Silsilah Dinasti Candra: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 18:
=== Garis keturunan Pururawa ===
 
[[Pururawa]] menikah dengan seorang apsari ([[bidadari]]) dan melahirkan [[Ayu (mitologi)|Ayu]]. Ayu memiliki putra bernama [[Nahusa]] yang terkenal. Nahusa menikah dengan Priyambada dan berputra Yayati. [[Yayati]] memiliki lima putra, yaitu: [[Yadu]], [[Turwasu]], [[Anu (Hindu)|Anu]], [[Druhyu]], [[Puru]]. Di antara kelima orang tersebut, Puru-lah yang menurunkan keluarga [[Bharata]], yaitu keluarga besar [[Pandawa]] dan [[Korawa]]. Puru menikahi Kausalya (Kosalya), kemudian menurunkan Janamejaya-1. Janamejaya-1 menikahi Ananta, kemudian menurunkan [[Pracinwan]] (Pracinwata). Pracinwata menikahi Asmaki, kemudian menurunkan Sanyati. Sanyati menikahi Warangi, kemudian menurunkan Ahayanti. Ahayanti menikahi Banumati, kemudian menurunkan Sarwaboma. Sarwaboma menikahi Sunanda-1, kemudian menurunkan Jayatsena, yang kemudian menikahi Susrawa, putri Raja [[Kerajaan Widarbha|Widarbha]], dan menurunkan Awacina. Awacina juga menikahi putri dari [[Kerajaan Widarbha]], bernama Maryada-1. Kemudian ia menurunkan Arihan-1. Arihan-1 menikahi Anggi kemudian menurunkan Mahaboma.
 
Mahaboma menikahi Suyadnya, putri Prasenajit. Darinya lahirlah Ayutanayi. Ayutanayi menikahi Kama, putri Pertusrawa. Darinya lahirlah Akrodana. Akrodana kemudian menikahi Karamba, putri dari [[Kerajaan Kalinga]]. Mereka memiliki putra bernama Dewatiti, dan Dewatiti menikahi Maryada-2, putri [[Kerajaan Wideha]]. Dewatiti menurunkan Arihan-2. Arihan-2 menikahi Sudewa, putri dari [[Kerajaan Anga]], dan darinya lahirlah Reksa. Reksa menikahi Jwala, putri dari [[Taksaka|Naga Taksaka]], dan menurunkan putra bernama Matinara. Matinara menikahi seorang putri dari lembah [[Sungai Saraswati]], kemudian menurunkan putra bernama Tansu. Tansu menikahi putri dari [[Kerajaan Kalinga]], dan memiliki putra bernama Ilina. Ilina menikahi Rathantari, dan memiliki lima putra, yang tertua bernama [[Duswanta]]. Duswanta menikahi [[Sakuntala]], kemudian menurunkan [[Bharata (raja)|Bharata]].
Baris 32:
=== Keturunan Prabu Santanu ===
 
[[Santanu]] menikahi [[Dewi Gangga]], yang kemudian memberinya seorang putra bernama [[Dewabrata]], namun di kemudian hari berganti nama menjadi [[Bisma]]. Lalu Santanu menikah dengan [[Satyawati]], alias Durgandini atau Gandhakali atau Gandhawati. Sebelumnya Satyawati pernah menikah dengan [[Parasara]], yang memberinya seorang putera bernama [[Byasa|Kresna Dwaipayana Wyasa]] atau [[Byasa|Resi Byasa]]. Dengan Satyawati, Santanu memiliki dua orang putra bernama [[Citrānggada]] dan [[Wicitrawirya]]. Setelah Citrānggada wafat di usia muda, Wicitrawirya menikahi dua orang putri dari [[Kerajaan Kasi]], bernama [[Ambika]] dan [[Ambalika]]. Ambika melahirkan [[Dretarastra]], dan Ambalika melahirkan [[Pandu]], sedangkan Widura lahir dari seorang dayang.
 
[[Dretarastra]] menikah dengan [[Gandari]] dan memiliki seratus putra atas pertolongan dari Resi [[Byasa]]. Di antara seratus putra Drestarastra, hanya empat yang terkemuka. Mereka adalah [[Duryodana]], [[Dursasana]], [[Wikarna]], dan [[Citrasena]]. [[Pandu]] memiliki dua orag istri, bernama [[Kunti]] (yang juga disebut Parta) dan [[Madri]]. Dari kedua istrinya, Pandu memiliki lima putra bernama [[Yudistira]], [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]], [[Arjuna]], [[Nakula]] dan [[Sadewa]]. Kelima pangeran tersebut dikenal dengan sebutan [[Pandawa]].
Baris 46:
* Silsilah di atas diringkas sehingga beberapa nama tokoh tidak dicantumkan.
* Nama tokoh yang dicetak tebal mengindikasikan bahwa tokoh tersebut pendiri suatu dinasti yang terkenal dalam ''Mahabharata''.
* Pada garis keturunan tokoh-tokoh dalam silsilah di atas, yang namanya dicantumkan paling kiri biasanya yang sulung, sedangkan yang paling kanan adalah yang bungsu.
* Versi ''Mahabharata'' memiliki sedikit perbedaan dengan versi ''Bhagawatapurana''.
* Ada beberapa tokoh yang memiliki nama lain dan memiliki nama yang sama. Pada zaman India Kuno, ada banyak raja yang memiliki nama sama dengan raja lainnya, seperti nama Dretarastra, Pandu, Bahlika, Arjuna, Parikesit, Janamejaya, dan lain-lain. Dalam penjelasan yang dipaparkan di atas, nama yang sama maksimal muncul dua kali, padahal ada banyak lagi tokoh yang menggunakan nama sama, seperti misalnya ada empat tokoh terkenal bernama Janamejaya, namun tidak ditampilkan di atas.