Tutup, Tunjungan, Blora: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k clean up, removed stub tag
Baris 13:
 
==Sejarah==
 
 
Pada 1830-an ada beberapa eks pasukan Diponegoro yang menghindar dari serangan Belanda ke [[Blora]], diantaranya bernama [[Honggo Wijoyo]]. [[Honggo Wijoyo]] merupakan putra [[Wongsodidjoyo ii]] Wedana Butuh di daerah Kutoarjo dan merupakan cucu dari [[Wonsodidjojo I]] (Patih Ronggo) didaerah [[Kartosuro]].
Baris 19 ⟶ 18:
Diawali dengan [[Honggo Wijoyo]] bertapa kungkum di sebuah blumbang dari sebuah sumber mata air yang keluar di bawah pohon yang hingga sekarang dikenal dengan Banyurip, meskipun sudah tidak keluar airnya lagi. Dan mengapa desa tersebut kemudian dinamakan [[Desa Tutup]] ? Karena selain banyak terdapat pohon tutup, didaerah ini pun tertutup.
 
Sebelum tahun 1921 Tutup semula terdiri dari dua desa, yaitu
 
{{*}} 1. Desa [[Ngetrep]] yang terdiri dari Dukuh [[Genengan]] dan Dukuh [[Ngetrep]]. <br>
{{*}} 2. [[Desa Tutup]] sendiri terdiri dari Dukuh [[Sukorame]] dan Dukuh [[Tutup]]. <br>
 
Selanjutnya sekitar tahun 1921 kedua desa tersebut menjadi satu dengan nama Desa [[Tutup]] yang terdiri atas Dukuh [[Tutup]], Dukuh [[Sukorame]] dan Dukuh [[Ngetrep]]. Pusat pemerintahan pada waktu itu berada di Dukuh Tutup.
Baris 50 ⟶ 49:
{{*}} Tahun 2007 - 2013 dipimpin [[Kokok Sungkowo]] <br>
{{*}} Tahun 2013 - 2019 dipimpin [[Sri Mujiasih]] <br>
{{*}} Tahun 2020 sampai sekarang dipimpin [[Kokok Sungkowo]] <br>
 
{{Tunjungan, Blora}}
 
{{Authority control}}
 
{{Kelurahan-stub}}