Huria Kristen Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan Edward Manalu (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Wagino Bot
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k tidy up, replaced: mengijinkan → mengizinkan
Baris 36:
Satu tahun kemudian, RMG mengutus seorang misionaris , yaitu [[Ludwig Ingwer Nommensen|Pdt. Dr. I.L Nommensen]], yang akhirnya digelari sebagai Rasul Orang Batak. Ia sampai di Barus pada tanggal 14 Mei 1862 dan terus ke Sipirok bergabung dengan misionaris Pdt. Heyni dan Pdt. Klammer. Setelah berdiskusi dengan kedua Misioanaris ini, disepakati pembagian wilayah pelayanan, bahwa Nomensen akan bekerja di Silindung. Kunjungan pertama ke Tarutung dilakukan oleh Nomensen pada 11 November 1863. Pada kunjungan pertama ini, Nomensen diterima oleh Ompu Pasang (Ompu Tunggul) kemudian tinggal dirumahnya yang daerahnya masuk dalam kekuasaan Raja Pontas LumbanTobing. Dari sini Nomensen kemudian kembali ke Sipirok untuk mempersiapkan segala sesuatunya yang diperlukan dalam pelayanannya.
 
Pada pertengahan tahun berikutnya, [[1864]], Nomensen dengan membawa semua perlengkapannya berangkat kembali ke Tarutung, dan tiba di Tarutung pada tanggal [[07 Mei]] 1864. Nomensen kembali kerumah Ompu Pasang (Ompu Tunggul), tetapi dia ditolak. Di Onan Sitahuru, Nomensen duduk dan merenung di bawah sebatang pohon beringin (hariara) untuk memikirkan apa yang akan dia perbuat. Nomensen lalu pergi kedesa lain dan sampai ke di desa Raja Aman Dari LumbanTobing. Nommensen berharap Raja Aman Dari Lumbantobing dapat mengijinkannyamengizinkannya tinggal di atas lumbung padinya. Akan tetapi raja [[Aman Lumbantobing]] sedang pergi kedesa lain membawa isterinya yang sedang sakit keras. Melalui seorang utusan, Nommensen menyampaikan niatnya ini kepada Raja Aman Lumbantobing, akan tetapi Raja Aman Lumbantobing menolak. Nommensen kemudian meminta utusannya ini untuk kembali menemui Raja Aman Lumbantobing untuk kedua kalinya dengan pesan, “bahwa sekembalinya Raja Aman ke desanya, penyakit istrinya akan hilang”. Raja Aman kemudian berkata, apabila perkataan Nomensen itu benar, maka dia akan mengizinkan Nomensen tinggal dirumahnya. Penyakit istri Raja Aman sembuh. Raja Aman Lumbantobing kemudian mengizinkan Nomensen tinggal dirumahnya.
 
Akan tetapi, pada mulanya Raja [[Pontas LumbanTobing]] tidak mau menerima Nommensen. Dia berusaha memengaruhi Raja-Raja di [[Silindung]] supaya menolak Nomensen. Sebaliknya, Raja Aman Dari LumbanTobing, juga berusaha memengaruhi Raja-Raja di Silindung untuk menerimanya. Sehingga masyarakat di sekitar Silindung terbagi dua dalam hal penerimaan terhadap Nomensen. Walaupun masyarakat Silindung terbagi dua (ada yang menerima dan ada yang menolak Nommensen), Nommensen tetap berada di [[Tarutung]] dan memulai pelayanannya mengabarkan Injil.