Candi Sawentar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andri Dariel (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Andri Dariel (bicara | kontrib)
Baris 94:
==Struktur candi==
===Candi Sawentar 1===
Struktur Candi Sawentar merupakan bentuk dari bangunan masa [[Jawa Timur]] yang berkembang pada [[abad]] XII – XIII M., Karena bangunan yang berkembang pada [[abad]] VIII – X M didominasi oleh bangunan-bangunan [[candi]] di [[Jawa Tengah]], bentuknya tidak seperti itu. Bangunan candi masa [[Jawa Tengah]] cenderung gemuk dan buntak (tambun), sedangkan bangunan [[candi]] masa [[Jawa Timur]] berbentuk ramping dan tinggi. Candi sawentar juga memiliki kesamaan bentuk dengan candi Kidal dan candi bangkal, yang sama-sama berada di [[Jawa Timur]]. Hanya untuk Candi Bangkal memang sebagian besar terbuat dari batu bata dan bukan [[andesit]] layaknya [[Candi Kidal]] dan Sawentar 1.
 
Denah alas atau batur candi Sawentar 1 hampir mengarah ke bujur sangkar, berukuran panjang 9,53 m, lebar 6,86 m. Tinggi bangunannya 10,65 [[meter]]<ref>Abbas (2001), halaman 39</ref>. Berdasarkan sisa-sisa bangunan yang terdapat di sekitar halaman, Candi Sawentar memiliki pagar keliling dari batu dengan denah halaman hampir bujur sangkar. Halaman ini merupakan halaman pusat, karena pada umumnya bangunan candi memiliki 3 tingkatan bangunan. Bangunan candinya terbuat dari batu andesit dengan pola pasang tidak beraturan/acak.
 
Dahulu di depan candi terdapat sebuah bangunan tembok tepat di depan tangga pintu masuk ke ruang candi, sehingga posisinya menutupi tangga pintu masuk tersebut. Bagian pondasi dari tembok pagar ini sekarang masih ada. Fungsi dari tembok itu diduga sebagai ''‘kelir’'' atau ''‘aling-aling’'' dari bangunan candinya. Maksud dari kelir atau aling-aling tersebut secara magis adalah sebagai penangkal atau penolak dari kekuatan gaib yang bersifat negatif/jahat. Dengan demikian tembok kelir atau aling-aling tersebut memiliki fungsi magis, yaitu magis perlindungan (protektif). Sisa pondasi pagar seperti pada gambar dibawah ini (membujur, utara-selatan). Candi Sawentar sesuai dengan strukturnya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian kaki, badan, dan puncak.
 
*Bagian kaki (''Upapitha'') disebut ''BHURLOKA'', gambaran dari alam manusia atau dunia manusia
*Bagian badan (''Vimana'') disebut ''BWAHLOKA'', gambaran alam atau langit
*Bagian puncak (''Cikhara'') disebut ''SWAHLOKA'', gambaran alam sorgawi atau kahyangan para dewa
 
Struktur bangunan candi, baik candi [[Hindu]] maupun candi [[Budha]] mengacu kepada gambaran gunung suci, yaitu [[Meru]]. Menurut mitologi [[Hindu]] dan [[Budha]] bahwa alam semesta atau jagat raya ini berpusat pada gunung Meru yang merupakan tempat tinggal para [[dewa]]. Oleh karena itu candi-candi dibangun sebagai usaha untuk menciptakan gunung Meru tiruan. Dengan demikian struktur bangunan candi harus sesuai dengan struktur Meru, yaitu ada kaki, lereng/badan, dan puncak. Karena sebuah gunung mengandung unsur flora atau fauna, maka hiasan-hiasan pada dinding candi juga mengandung unsur flora dan fauna. Disamping itu dihias dengan makhluk-makhluk ajaib penghuni sorga. Semuanya itu untuk menegaskan bahwa candi merupakan gambaran dari Meru tempat tinggal para dewa<ref>Suwardono (2008), halaman 10-11</ref>.
 
Diskripsi masing-masing bagian Candi Sawentar adalah sebagai berikut :
Baris 134:
 
Bagian puncak dari candi ini sebagaimana yang telah diulas dihiasi oleh motif suluran. Motif suluran ini bermakna tumbuh-tumbuhan yang melambangkan puncak dari gunung yang syarat dengan hutan dan tetumbuhan<ref>Sunaryo (2010), halaman 159</ref>. Selain itu didapati pula motif Meander yang pada umumnya merupakan hiasan pinggir yang bentuk dasarnya berupa garis berluki atau berkelok-kelok. Kata meander berarti kelokan sungai, hiasan meander berasal dari Yunani dan perkembangannya di Cina hingga diserap di Nusantara<ref>Sunaryo (2010), halaman 22</ref>. Dan yang terakhir pada kemuncak Candi Sawentar didapati motif tumpal, yang memiliki dasar bentuk bidang segitiga. Bentuk segitiga ini biasanya membentuk deratan dengan bagian lancip di atas atau kebawah. Motif tumpal terpengaruh oleh Cina dan berasal dari wilayah pesisir<ref>Sunaryo (2010), halaman 30</ref>. Tidak seperti halnya puncak candi gaya masa Jawa Tengah, yang puncaknya merupakan pengulangan struktur di bawahnya. Puncak candi gaya masa Jawa Timur tidak berbentuk pengulangan struktur di bawahnya, tetapi terdiri dari tingkatan-tingkatan yang berbeda, yang makin ke atas juga semakin kecil<ref>Mangunwijaya (1988), halaman 127</ref>.
 
 
===Candi Sawentar 2===