxthumbnail|left|Pemandangan jalan di Lhokseumawe di masa [[Hindia Belanda]]]]
Pada dasawarsa kedua abad ke-20 itu, di antara seluruh daratan Aceh, Kota Lhokseumawe sebagai salah satu pulau kecil dengan luas sekitar 11 km² yang dipisahkan dengan [[Sungai Krueng Cunda]] diisi bangunan-bangunan Pemerintah Umum, Militer, dan Perhubungan Kereta Api oleh Pemerintah Belanda.
 
Pulau kecil dengan desa-desa (Gampong) Kampung Keude Aceh, Kampung Jawa, Kampung Kutablang, Kampung Mon Geudong, Kampung Teumpok Teungoh, Kampung Hagu, Kampung Uteuen Bayi, dan Kampung Ujong Blang yang keseluruhannya baru berpenduduk 5.500 jiwa secara jamak di sebut Lhokseumawe.
 
Bangunan demi bangunan mengisi daratan ini sampai terwujud embrio kota yang memiliki pelabuhan, pasar, stasiun kereta api dan kantor-kantor lembaga pemerintahan.
=== Jaman Kemerdekaan ===
Sejak Proklamasi Kemerdekaan, Pemerintahan Negara Republik Indonesia belum terbentuk sistemik sampai kecamatan ini. Pada mulanya Lhokseumawe digabung dengan Bestuurder Van Cunda. Penduduk didaratan ini makin ramai berdatangan dari daerah sekitarnya seperti Buloh Blang Ara, Matangkuli, Blang Jruen, Lhoksukon, Nisam, cunda serta Pidie.