Partai Golongan Karya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 22:
Kemenangan tersebut merupakan prestasi tersendiri bagi Partai GOLKAR karena pada Pemilu Legislatif 1999, Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan mendominasi perolehan suara. Dalam Pemilu 1999, Partai GOLKAR menduduki peringkat kedua dengan perolehan 23.741.758 suara atau 22,44% dari suara sah. Sekilas Partai GOLKAR mendapat peningkatan 738.999 suara, tapi dari prosentase turun sebanyak 0,86%.
Pada awal tahun 2015 terjadi dualisme kepengurusan dalam tubuh Golkar, yang dipimpin oleh [[Aburizal Bakrie]] hasil munas Bali dan [[Agung Laksono]] hasil munas Jakarta. Pada awal Maret 2015, [[Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia]] mengeluarkan surat keputusan yang mensahkan Golkar yang dipimpin oleh [[Agung Laksono]]. Pada bulan April 2015, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta mengeluarkan putusan sela menunda pelaksanaan surat keputusan yang dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan HAM [[Yasonna Laoly]] yang mengesahkan kepengurusan Partai Golkar kubu Agung Laksono. Pada tanggal [[10 Juli]] [[2015]], empat hakim yang mengadili kasus tersebut, yaitu Arif Nurdu'a, Didik Andy Prastowo, Nurnaeni Manurung dan Diah Yulidar memutuskan untuk menolak gugatan yang diajukan oleh Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie terkait dualisme kepengurusan partai. Putusan itu diambil dalam rapat permusyawaratan majelis hakim PTTUN Jakarta. Dengan dibacakannya putusan PTUN itu, kepengurusan Golkar yang sah saat ini adalah hasil Munas Bali yang dipimpin oleh [[Agung Laksono]] sebagai ketua umum dan [[Zainudin Amali]] sebagai sekjen<ref>[http://www.cnnindonesia.com/politik/20150711004353-32-65821/ptun-sahkan-golkar-agung-ical-akan-ajukan-kasasi/ "PTUN Sahkan Golkar Agung, Ical akan Ajukan Kasasi", diakses [[2 September]] [[2015]] ]</ref><ref>[http://news.detik.com/berita/2966086/vonis-ptun-jakarta-dianulir-agung-laksono-ketum-golkar "Vonis PTUN Jakarta Dianulir, Agung Laksono Ketum Golkar", diakses [[2 September]] [[2015]]]</ref>.▼
== Perolehan suara ==
Baris 85 ⟶ 83:
|accessdate=2011-01-19
}}</ref>
===Dualisme kepemimpinan===
▲Pada awal tahun 2015 terjadi dualisme kepengurusan dalam tubuh Golkar, yang dipimpin oleh [[Aburizal Bakrie]] hasil munas Bali dan [[Agung Laksono]] hasil munas Jakarta. Pada awal Maret 2015, [[Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia]] mengeluarkan surat keputusan yang mensahkan Golkar yang dipimpin oleh [[Agung Laksono]]. Pada bulan April 2015, Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta mengeluarkan putusan sela menunda pelaksanaan surat keputusan yang dikeluarkan oleh Menteri Hukum dan HAM [[Yasonna Laoly]] yang mengesahkan kepengurusan Partai Golkar kubu Agung Laksono. Pada tanggal [[10 Juli]] [[2015]], empat hakim yang mengadili kasus tersebut, yaitu Arif Nurdu'a, Didik Andy Prastowo, Nurnaeni Manurung dan Diah Yulidar memutuskan untuk menolak gugatan yang diajukan oleh Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie terkait dualisme kepengurusan partai. Putusan itu diambil dalam rapat permusyawaratan majelis hakim PTTUN Jakarta. Dengan dibacakannya putusan PTUN itu, kepengurusan Golkar yang sah saat ini adalah hasil Munas Bali yang dipimpin oleh [[Agung Laksono]] sebagai ketua umum dan [[Zainudin Amali]] sebagai sekjen<ref>[http://www.cnnindonesia.com/politik/20150711004353-32-65821/ptun-sahkan-golkar-agung-ical-akan-ajukan-kasasi/ "PTUN Sahkan Golkar Agung, Ical akan Ajukan Kasasi", diakses [[2 September]] [[2015]] ]</ref><ref>[http://news.detik.com/berita/2966086/vonis-ptun-jakarta-dianulir-agung-laksono-ketum-golkar "Vonis PTUN Jakarta Dianulir, Agung Laksono Ketum Golkar", diakses [[2 September]] [[2015]]]</ref>.
== [[Daftar Ketua Umum Partai Golkar|Ketua Umum DPP Golkar]] ==
|