Samudramantana: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di masa + pada masa , -Di masa +Pada masa ) |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 5:
Selain di India, kisah ini terkenal di lingkungan kerajaan-kerajaan yang dipengaruhi budaya Hindu, seperti [[Kerajaan Khmer]] di [[Kamboja]] dan Kerajaan-kerajaan [[Jawa]] Kuno di [[Indonesia]], serta [[Thailand]]. [[Relief rendah]] yang besar dan indah terdapat di dinding candi [[Angkor Wat]], terdapat pula mastaka atau kemucak candi berupa replika adegan Samudra Manthana di [[Trowulan]], [[Majapahit]]. Pada masa kini adegan Samudramanthana menjadi hiasan yang terkenal di [[Bandara Suwarnabhumi]], [[Bangkok]], [[Thailand]].
== Kisah Pengadukan Samudra Susu ==
{{multiple image
| direction = vertical
Baris 19:
Dari dalam adukan ini muncullah racun berbahaya yang disebut [[Halahala]]. Racun ini demikian berbahaya sehingga dapat memusnahkan alam semesta. Wisnu membujuk [[Siwa]] untuk membantu, maka Siwa menelan racun ini dan menyelamatkan jagat raya. Pasangan Siwa, [[Parwati]] membantu menekan leher Siwa agar racun tidak lolos keluar. Karena hal ini leher Siwa berubah menjadi biru, sehingga muncul julukan Siwa sebagai ''Nilakanta'' (sansekerta: ''nila''= biru, ''kantha''= leher).
== Ratna ==
Dari adukan ini muncullah beberapa harta benda berharga (dianggap ''ratna'' atau "permata") yaitu:
* [[Lakshmi]], dewi keberuntungan dan kekayaan - yang akhirnya menerima Wishnu sebagai suaminya.
Baris 52:
* Nidra binatang seperti kuskus
== Samudramanthana di Indonesia ==
[[
Kisah ini telah begitu dikenal oleh masyarakat pendukung budaya Hindu pada waktu itu dengan diketahui telah disalinnya kisah ini ke dalam bahasa Jawa Kuno (dijawakan) semenjak zaman [[Dharmawangsa Teguh]], Raja [[Mataram Hindu]] yang memerintah pada sekitar tahun 991 M-1016 M. <ref name="buku"> Marwati Djoened, Poesponegoro, ed. Sejarah Nasional Indonesia, Jil. II, ed.4; Cet 5, Jakarta: Balai Pustaka. 1984. hlm. 255.</ref> Masyarakat [[Jawa Kuno]] telah menganggap cerita ini sebagai cerita Jawa Kuno asli, dan segala sesuatunya tentang cerita ini dianggap terjadi di tanah [[Jawa]]. Keadaan ini sebenarnya disebabkan oleh kebijaksanaan dan kecerdasan dari para sastrawan yang telah mampu memindahkan alam pikiran para pembaca dan pendengarnya dari suasana [[India]] menjadi suasana [[Jawa]] asli.
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:
|