Hasan al-Kharrat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 43:
[[Berkas:Maurice Sarrail.jpg|jmpl|ka|lurus|Jenderal [[Maurice Sarrail]], Komisaris Tinggi [[Mandat Perancis di Suriah dan Lebanon|Mandat Perancis di Suriah]]]]
 
Serangan tentara Perancis di Ghouta membuat kubu pemberontak meradang. Nasib al-Bakri pun segera menyusun rencana untuk merebut [[Istana Damaskus|Benteng Damaskus]] yang menjadi markas pasukan Perancis, dan [[Istana Azm]] yang akan ditinggali Jenderal [[Maurice Sarrail]], [[Komisioner Tinggi Syam|Komisaris Tinggi Mandat Perancis di Suriah]], pada 17–18 Oktober (Jenderal Sarrail lebih sering bermarkas di [[Beirut]]).<ref name="Provence102"/> Komisaris Tinggi ini adalah administrator umum Mandat Perancis di Suriah atas nama pemerintah Perancis dan praktis berkuasa mutlak.<ref>{{cite book |last=Peretz |first=Don |title=The Middle East Today |trans-title=Timur Tengah Hari Ini|edition=ke-6|publisher=Greenwood Publishing Group |location=[[Westport, Connecticut|Westport]] |year=1994 |isbn=0-275-94575-8 |pages=365–366 |url=https://books.google.com/books?id=-WYVCxd_losC&pg=PA365}}</ref> Kesatuan-kesatuan pemberontak yang aktif di Damaskus kala itu adalah ''isabat′isabat al-Shawaghirah'' yang dipimpin Hasan, dan satu pasukan campurangabungan para pejuang danDruzi, pemberontakpara Druzepemberontak dariasal wilayahkampung [[alAl-Midan]] di kota Damaskus, dan para pemberontak asal Ghouta.<ref name="Provence103">Provence 2005, hlm. 103.</ref> UntukGuna mengkompensasimenanggulangi kekurangan kekuatanjumlah personil di kubu pemberontak, Nasib mengirimal-Bakri sebuah surat kepadamenyurati Syekh al-Atrasy, meminta pengerahanbala bantuan.<ref name="Provence102"/> Syekh al-Atrasy membujukmengirimkan agarsurat balasan yang berisi pemberitahuan bahwa ia melakukanmasih operasisibuk pendudukanberoperasi di daerah [[Hauran]], namun kemudiania mengirimakan mengerahkan seluruh pasukannya untuk membekingimendukung parakaum pemberontakanpemberontak di Damaskus sertasegera urusansesudah yangmerampungkan ditempatkanaksinya disanadi Hauran.<ref name="Provence102"/> Sebelum iasurat meraih jawabanbalasan Syekh al-Atrasy sampai ke tangannya, Nasib memutuskanal-Bakri untuktelah melangkahmemutuskan maju denganuntuk operasimelaksanakan tersebutrencananya.<ref name="Provence103"/>
 
Pada 18 Oktober, Hasan memimpin empat puluh personil pemberontak kememasuki Al-Syaghur dari pemakamanareal kunopekuburan yanglama berdekatan dengandekat [[Bab al-Saghir|gerbang selatan Damaskus]], dan mengumumkan bahwa Druzekaum Druzi telah datang untuk membebaskan kota tersebutDamaskus dari pendudukan Perancis.<ref name="Provence103"/> Kerumunan pemukimwarga secara antusiasAl-Syaghur menyambut paragembira kedatangan kaum pemberontak, dan beberapabanyak orangdari mereka ikut serta memegangmengangkat senjata bersama dengan mereka. PasukanAnak buah Hasan berhasil merebut stasiunpos polisi wilayahdi tersebut,Al-Syaghur mengusirdan melucuti senjata para garisunnyapersonilnya.<ref name="Provence103"/> Mereka bergabung dengan [[Ramadan al-Shallash|Ramadan al-Syalasy]], seorangpemimpin komandankaum pemberontak dari [[Deir ez-Zor]], dandatang bergabung dengan membawa serta dua puluh pejuang [[Bedouin|Badawi]]-nya yang ia pimpin. Pasukan bersamagabungan tersebutini bergerak kememasuki [[Al-Hamidiyah Souq|Pasar HamidiyyaHamidiyah]] dan berhasil merebut Istana Azm,<ref name="Provence103"/><ref name="Moubayed382">Moubayed 2006, hlm. 382.</ref> namun Sarrailtidak takmenemukan hadirJenderal Sarrail, pergikarena yang bersangkutan sudah berangkat ke Hauran untuk menghadiri sebuah pertemuan di kota Hauran [[Daraa]].<ref name="Provence103"/> ParaPasukan pemberontak menggerayangimenjarah istanadan tersebutmembakar danistana membakarnyaitu.<ref name="Provence103"/> Sejarawan Michael Provence menyatakanberpendapat bahwa menaklukanperebutan istanaIstana tersebutAzm tanpa Jenderal Sarrail "tidaklahtidak memegangmemiliki pengaruharti taktikaltaktis", namun menjadimerupakan suatu pengabdianpencapaian yang sangat simbolikbermakna bagi parakaum pemberontak, karena Istana Azm "berpengaruhmemiliki arti penting sebagai kursipusat bersejarah dari kekuasaan ekonomi dan politik di Damaskus, sekarangyang kini telah dirampas oleh Perancis dan secarasama utuhsekali taktidak terpertahankandikawal".<ref name="Provence103"/>
 
SaatManakala Hasan merebut Istana Azm, Nasib al-Bakri dan 200 pemberontak diyang bawahdipimpinnya komandonyaberkendara mengarungimenyusuri kota tersebut danitu diikuti oleh warga sipil dalamyang jumlahsemakin yanglama semakin meningkatramai.<ref name="Provence103"/> Setelah menyegel Kota Lama untuk menghindari pasukan musuh masuk, Hasan mengeluarkan perintah untuk membunuh siapapun yang berhubungan dengan tentara Perancis.<ref name="Moubayed382"/> Sekitar 180 prajurit Perancis dibunuh.<ref name="Moubayed382"/> Sarrail memerintahkan peledakan dan [[bombardemen udara kota|bombardemen udara]] terhadap kota tersebut, yang berlangsung selama dua hari dan menewaskan sekitar 1,500 orang.<ref name="Provence104">Provence 2005, hlm. 104.</ref> Pertikaian dan pertarungan terjadi di seluruh wilayah, masjid-masjid dan gereja-gereja ditutup, pasukan Perancis dipindah, dan ratusan figur utama dalam gerakan nasional Suriah ditangkap,<ref name="Moubayed382"/> termasuk putra Hasan, Fakhri.<ref name="Neep79-80"/> Fakhri ditangkap pada 22 Oktober saat penyerbuan malam hari oleh para pemberontak melawan Perancis, yang saat itu telah merebut kembali Damaskus.<ref name="Provence118"/> Hasan menawarkan pembebasan putranya dengan menukar penyerahannya sendiri, namun ditolak.<ref>{{cite book|last1=MacCallum|first1=Elizabeth Pauline|title=The Nationalist Crusade in Syria|date=1928|publisher=The Foreign Policy Association|location=[[New York City|New York]]|page=132|url=https://books.google.com/?id=dGptAAAAMAAJ&dq=editions%3ADr3nEi3knpkC&q=%22Hasan+Kharrat%27s+reputation%22|oclc=234199}}</ref>
 
Para pemberontak mundur dari Damaskus saat pertemuan diadakan antara komandan tentara Perancis [[Maurice Gamelin]] dan delegasi bangsawan Damaskus.<ref name="Khoury177">Khoury 1987, hlm. 177.</ref> Sebagai hasil pertemuan tersebut, Perancis sepakat untuk mengakhiri bombardemen mereka dengan bayaran 100,000 lira emas Turki pada 24 Oktober.<ref name="Provence104"/> Ganti rugi tersebut tak dibayarkan oleh Perancis, namun bombardemennya tak dilanjutkan, sebagai hasil dari perintah pemerintah Perancis di Paris.<ref>Provence 2005, hlmn. 104–105.</ref> Pengecaman internasional terhadap bombardemen Damaskus yang dilakukan oleh Sarrail dan tumbuhnya kritikan di Perancis atas kesalahan penanganannya terhadap pemberontakan tersebut berujung pada pemecatannya pada 30 Oktober.<ref>Provence 2005, hlm. 109.</ref> Ia digantikan oleh politikus [[Henry de Jouvenel]],<ref>Khoury 1987, hlmn. 181–182.</ref> yang datang ke Suriah pada bulan Desember.<ref>Provence 2005, hlm. 126.</ref> Pada 22 November, Hasan mengkomandani 700 pemberontak dalam sebuah pertempuran dengan sekitar 500 prajurit Perancis di luar Damaskus.<ref name="Reuters">{{cite news|title=Syrian Revolt: Hassan Kharrat Killed|url=http://nla.gov.au/nla.news-article67628990|accessdate=2013-04-07|newspaper=The Advocate|date=1 January 1926|author=Reuters}}</ref> Pasukan Hasan memberikan kekalahan "menyayat" terhadap Perancis, namun mendapatkan jumlah korban yang besar dari pihak mereka diri, dengan tiga puluh orang tewas dan empat puluh orang orang luka-luka menurut ''[[Reuters]]''.<ref name="Reuters"/> Pada 5 Desember, Hasan menjadi salah satu komandan dari 2,000 pasukan yang menyatukan pemberontak dari latar belakang berbeda, yang menyerang barak-barak Tentara Perancis di [[Qadam|al-Qadam]], selatan Damaskus. Perancis mengklaim jumlah korban yang signifikan, namun kegiatan pemberontak berlanjut.<ref>Provence 2005, hlm. 116.</ref>