Kepulauan Solomon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~ref
k ~ref
 
Baris 211:
 
===Ketidaksetaraan gender dan kekerasan dalam rumah tangga===
Kepulauan Solomon memiliki salah satu tingkat kekerasan keluarga dan seksual (FSV) tertinggi di dunia, dengan 64% wanita berusia 15–49 tahun telah melaporkan pelecehan fisik dan/atau seksual oleh pasangan.<ref name="Ming 2016 16– 19">{{cite journal |last1=Ming |first1=Mikaela A. |last2=Stewart |first2=Molly G. |last3=Anakan |first3=Rose E. |last4=Beras |first4=Rebecca G. |last5= Crowley |first5=Louise E. |last6=Williams |first6=Nicola J. |date=2016 |title=Kekerasan dalam rumah tangga di Kepulauan Solomon |journal=Journal of Family Medicine and Primary Care |volume=5 |issue=1 |halaman =16–19 |doi=10.4103/2249-4863.184617 |issn=2249-4863 |pmc=4943125 |pmid=27453837}}</ref> Sesuai dengan laporan [[Organisasi Kesehatan Dunia]] (WHO) yang dikeluarkan pada tahun 2011, "Penyebab Kekerasan Berbasis Gender (GBV) beragam, tetapi utamanya berasal dari ketidaksetaraan gender dan manifestasinya."<ref>{{cite web |url=https://www.who.int/sdhconference/resources/draft_background_paper4_solomon_islands .pdf |title=Laporan WHO 2011 tentang laporan kekerasan berbasis gender di Kepulauan Solomon }}</ref> Laporan tersebut menyatakan:
:"Di Kepulauan Solomon, GBV sebagian besar telah dinormalisasi: 73% pria dan 73% wanita percaya bahwa kekerasan terhadap wanita dapat dibenarkan, terutama untuk perselingkuhan dan 'ketidakpatuhan', seperti ketika wanita 'tidak memenuhi peran gender yang ditetapkan masyarakat. memaksakan.' Misalnya, perempuan yang percaya bahwa mereka kadang-kadang bisa menolak seks empat kali lebih mungkin mengalami GBV dari pasangan intim Laki-laki menyebutkan penerimaan kekerasan dan ketidaksetaraan gender sebagai dua alasan utama GBV, dan hampir semuanya melaporkan memukul pasangan perempuan mereka sebagai sebuah 'bentuk disiplin', yang menunjukkan bahwa wanita dapat memperbaiki situasi dengan '[belajar] untuk mematuhi [mereka].'"