Yudistira: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 155:
Setelah 12 tahun menjalani pembuangan di hutan, kelima [[Pandawa]] dan [[Dropadi]] kemudian memasuki masa penyamaran selama setahun. Sebagai tempat persembunyian, mereka memilih [[Kerajaan Matsya]] yang dipimpin oleh [[Wirata]]. Kisah ini terdapat dalam kitab ''[[Mahabharata]]'' jilid keempat atau ''[[Wirataparwa]]''.
 
Yudistira menyamar dengan nama Kanka sebagai seorang brahmana dan ia diterima sebagai guru yang mengajari Raja [[Wirata]] permainan dadu. Bima menjadi Balawa sebagai tukang masak, Arjuna menjadi Wrihanala sebagai banci guru tari, Nakula menjadi Damagranti sebagai tukang kuda, Sadewa menjadi Tantripala sebagai penggembala sapi, sedangkan Dropadi menjadi Sailandri sebagai dayang istana.
 
Pada akhir tahun penyamaran Pandawa, terjadi peristiwa serangan [[kerajaan Kuru]] terhadap kekuasaan Wirata. Seluruh kekuatan [[kerajaan Matsya]] dikerahkan menghadapi tentara [[kerajaan Trigartha]], sekutu [[Duryodhana]]. Akibatnya, istana Matsya menjadi kosong dan dalam keadaan terancam oleh serangan pasukan Hastinapura. [[Utara (Mahabharata)|Utara]] putera [[Wirata]] yang ditugasi menjaga istana, berangkat ditemani Wrihanala ([[Arjuna]]) sebagai kusir. Di medan perang Wrihanala membuka samaran dan tampil menghadapi pasukan Duryodana sebagai Arjuna. Seorang diri ia berhasil memukul mundur pasukan dari Hastinapura tersebut. Sementara itu, pasukan Wirata juga mendapat kemenangan atas pasukan Trigartha. Wirata dengan bangga memuji-muji kehebatan Utara yang berhasil mengalahkan para [[Korawa]] seorang diri. Kanka alias Yudistira menjelaskan bahwa kunci kemenangan Utara adalah Wrihanala. Hal itu membuat Wirata tersinggung dan memukul kepala Kanka sampai berdarah.