Sulaman Koto Gadang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
Di antara teknik sulaman Koto Gadang yang masih digunakan saat ini yakni teknik sulaman "''suji caia''" dan "''kapalo samek''". Sulam s''uji caia'' merupakan permainan gradasi warna benang yang saling menyatu ([[bahasa Minang]]: ''caia'', artinya cair) sehingga menghasilkan bentuk bunga yang tampak hidup. Adapun sulam ''kapalo samek'' (dari bahasa Minang, artinya kepala peniti) karena dalam pembuatannya benang dikait dan ditarik sampai ujung peniti sehingga menghasilkan bentuk bulat di atas kain.
 
Keterampilan membuat Sulaman Koto Gadang diwariskan secara turun-temurun, umumnya dari ibu ke anak perempuan. Saat ini, masih banyak ditemukan perempuan Koto Gadang yang menekuni sulaman dan bahkan menjadikannya sebagai mata pencaharian tambahan. Namun, rumitnya pengerjaan yang rumit membuat sulaman Koto Gadang membutuhkan waktu penyelesaian setidaknya dua bulan. Lamanya proses pengerjaan membuat pengrajin sulam di Koto Gadang hanya memproduksi 20 selendang per tahun. Kain sulam merambah pasar luar negeri. Harganya 500 hingga 6 juta.
 
== Sejarah ==