Abdurrahman Wahid: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi tidak terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
perbaikan kesalajan pengetikan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Ridosaurus (bicara | kontrib) tambahan gambar |
||
Baris 31:
== Kehidupan awal ==
[[Berkas:Abdurrahman Wahid youth.jpg|thumb|left
Abdurrahman Wahid lahir pada hari ke-4 dan bulan ke-8 [[kalender Islam]] tahun 1940 di Denanyar [[Jombang]], [[Jawa Timur]] dari pasangan [[Wahid Hasyim]] dan Solichah. Terdapat kepercayaan bahwa ia lahir tanggal 4 Agustus, namun kalender yang digunakan untuk menandai hari kelahirannya adalah kalender Islam yang berarti ia lahir pada 4 Sya'ban 1359 [[Hijriah]], sama dengan [[7 September]] 1940.
Baris 37:
Gus Dur adalah putra pertama dari enam bersaudara. Wahid lahir dalam keluarga yang sangat terhormat dalam komunitas Muslim Jawa Timur. Kakek dari ayahnya adalah [[K.H. Hasyim Asyari]], pendiri [[Nahdlatul Ulama]] (NU), sementara kakek dari pihak ibu, [[K.H. Bisri Syansuri]], adalah pengajar pesantren pertama yang mengajarkan kelas pada perempuan.<ref>Barton (2002), halaman 38-40.</ref> Ayah Gus Dur, [[K.H. Wahid Hasyim]], terlibat dalam Gerakan Nasionalis dan menjadi [[Daftar Menteri Agama Republik Indonesia|Menteri Agama]] tahun 1949. Ibunya, Ny. Hj. Sholehah, adalah putri pendiri [[Pondok Pesantren]] Denanyar Jombang. Saudaranya adalah [[Salahuddin Wahid]] dan [[Lily Wahid]]. Ia menikah dengan [[Sinta Nuriyah]] dan dikaruniai empat putri: Alisa, [[Yenny Wahid|Yenny]], Anita, dan Inayah.
[[Berkas:Abdurrahman Wahid dgn Istri Sinta Nuriyah (foto resmi).jpg|left|thumb|Foto Resmi Presiden Abdurrahman Wahid dan Ibu Negara Sinta Nuriyah]]
Gus Dur secara terbuka pernah menyatakan bahwa ia memiliki darah [[Tionghoa]].<ref>{{cite web
|last = Zhiwang
Baris 154:
[[Berkas:Gus Dur dan Mega.jpg|200px|jmpl|ka|Presiden Abdurrahman Wahid dan Wakil Presiden [[Megawati Soekarnoputri]] dalam Upacara HUT RI 17 Agustus 2000 di [[Istana Merdeka]], [[Jakarta]]]]
Kabinet pertama Gus Dur, [[Kabinet Persatuan Nasional]], adalah kabinet koalisi yang meliputi anggota berbagai partai politik: PDI-P, PKB, Golkar, PPP, PAN, dan Partai Keadilan (PK). Non-partisan dan TNI juga ada dalam kabinet tersebut. Wahid kemudian mulai melakukan dua reformasi pemerintahan. Reformasi pertama adalah membubarkan Departemen Penerangan, senjata utama rezim Soeharto dalam menguasai media. Reformasi kedua adalah membubarkan Departemen Sosial yang korup.<ref name="Barton, pages 290">Barton, halaman 290</ref>
[[Berkas:Indonesia National Unity Cabinet.jpg|left|thumb|280x280px|Kabinet Persatuan Nasional Presiden Abdurrahman Wahid]]
Pada November 1999, Wahid mengunjungi negara-negara anggota [[ASEAN]], [[Jepang]], [[Amerika Serikat]], [[Qatar]], [[Kuwait]], dan [[Yordania]]. Setelah itu, pada bulan Desember, ia mengunjungi [[Republik Rakyat Tiongkok]].<ref>Barton (2002), halaman 288-290</ref>
|