Tetragrammaton: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 79:
 
Orang Kristen di [[Ethiopia]] memiliki daftar nama ajaib [[Yesus]], antara lain memuat ''Yawe'', yang ceritanya diajarkan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya.<ref>Footnote #10 from Page 312 of the 1911 E.B. reads: "See Driver, ''Studia Biblica, I. 20." Encyclopædia Britannica, 11th edition (New York: Encyclopædia Britannica, Inc., 1910–11), vol. 15, pp. 312, in the article "JEHOVAH".</ref>
 
==Penggunaan dalam tradisi keagamaan==
 
===Kekristenan===
[[File:YHWH Goya.jpg|thumb|Tetragrammaton karya [[Francisco Goya]]: "Nama Allah", YHWH di tengah-tengah segitiga; [[fresko]] ''[[Adoration of the Name of God]]'', 1772.]]
 
Telah diasumsikan bahwa umat [[Kristen Yahudi]] awal mewarisi tradisi Yahudi dalam praktek pembacaan "Tuhan" di mana tetragrammaton ini muncul dalam teks Ibrani, atau di mana suatu tetragrammaton mungkin telah ditandai dalam sebuah tek Yunani. Umat Kristen non Yahudi, terutama yang tidak berbahasa Ibrani dan menggunakan teks Yunani, mungkin membaca "Tuhan" sebagaimana nampak dalam teks Yunani dari Perjanjian Baru dan salinan-salinannya dalam [[Perjanjian Lama Yunani]]. Praktek ini berlanjut dalam [[Vulgata]] di mana "Tuhan" merepresentasikan tetragrammaton tersebut dalam teks [[bahasa Latin|Latin]]. Dalam diagram Tetragrammaton-Trinitas karya [[Pedro Alfonso]], nama tersebut ditulis sebagai "Jeve". Saat [[Reformasi Protestan]], [[Alkitab Luther]] menggunakan "Jehova" dalam teks bahasa Jerman dari Perjanjian Lama-nya.<ref>{{en}} ''A Catholic Handbook: Essentials for the 21st Century'' Page 51 William C. Graham - 2010 "Why Do We No Longer Say Yahweh? The Vatican's Congregation for Divine Worship and the Discipline of the Sacraments directed in ... just as the Hebrews and early Christians substituted other names for Yahweh when reading Scripture aloud."</ref>
 
====Ortodoksi Timur====
[[Gereja Ortodoks Timur]] menganggap bahwa teks [[Septuaginta]], yang menggunakan Κύριος (''Lord'', Tuhan), merupakan teks otoritatif dari Perjanjian Lama,<ref>{{en}} [http://orthodoxengland.org.uk/septuag.htm The Septuagint]</ref> dan dalam buku-buku [[liturgi]] serta [[doa]] mereka menggunakan Κύριος sebagai pengganti tetragrammaton dalam naskah yang berasal dari Kitab Suci.<ref>{{en}} Eugen J. Pentiuc. [http://books.google.com/books?id=cNZBAgAAQBAJ ''The Old Testament in Eastern Orthodox Tradition''], p. 77. Oxford University Press (February 6, 2014) ISBN 978-0195331233</ref><ref>{{en}} "Fatherhood of God" in [http://books.google.com/books?id=JmFetR5Wqd8C ''The Encyclopedia of Eastern Orthodox Christianity''], 2 Volume Set, Editor John Anthony McGuckin. Wiley 2010 ISBN 9781444392548</ref>{{rp|247–248}}
 
====Katolisisme====
[[File:BASILICA OF ST LOUIS KING OF FRANCE MISSOURI USA Near the Gateway Arch TETRAGRAMMATON.jpg|thumb|right|180px|Tetragrammaton pada [[timpanum (arsitektur)|timpanum]] [[Basilika St. Louis, Raja Perancis]] [[Katolik Roma]] di [[St. Louis, Missouri]].]]
 
Dalam [[Gereja Katolik]], edisi resmi pertama dari ''[[Nova Vulgata]] Bibliorum Sacrorum Editio, editio typica'', yang diterbitkan oleh [[Tahta Suci|Vatikan]] pada tahun 1979, menggunakan nama tradisional ''Dominus'' pada sebagian besar tetragrammaton yang ada; namun digunakan juga nama ''Iahveh'' pada tetragrammaton di 3 bagian:
* [[Keluaran 3]]:15 <ref>{{la}} "Dixítque íterum Deus ad Móysen: «Hæc dices fíliis Israel: Iahveh (Qui est), Deus patrum vestrórum, Deus Abraham, Deus Isaac et Deus Iacob misit me ad vos; hoc nomen mihi est in ætérnum, et hoc memoriále meum in generatiónem et generatiónem." (Exodus 3:15).</ref>
* [[Keluaran 15]]:3 <ref>{{la}} "Dominus quasi vir pugnator; Iahveh nomen eius!" (Exodus 15:3).</ref>
* [[Keluaran 17]]:15.<ref>{{la}} "Aedificavitque Moyses altare et vocavit nomen eius Iahveh Nissi (Dominus vexillum meum)" (Exodus 17:15).</ref>
 
Dalam ''[[Nova Vulgata]] Bibliorum Sacrorum Editio, editio typica altera'' edisi kedua, yang diterbitkan tahun 1986, nama ''Iahveh'' tersebut telah digantikan dengan ''Dominus'',<ref>{{la}} "Exodus 3:15: Dixítque íterum Deus ad Móysen: «Hæc dices fíliis Israel: Dominus, Deus patrum vestrórum, Deus Abraham, Deus Isaac et Deus Iacob misit me ad vos; hoc nomen mihi est in ætérnum, et hoc memoriále meum in generatiónem et generatiónem."</ref><ref>{{la}} "Exodus 15:3: Dominus quasi vir pugnator; Dominus nomen eius!"</ref><ref>{{la}} "Exodus 17:15: Aedificavitque Moyses altare et vocavit nomen eius Dominus Nissi (Dominus vexillum meum)"</ref> sejalan dengan tradisi Katolik sejak dahulu yang menghindari penggunaan langsung dari Nama Yang Tak Terucapkan.
 
Pada 29 Juni 2008, [[Takhta Suci]] bereaksi terhadap masih adanya praktek pelafalan nama Allah, dalam [[liturgi]] Katolik, yang direpresentasikan dengan tetragrammaton tersebut. Sebagai contoh dari vokalisasi tersebut adalah "Yahweh" dan "Yehovah". Umat Kristiani awal dikatakannya mengikuti contoh dari [[Septuaginta]] yakni menggantikan nama Allah tersebut dengan "Tuhan" (''Lord''), suatu praktek dengan implikasi [[teologi]]s yang penting bagi mereka atas penggunaan nama "Tuhan" untuk merujuk pada [[Yesus]], sebagaimana tertulis dalam [[Filipi 2]]:9-11 dan naskah Perjanjian Baru lainnya. Oleh karena itu diarahkan bahwa "dalam perayaan liturgi, dalam nyanyian dan doa, nama Allah dalam bentuk ''tetragrammaton'' YHWH tidaklah untuk digunakan atau dilafalkan"; dan terjemahan teks [[Alkitab Katolik|Kitab Suci]] untuk penggunaan liturgis harus mengikuti praktek Septuaginta Yunani dan Vulgata Latin, mengganti nama [[Illahi]] tersebut dengan "Tuhan" (''the Lord''), atau "Allah" (''God'') dalam beberapa konteks tertentu.<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.liturgyoffice.org.uk/Documents/Name_CDW.pdf |title=Letter of the Congregation for Divine Worship and the Discipline of the Sacraments (PDF) |format=PDF |accessdate=2014-05-15}}</ref> [[Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat]] (USCCB) menyambut baik instruksi ini, dan menambahkan bahwa hal tersebut "memberikan juga suatu kesempatan untuk menjadi katekese bagi umat beriman sebagai suatu dorongan utnuk menunjukkan penghormatan pada Nama Allah dalam kehidupan sehari-hari, dengan menekankan kekuatan bahasa sebagai suatu tindakan devosi dan penyembahan".<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.ewtn.com/library/CURIA/cdwtetragram.pdf |title=United States Conference of Catholic Bishops Committee on Divine Worship (PDF) |format=PDF |accessdate=2014-05-15}}</ref>
 
==Referensi==
{{reflist|2}}
 
==Pranala luar==