Abdur Rozaq Fachruddin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{rapikan}}
{{Orang lain|H. Fakhruddin}}
{{Infobox_Person
[[Berkas:AR-Fakhruddin.jpg|right|thumb|AR Fachruddin]]
| name = K.H. Abdul Rozak Fachruddin
| residence =
| other_names =
| image = AR-Fakhruddin.jpg
| imagesize =
| caption =
| birth_name =
| birth_date = [[14 Februari]] [[1915]]
| birth_place = [[Pakualaman]], [[Yogyakarta]]
| death_date = [[17 Maret]] [[1995]]
| death_place = [[Solo]], [[Jawa Tengah]]
| death_cause =
| known = Mantan Ketua [[Muhammadiyah]]
|office = [[Ketua Umum Muhammadiyah]]
|order =11
|term_start = [[1968]]
|term_end = [[1990]]
|predecessor = [[Faqih Usman|K.H. Faqih Usman]]
|successor = [[Ahmad Azhar Basyir|K.H. A. Azhar Basyir]]
| religion = Islam
}}
[[Kyai]] [[Haji]] '''Abdul Rozak Fachruddin''' ({{lahirmati|[[Pakualaman]], [[Yogyakarta]]|14|2|1915|[[Solo]], [[Jawa Tengah]]|17|3|1995}}) adalah seorang ketua umum [[Muhammadiyah]]. Ia dikenal dengan sebutan A.R. Fachruddin atau nama panggilan lainnya adalah Pak A.R. Abdul Rozak Fachruddin dikenal sebagai ketua umum Muhammadiyah yang paling lama, yaitu 22 tahun ([[1968]]-[[1990]]).
 
Baris 52 ⟶ 73:
 
== Tahun-tahun terakhir di Muhammadiyah ==
Pada tanggal [[9 Oktober|9]]-[[14 Oktober]] [[1989]], Paus Yohanes Paulus II berkunjung ke [[Indonesia]]. Setelah ia melawat ke [[Jakarta]], ia pergi [[Yogyakarta]]. Dalam lawatannya ke [[Yogyakarta]], Fachruddin membuat sebuah brosur bersampul kuning setebal 12 halaman yang bertuliskan [[Bahasabahasa Jawa]] Inggil, '''''Mengayubagia Sugeng Rawuh Lan Sugeng Kundur'''''.<ref name=Seabad>{{cite book |url=http://books.google.id/books?id=2vZDhPYaBjsC |title=1 Abad Muhammadiyah |isbn=978-979-709-498-0 |last1=Djurdi |first1=Syarifuddin |year=2010 |publisher=Kompas |location=Jakarta}}</ref> Dan surat itu dimuat di [[Suara Muhammadiyah]].<ref name=Seabad/> Dalam surat itu, ia memperkenalkan diri, memaparkan keadaan [[Muhammadiyah]] dari [[Sabang]] sampai [[Merauke]], rukun iman dan [[Islam]], dan ulasan ganjaran umat Islam Indonesia terhadap praktik penyebarluasan ajaran Kristen yang mengeksploitasi kemiskinan.<ref name=Seabad/>
 
DiPada akhir kepemimpinannya, ia bekerja sama dengan [[BRI]] dalam rangka penataan administrasi keuangan dan konsolidasi organisasi. Penandatangan kerja sama tersebut terjadi pada tanggal [[25 April]] [[1989]] di [[Jakarta]].<ref name=Seabad/>
 
Pada Muktamar ke-42 Muhammadiyah yang dibuka oleh Presiden [[Soeharto]] di [[Stadion Mandala Krida]], pembukaannya dihadiri oleh 30.000 orang.