Astadasaparwa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
Baris 13:
|-
|1
|''[[Adiparwa]]''{{br}}आदिपर्व{{br}}(Buku Permulaan)
|1–19
|Latar belakang dituturkannya ''[[Mahabharata]]'' oleh seorang [[narator]] bernama [[Ugrasrawa]], yang kemudian membentuk [[cerita berbingkai]] berupa dialog antara [[Janamejaya]] dengan [[Wesampayana]]. Penuturan Wesampayana mengandung kisah dewa-dewi, para [[resi]], dan para leluhur Janamejaya. Kisah kemudian berlanjut pada riwayat keluarga [[Dinasti Kuru]], dari masa [[Santanu]] hingga [[Dretarastra]]. Kitab ini juga menceritakan awal pertikaian antara [[Korawa]] dengan [[Pandawa]].
|-
|2
|''[[Sabhaparwa]]''{{br}}सभापर्व{{br}}(Buku Persamuhan)
|20–28
|[[Mayasura]] membangun gedung persamuhan megah di [[Indraprastha]] untuk [[Pandawa]], kemudian [[Yudistira]] menyelenggarakan upacara [[Rajasuya]] di sana. [[Duryodana]] iri dengan kemasyhuran para [[Pandawa]], lalu mengajak Pandawa bermain dadu dengan taruhan masa pengasingan selama dua belas tahun, dan masa penyamaran selama setahun.
|-
|3
|''[[Wanaparwa]]'' atau ''[[Wanaparwa|Aranyakaparwa]]''{{br}}वनपर्व{{br}}(Buku Hutan)
|29–44
|Pandawa harus menjalani masa pengasingan di hutan selama dua belas tahun karena kalah taruhan dengan Korawa. Pada masa pengasingan itu, Yudistira menyesali sifatnya yang tidak mampu menolak jika diajak berjudi, [[Bhima|Bima]] bertemu [[Hanoman]] dan mendapat ilmu darinya, sedangkan [[Arjuna]] bertualang ke kahyangan.
|-
|4
|''[[Wirataparwa]]''{{br}}विरतपर्व{{br}}(Buku Wirata)
|45–48
|Setelah menjalani kehidupan di hutan selama dua belas tahun, akhirnya para Pandawa memilih [[kerajaan Wirata]] untuk menjalani masa penyamaran selama setahun.
|-
|5
|''[[Udyogaparwa]]''{{br}}उद्योगपर्व{{br}}(Buku Upaya)
|49–59
|Setelah para Pandawa kembali dari masa pengasingan dan penyamaran, [[Duryodana]] tidak mau mengembalikan apa yang menjadi hak [[Yudistira]]. Akhirnya mereka berencana untuk bertempur. Perundingan damai dilakukan oleh [[Kresna]], tetapi gagal. Akhirnya kedua belah pihak mengumpulkan pasukan masing-masing untuk berperang di [[Kurukshetra]].
|-
|6
|''[[Bhismaparwa]]''{{br}}भिष्मपर्व{{br}}(Buku Bisma)
| 60–64
|[[Bisma]] menjadi panglima tertinggi pasukan Korawa. Akhirnya ia tumbang setelah menerima serangan dari [[Srikandi]] dan [[Arjuna]]. Kitab ini mencakup ''[[Bhagawadgita]]'' pada bab 25–42.)<ref>{{cite web|url=http://www.sacred-texts.com/hin/m06/m06025.htm |title=The Mahabharata, Book 6: Bhishma Parva: Bhagavat-Gita Parva: Section XXV (''Bhagavad Gita'' Chapter I) |publisher=Sacred-texts.com |accessdate=3 AugustAgustus 2012}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.sacred-texts.com/hin/m06/m06042.htm |title=The Mahabharata, Book 6: Bhishma Parva: Bhagavat-Gita Parva: Section XLII (Bhagavad Gita, Chapter XVIII) |publisher=Sacred-texts.com |accessdate=3 AugustAgustus 2012}}</ref>
|-
|7
|''[[Dronaparwa]]''{{br}}द्रोणपर्व{{br}}(Buku Drona)
|65–72
|Setelah Bisma kalah, [[Drona]] diangkat sebagai panglima tertinggi pasukan Korawa. Kitab ini banyak menceritakan detail pertempuran. Akhirnya Drona gugur setelah dipenggal oleh [[Drestadyumna]].
|-
|8
|''[[Karnaparwa]]''{{br}}कर्णपर्व{{br}}(Buku Karna)
|73
|[[Karna]] diangkat sebagai panglima tertinggi pasukan Korawa setelah gugurnya Drona. Akhirnya Karna gugur di tangan Arjuna.
|-
|9
|''[[Salyaparwa]]''{{br}}शल्यपर्व{{br}}(Buku Salya)
|74–77
|Cerita hari terakhir [[perang Kurukshetra]], dengan [[Salya]] sebagai panglima tertinggi. Perang diakhiri dengan kekalahan Duryodana dalam duel melawan Bima.
|-
|10
|''[[Sauptikaparwa]]''{{br}}सौप्तिकपर्व{{br}}(Buku Orang Tidur)
|78–80
|[[Aswatama]], [[Krepa]], dan [[Kertawarma]] membunuh para kesatria sekutu Pandawa saat malam hari. Akhirnya hanya tersisa tujuh kesatria di pihak Pandawa, dan tiga kesatria di pihak Korawa.
|-
|11
|''[[Striparwa]]''{{br}}ष्टृपर्व{{br}}(Buku Wanita)
|81–85
|Kisah ratap tangis [[Gandari]] dan janda para kesatria yang gugur di medan perang [[Kurukshetra]]. Kemudian Gandari mengutuk agar keluarga [[Kresna]] (kaum [[Yadawa]]) kelak saling bantai dalam perang saudara sebagaimana kaum [[Korawa]].
|-
|12
|''[[Santiparwa]]''{{br}}शन्तिपर्व{{br}}(Buku Kedamaian)
|86–88
|Pemahkotaan Yudistira sebagai penguasa [[kerajaan Kuru]] dengan pusat pemerintahan di [[Hastinapura]]. Kepada raja yang baru, Bisma memberikan ceramah tentang ilmu kemasyarakatan, ekonomi, dan politik. Ini merupakan buku terpanjang dalam ''Mahabharata'', dan kemungkinan besar terdiri dari banyak [[interpolasi]].<ref>{{citation| title= The Mahabharata Book 12: Santi Parva |url=https://www.sacred-texts.com/hin/m12/index.htm| translator=Kisari Mohan Ganguli | year=1883–1896}}</ref>
|-
|13
|''[[Anusasanaparwa]]''{{br}}अनुशासनपर्व{{br}}(Buku Wejangan)
|89–90
|Wejangan terakhir dari Bisma kepada generasi penerus [[Dinasti Kuru]], sebelum ia menghembuskan napas terakhirnya. Kitab ini juga mengandung banyak interpolasi sebagaimana ''Santiparwa''.<ref>{{citation| title= The Mahabharata Book 12: Santi Parva |url=https://www.sacred-texts.com/hin/m13/index.htm | translator=Kisari Mohan Ganguli | year=1883–1896}}</ref>
|-
|14
|''[[Aswamedhikaparwa]]''{{br}}अश्वमेधपर्व{{br}}(Buku [[Aswamedha]])
|91–92
|Yudistira menyelenggarakan upacara [[Aswamedha]] (korban kuda) demi menegakkan hegemoni di Bharatawarsha. Arjuna menaklukkan kerajaan-kerajaan yang dilalui oleh kuda yang dijadikan sarana upacara. Arjuna juga bertemu dengan [[Babruwahana]], anak kandungnya yang ia tinggalkan sejak masih kecil. Dalam kitab ini, Kresna menuturkan ''Anugita'' kepada Arjuna.
|-
|15
|''[[Asramawasikaparwa]]''{{br}}आश्रमवासिकपर्व{{br}}(Buku Pengasingan Diri)
|93–95
|[[Dretarastra]], [[Kunti]], dan [[Gandari]] memutuskan untuk bersuluk ke tengah hutan. Di sana, mereka wafat terbakar oleh api. [[Widura]] wafat mendahului mereka, sedangkan Sanjaya bertapa ke [[Himalaya]] atas keinginan Dretarastra.
|-
|16
|''[[Mosalaparwa]]''{{br}}मौसलपर्व{{br}}(Buku Senjata Gada)
|96
|[[Samba (Mahabharata)|Samba]] dan para pemuda [[Yadawa]] mengolok-olok para resi yang berkunjung ke [[Dwaraka]]. Akhirnya para resi mengutuk agar kaum Yadawa berperang saudara dengan senjata gada yang dikeluarkan dari perut Samba. Setelah perang saudara berakhir, Kresna dan Baladewa wafat, kemudian Dwaraka ditelan samudra.
|-
|17
|''[[Prasthanikaparwa]]''{{br}}प्रस्थानिकपर्व{{br}}(Buku Perjalanan)
|97
|Para Pandawa dan istri mereka melakukan ziarah ke berbagai tempat suci, kemudian memutuskan untuk mendaki [[Himalaya]] sebagai tujuan akhir perjalanan mereka. Satu per satu, para Pandawa wafat di tengah perjalanan, menyisakan Yudstira seorang yang ditemani seekor anjing. Akhirnya ia bertemu dengan Dewa [[Indra]].
|-
|18
|''[[Swargarohanaparwa]]''{{br}}स्वर्गारोहणपर्व{{br}}{{nowrap|(Buku&nbsp;Pengangkatan&nbsp;ke&nbsp;Surga)}}
|98
| Yudistira diuji oleh Dewa Indra sebelum berkumpul kembali dengan para Pandawa di surga.
|-
|''khila''
|''[[Hariwangsa]]-Parwaparwa''{{br}}हरिवंशापर्व{{br}}(Buku Keluarga [[Kresna|Hari]])
|99–100
|Buku ini merupakan [[wikt:adendum|adendum]] dari [[Astadasaparwa]], dan menceritakan kehidupan Kresna yang tidak terdapat dalam Astadasaparwa.
|}