Kesultanan Pajang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Kerajaan Pajang: Mengingat bahwa situs Pajang dan situs Demak (Karena ibu saya asli demak) sudah lama tidak ada kabar beritanya dan timbul gejolak antara klaim raja demak baru dengan keturunan kanjeng sunan kalijaga di kadilangu, dan banyaknya klaim keturunan Raja raja palsu, maka sekiranya bijak untuk tidak mengaku dan menyematkan berita info yang tidak benar. referensi valid dibutuhkan disini. terima kasih.
Tag: Menghilangkan referensi VisualEditor
Baris 52:
Prestasi [[Jaka Tingkir]] yang cemerlang dalam ketentaraan membuat ia diangkat sebagai menantu [[Trenggana]], dan menjadi bupati Pajang bergelar [[Hadiwijaya]]. Wilayah Pajang saat itu meliputi daerah Pengging (sekarang kira-kira mencakup [[Boyolali]] dan [[Klaten]]), Tingkir (daerah [[Salatiga]]), Butuh, dan sekitarnya.
 
Sepeninggal Sultan Trenggana tahun 1546, menjadi awal mula permasalahan muncul di Jipang Panolan (Bojonegoro) dan Pajang. Kedua wilayah di Jawa Tengah itu sama-sama menuntut hak atas takhta Demak. Arya Panangsang, keponakan Sultan Trenggana, yang memerintah Kadipaten Jipang berusaha menguasai salah satu kerajaan Islam terbesar di Jawa tersebut. Namun penguasa Pajang, Jaka Tingkir, menghalangi usahanya. Konflik pun meluas.
Sepeninggal Trenggana tahun 1546, selanjutnya [[Sunan Prawoto]] naik takhta. Namun Sultan Prawoto kemudian tewas dibunuh sepupunya, yaitu [[Arya Penangsang]] bupati Jipang tahun 1547. Setelah itu, [[Arya Penangsang]] juga berusaha membunuh [[Hadiwijaya]] namun gagal.
 
Diceritakan ''Serat Kandha'', Jaka Tingkir adalah menantu Sultan Trenggana karena menikahi ''Ratu Mas Cempaka''. Jaka Tingkir sebagai Adipati Pajang bergelar Adipati Adiwijaya (kelak Sultan Hadiwijaya). Secara keturunan jelas ia tidak memiliki hak apapun atas Demak. Tetapi tidak lama setelah pemakaman Sultan Trenggana, Jaka Tingkir mengumumkan kekuasaannya di Demak. Pengangkatan mendadak Jaka Tingkir itu dilakukan berdasarkan pilihan rakyat Demak Bintoro dan persetujuan seluruh Adipati bawahan Demak. Ia lalu memerintahkan agar pemerintahan Demak dipindah ke Pajang. Seluruh benda-benda pusaka di Demak juga tak luput dari perpindahan tersebut.
 
Sebagai pewaris sah Demak, [[Sunan Prawoto]], seharusnya menggantikan kedudukan Sultan Trenggana. Tetapi ia diceritakan tidak ingin naik takhta, dan secara sukarela menjadi Priayi Mukmin atau Susuhunan di wilayah Prawata adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Sukolilo, Pati|Sukolilo]], [[Kabupaten Pati|Pati]],sebuah pasanggarahan yang digunakan Raja Demak selama musim hujan. Hal itulah yang kemudian mempermudah Jaka Tingkir untuk mengambil alih kekuasaan. Selanjutnya [[Sunan Prawoto]] naik takhta. Namun Sultan Prawoto kemudian tewas dibunuh sepupunya, yaitu Adipati [[Arya Penangsang]] bupati Jipang tahun 1547. Setelah itu, [[Arya Penangsang]] juga berusaha membunuh [[Hadiwijaya]] namun gagal.
 
Dengan dukungan [[Ratu Kalinyamat]] (bupati [[Jepara]] dan puteri Trenggana), [[Hadiwijaya]] dan para pengikutnya berhasil mengalahkan [[Arya Penangsang]]. Hadiwijaya selanjutnya merebut takhta Demak lalu mendirikan Kerajaan Pajang.