Sistiserkosis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
merged content
Ign christian (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 19:
'''Sistiserkosis''' adalah infeksi [[jaringan]] yang disebabkan oleh bentuk [[larva]] (cysticercus) [[Taenia]], yang disebut sistiserkus akibat termakan [[telur]] [[Platyhelminthes|cacing pita]] ''[[Taenia]]'',<ref name="Wandra 2003"> {{en}} Wandra, T., A. Ito, H. Yamasaki, T. Suroso, dan S. S. Margono. 2003. Taenia solium Cysticercosis, Irian Jaya, Indonesia. ''Journal of Emerging Infectious Disease'' 9 (7): 884-885.</ref> dari [[cacing pita babi]] (''Taeniasolium'').<ref>{{cite book|last1=Roberts|first1=Larry S.|last2=Janovy, Jr.|first2=John|title=Gerald D. Schmidt & Larry S. Roberts' Foundations of Parasitology|date=2009|publisher=McGraw-Hill Higher Education|location=Boston|isbn=978-0-07-302827-9|pages=348-351|edition=8}}</ref><ref name=WHO2013>{{cite web|title=Taeniasis/Cysticercosis  Fact sheet N°376|url=http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs376/en/|work=World Health Organization|accessdate=18 March 2014|date=February 2013}}</ref> [[Cacing pita babi]] dapat menyebabkan sistiserkosis pada manusia, sedangkan [[cacing pita sapi]] tidak dapat menyebabkan sistiserkosis pada manusia.<ref name="Grove"> {{en}} Grove, D. I. 1990. ''A History of Human Helminthology''. United Kingdom: CAB International.</ref> Gejalanya mungkin hanya sedikit atau tidak terlihat sama sekali selama bertahun-tahun,berkembang dari benjolan kira-kira satu atau dua sentimeter yang tak terasa sakit, atau [[neurocysticercosis|gejala neurologis]] jika yang terinfeksi adalah otak.<ref name=Garcia03/><ref name=Gar2002>{{cite journal |author=García HH, Evans CA, Nash TE, et al. |title=Current consensus guidelines for treatment of neurocysticercosis |journal=Clin. Microbiol. Rev. |volume=15 |issue=4 |pages=747–56 |date=October 2002 |pmid=12364377 |pmc=126865 |doi= 10.1128/CMR.15.4.747-756.2002|url=http://cmr.asm.org/cgi/pmidlookup?view=long&pmid=12364377}}</ref> Setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun benjolan ini mulai terasa sakit dan bengkak lalu berubah.<!-- <ref name=Garcia03/> --> Di negara berkembang ini adalah salah satu penyebab umum [[kejang]].<ref name=Garcia03/>
 
Sedangkan kemampuan ''[[Taenia asiatica]]'' dalam menyebabkan sistiserkosis belum diketahui secara pasti. <ref name="Simanjuntak"/> Terdapat dugaan bahwa ''Taenia asiatica'' merupakan penyebab sistiserkosis di [[Asia]]. <ref name=Simanjuntak>{{cite web
| last = Simanjuntak
| first = Gindo Mangara
Baris 41:
 
== Efek kesehatan ==
Sistiserkosis menimbulkan gejala dan efek yang beragam sesuai dengan [[lokasi]] [[parasit]] dalam tubuh. <ref name=Satrija> {{id}} Satrija, F. 2005. Helmintologi: Ciri Umum dan Morfologi Helminth. Bogor: Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Hal 1-5 </ref> Manusia dapat terjangkit satu sampai ratusan sistiserkus di jaringan tubuh yang berbeda-beda. <ref name=Satrija/> Sistiserkus pada manusia paling sering ditemukan di otak (disebut [[neurosistiserkosis]]), [[mata]], [[otot]] dan lapisan bawah [[kulit]]. <ref name=Wandra> {{cite journal
| author = Wandra, T., A. A. Depary, P. Sutisna, S. S. Margono, T. Suroso, M. Okamoto, P. S. Craig, dan A. Ito
| year = 2006
Baris 60:
Infeksi dapat dicegah secara efektif dengan kebersihan pribadi dan[[sanitasi]].<!-- <ref name=WHO2013/> --> Termasuk: memasak daging babi sampai matang,[[toilet]] layak dan peningkatan akses ke air bersih.<!-- <ref name=WHO2013/> --> Mengobati orang dengan taeniasis adalah penting guna mencegah penularan.<ref name=WHO2013/> Pengobatan penyakit yang tidak memengaruhi sistem saraf mungkin tidak diperlukan.<ref name=Garcia03/>  Pengobatan pada orang dengan neurocysticercosis bisa dengan [[praziquantel]] atau [[albendazole]].<!-- <ref name=WHO2013/> --> Obat-obatan ini mungkin harus dikonsumsi secara jangka panjang.<!-- <ref name=WHO2013/> --> [[Steroid]], sebagai anti radang selama pengobatan, dan [[pengobatan anti kejang]] mungkin juga diperlukan.<!-- <ref name=WHO2013/> --> Terkadang diperlukan tindakan operasi untuk mengangkat sista.<ref name=WHO2013/> 
 
<!-- Epidemiologi --> 
Cacing pita babi sangat umum di Asia, Afrika Sub-Sahara, dan Amerika Latin.<ref name=Garcia03>{{cite journal |author=García HH, Gonzalez AE, Evans CA, Gilman RH |title=''Taenia solium'' cysticercosis |journal=Lancet |volume=362 |issue=9383 |pages=547–56 |date=August 2003 |pmid=12932389 |pmc=3103219 |doi=10.1016/S0140-6736(03)14117-7 |url=http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0140-6736(03)14117-7}}</ref> Di beberapa area diyakini bila lebih dari 25% masyarakatnya telah terinfeksi.<ref name=Garcia03/> Di negara maju hal ini sangat jarang terjadi.<ref name=Bob2014/> Cacing ini menyebabkan 1.200 kematian di seluruh dunia pada tahun 2010, lebih dari 700 jiwa di tahun 1990.<ref name=Loz2012>{{cite journal |author=Lozano R, Naghavi M, Foreman K, ''et al.'' |title=Global and regional mortality from 235 causes of death for 20 age groups in 1990 and 2010: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2010 |journal=Lancet |volume=380 |issue=9859 |pages=2095–128 |date=December 2012 |pmid=23245604 |doi=10.1016/S0140-6736(12)61728-0 |url=http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S0140-6736(12)61728-0}}</ref> Cysticercosis juga memengaruhi babi dan sapi namun jarang yang menunjukkan gejalanya karena sebagian besar tidak berumur panjang.<ref name=WHO2013/> Penyakit ini muncul di manusia sejak dulu.<ref name=Bob2014>{{cite journal |author=Bobes RJ, Fragoso G, Fleury A, ''et al.'' |title=Evolution, molecular epidemiology and perspectives on the research of taeniid parasites with special emphasis on ''Taeniasolium'' |journal=Infect. Genet.Evol. |volume=23 |pages=150–60 |date=April 2014 |pmid=24560729 |doi=10.1016/j.meegid.2014.02.005 |url=http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1567-1348(14)00053-7}}</ref> Ini adalah salah satu [[penyakit tropis yang diabaikan]].<ref>{{cite web|title=Neglected Tropical Diseases|url=http://www.cdc.gov/globalhealth/ntd/diseases/index.html|website=cdc.gov|accessdate=28 November 2014|date=June 6, 2011}}</ref>
 
== Penyebaran di Indonesia ==
Di [[Kabupaten]] [[Jayawijaya]] [[Papua]], [[Indonesia]] ditemukan 66,3% (106 orang dari 160 responden) positif menderita taeniasis solium/sistiserkosis selulosae dari [[babi]] <ref name=Simanjuntak/>. Sementara 28,3% orang adalah penderita sistiserkosis yang dapat dilihat dan diraba benjolannya di bawah [[kulit]] .<ref name=Simanjuntak/>. Sebanyak 18,6% (30 orang) di antaranya adalah penderita sistiserkosis selulosae yang menunjukkan gejala [[epilepsi]] .<ref name=Simanjuntak/>. Dari 257 [[pasien]] yang menderita luka bakar di Papua, sebanyak 82,8% menderita epilepsi akibat adanya sistiserkosis pada otak. <ref name=Simanjuntak/>
 
Sebanyak 13,5% (10 dari 74 orang) pasien yang mengalami [[epilepsi]] di [[Bali]] didiagnosa menderita sistiserkosis di [[otak]]. <ref name=Margono ok 2001> {{cite journal
| author = Margono, S. S., T. Wandra, dan T. Suroso
| year = 2001
Baris 81:
| accessdate =
| language = English
}}</ref> Prevalensi taeniasis ''T. asiatica'' di [[Sumatera Utara]] berkisar 1,9%-20,7%. <ref name=Wandra/> Kasus ''T. asiatica'' di [[Provinsi]] ini umumnya disebabkan oleh konsumsi [[daging]] [[babi hutan]] setengah matang. <ref name=Wandra/>
 
==Referensi==