Sejarah majalah elektronik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '{{dalam perbaikan}} 1.1 Media Massa dan Perkembangannya Menurut Kheeshadeh (2012:1672-1693) media massa adalah sebuah istilah sederhana yang meliputi susunan yang t...'
Tag: mengosongkan halaman [ * ]
 
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{dalam perbaikan}}
 
1.1 === Media Massa dan Perkembangannya ===
 
Menurut Kheeshadeh (2012:1672-1693) mediaMedia massa adalah sebuah istilah sederhana yang meliputi susunan yang tak terhitung jumlahnya dari lembaga dan individu yang berbeda dalam tujuan, ruang lingkup, metode dan konteks budaya <ref>Kheeshadeh, Maryam. (2010). “Effects Of Globalization On Mass Media In The World”. International Journal of Asian Social Science 2(10):1672-1693</ref>. Media massa mencakup semua bentuk informasi yang dikomunikasikan kepada kelompok individu yang besar dengan menggunakan jaringan internasional. Tidak ada standar untuk seberapa besar publik yang diperlukan sebelum komunikasi dapat dikategorikan sebagai "komunikasi massa”. Pada sekitar tahun 2000-an, klasifikasi yang disebut "tujuh media massa" menjadi popular sebagai media perantara komunikator dengan masyarakat. Ketujuh media serta perkembangannya adalah sebagai berikut:
1). Media Cetak (buku, pamflet, koran, majalah dan lain-lain) dari akhir abad ke-15.
2). Rekaman (piringan hitam, kaset magnetik, kaset, cartridge, CD, DVD) dari akhir abad ke-19.
3). Cinema dari sekitar tahun 1900-an.
4). Radio dari sekitar tahun 1910-an.
5). Televisi dari sekitar tahun 1950-an.
6). Internet dari sekitar tahun 1990-an.
7). Ponsel dari sekitar tahun 2000-an.
 
Mengingat fungsi media massa yang dapat didefinisikan sebagai agen utama dalam proses hubungan internasional, banyak teori komunikasi yang muncul dan menafsirkan bentuk-bentuk hubungan yang telah dihasilkan dari media massa. Salah satu model komunikasi yang paling utama yang mendefinisikan hubungan ini sebagai sebuah "eksploitasi" atau "ketergantungan asimetris" adalah teori Boyd-Barrett mengenai "Media Imperialisme", yang menjelaskan mengenai perubahan yang dapat terjadi sebagai akibat dari sebuah media massa (<ref>Erdem, B. Kaya. (2011). “The Place Of Public Diplomacy In The Asymmetric Media Conflict: The “Hasbara Example” In The Hezbollah –Israel Media War”. Vol. 1 No. 16</ref>.
 
1.2 === Jenis-Jenis Media Massa Modern ===
 
Menurut Straubhaar, La Rose dan Davenport (2012), beberapa jenis media massa modern meliputi buku, koran, rekaman musik, radio, film atau video, televisi, internet, public relations, periklanan. Namun, menurut Kheeshadeh, dijelaskan bahwa pada akhir abad ke-20, media massa dapat diklasifikasikan menjadi delapan industri media massa: buku, koran, majalah, rekaman, radio, film, televisi dan internet. Dengan ledakan teknologi komunikasi digital pada akhir abad ke-21, bentuk media yang harus diklasifikasikan sebagai "media massa" telah menjadi lebih menonjol.
Namun, menurut Kheeshadeh (2012:1672-1693), dijelaskan bahwa pada akhir abad ke-20, media massa dapat diklasifikasikan menjadi delapan industri media massa: buku, koran, majalah, rekaman, radio, film, televisi dan internet. Dengan ledakan teknologi komunikasi digital pada akhir abad ke-21, bentuk media yang harus diklasifikasikan sebagai "media massa" telah menjadi lebih menonjol.
Dalam karya tulis ini, media yang akan menjadi fokus adalah media majalah.
 
2.1 === e-Magazine ===
 
Secara definisi, majalah adalah sebuah media publikasi berkala yang berisi berbagai artikel, umumnya dibiayai oleh iklan dan atau pembelian oleh pembaca itu sendiri. Majalah biasanya diterbitkan mingguan, dua mingguan, bulanan, dua bulanan atau triwulanan, dengan tanggal penutup yang ada di sebelum tanggal itu diterbitkan. Majalah itu sendiri sering dicetak dalam berwarna, dan dibentuk dengan soft cover (<ref>Kheeshadeh, 2012Maryam. (2010). “Effects Of Globalization On Mass Media In The World”. International Journal of Asian Social Science 2(10):1672-1693)</ref>.
Majalah dapat dikategorikan ke dalam dua kategori utama yaitu majalah konsumen dan majalah bisnis. Secara lebih detil, Majalah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1). Majalah untuk kepentingan umum (misalnya Frontline, India Today, The Week, The Sunday Times)
2). Majalah kepentingan khusus (perempuan, olahraga, bisnis, scuba diving dan lain-lain)
 
e-Magazine yang merupakan pengembangan dari majalah fisik adalah nama yang diberikan untuk majalah yang didistribusikan melalui metode elektronik. Terkadang, e-Magazine dapat juga disebut dengan sinonim 'Online Magazine' dan 'Webzine'. Tetapi, dalam sehari-hari, e-Magazine lebih dikenal dengan sebutan ‘Ezines’ (<ref>McCabe, Chris. (2012). Rich text: A guide for poets publishing their work in ezines. Scotland: ALA Edition</ref>.
e-Magazine diciptakan lebih fokus pada masyarakat yang memiliki kebiasaan untuk bekerja atau beraktifitas di depan komputer atau tablet. Dengan media tersebutlah e-Magazine dapat diakses walaupun pada dasarnya, e-Magazine dan magazine memiliki fungsi dan tujuan yang sama, yaitu sebagai media penyaluran informasi untuk dibaca oleh masyarakat.
Menurut McCabe (2012), e-Magazine sampai kapanpun tidak akan bisa menggantikan fungsi dari majalah fisik. Majalah memiliki kelebihan yang tidak akan bisa diganti oleh e-Magazine, terutama dalam sudut pandang visual, kepadatan, ketahanan dan kemudahan untuk dibawa. Sedangkan e-Magazine, memiliki kelebihan dalam hal biaya akses yang lebih murah dan cara mengakses yang lebih menghemat waktu.
 
e-Magazine diciptakan lebih fokus pada masyarakat yang memiliki kebiasaan untuk bekerja atau beraktifitas di depan komputer atau tablet. Dengan media tersebutlah e-Magazine dapat diakses walaupun pada dasarnya, e-Magazine dan magazine memiliki fungsi dan tujuan yang sama, yaitu sebagai media penyaluran informasi untuk dibaca oleh masyarakat.
2.2 Perkembangan e-Magazine
 
Menurut McCabe (2012), e-Magazine sampai kapanpun tidak akan bisa menggantikan fungsi dari majalah fisik. Majalah memiliki kelebihan yang tidak akan bisa diganti oleh e-Magazine, terutama dalam sudut pandang visual, kepadatan, ketahanan dan kemudahan untuk dibawa. Sedangkan e-Magazine, memiliki kelebihan dalam hal biaya akses yang lebih murah dan cara mengakses yang lebih menghemat waktu <ref>McCabe, Chris. (2012). Rich text: A guide for poets publishing their work in ezines. Scotland: ALA Edition</ref>.
Menurut Straubhaar, LaRose dan Davenport (2012), majalah mulai berkembang di Inggris pada tahun 1700-an. Majalah pada saat itu membawa berita fiksi dan non-fiksi dalam berbagai segmen, tergantung pada pembaca tersebut. Majalah pertama yang terbit adalah Majalah Gentleman Inggris sekitar tahun 1731, dimana ciri khas dari majalah tersebut adalah sisi majalah yang elegan dan berita lucu tentang sastra, politik, sejarah, biografi, dan kritik (Riley, 1993). Formula ini masih mencirikan konten majalah yang sifatnya variatif seperti humor; fiksi; dan esai tentang politik, sastra, musik, teater, dan orang-orang terkenal.
Sekitar tahun 1920, majalah bersaing dengan radio dan film sebagai media untuk mengisi waktu luang masyarakat. Beberapa majalah tidak beradaptasi dengan baik untuk berkompetisi dengan pesaing dan akhirnya tidak dapat bertahan. Beberapa majalah berkualitas seperti Harper Monthly dan Atlantic Monthly juga hampir tutup walaupun mereka memiliki pelanggan yang setia. Majalah baru mencoba untuk mencari kebutuhan masyarakat dan memberikan informasi tentang kebutuhan tersebut (Payne, 1993). Majalah yang sukses pada saat itu memiliki penjualan yang sangat tinggi sehingga dapat mengurangi biaya produksi dan biaya konsumen untuk mendapatkan majalah (Straubhaar, LaRose, dan Davenport, 2012).
Majalah menjadi media massa utama. Salah satu majalah yang sempat popular, Saturday Evening Post difokuskan pada prestasi bisnis Amerika, inspirasional kisah sukses, kisah aksi, roman, dan beberapa laporan faktual. Namun, hal tersebut tidak memengaruhi kekuatan dari media massa televisi yang lebih banyak disukai oleh masyarakat dan akhirnya pada tahun 1969, media massa majalah terkemuka di Amerika tersebut pun menyatakan bangkrut. Sejak saat itu, majalah sulit mengalami perkembangan dan hanya bergerak “dibawah” televisi yang pada era tersebut jauh lebih menarik dibandingkan majalah (Straubhaar, LaRose, dan Davenport, 2012).
Setelah terjadinya keruntuhan ekonomi global pada tahun 2008, dimana penerbit majalah mengalami kehancuran yang sangat parah dimana para penerbit membuat kesalahan fatal dengan memilih untuk menerapkan harga yang terlalu mahal dibandingkan dengan mencari pemasukan dari iklan. Dari saat itulah, para penerbit mulai mencari ide untuk dapat memperbaiki keadaan tersebut (Inman dan Wyke, 2014).
Dengan keadaan yang membingungkan dan melemahkan keadaan perindustrian majalah, penerbit majalah bergegas untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Obsesi mereka dengan bekerja sama dengan iPad dimulai pada masa awal pengembangan, jauh sebelum pada akhirnya dirilis pada musim semi 2010 yang akhirnya berubah pasar. Tablet dan ponsel dipandang sebagai salah satu cara untuk membuat pendapatan iklan mengalami keruntuhan karena sistemnya yang lebih mudah dan sederhana (Inman dan Wyke, 2014).
Pada akhir tahun 2011, penerbit mulai merasakan adanya dampak-dampak yang bisa membuat majalah online mengalami kesulitan dan membuat para penerbit mulai melakukan pengaturan penerbitan dengan sistem tertentu sehingga nantinya dapat menjangkau segmen-segmen pasar secara lebih detil (Inman dan Wyke, 2014).
 
2.3 Kelebihan== dan KekuranganPerkembangan e-Magazine ==
 
Menurut Straubhaar, LaRose dan Davenport (2012), majalahMajalah mulai berkembang di Inggris pada tahun 1700-an. Majalah pada saat itu membawa berita fiksi dan non-fiksi dalam berbagai segmen, tergantung pada pembaca tersebut <ref>Straubhaar, J., LaRose, R., Davenport, L. (2012). Media Now: Understanding Media, Culture, and Technology, Seventh Edition. Canada: Cengage Learning</ref>. Majalah pertama yang terbit adalah Majalah Gentleman Inggris sekitar tahun 1731, dimana ciri khas dari majalah tersebut adalah sisi majalah yang elegan dan berita lucu tentang sastra, politik, sejarah, biografi, dan kritik (Riley, 1993). Formula ini masih mencirikan konten majalah yang sifatnya variatif seperti humor; fiksi; dan esai tentang politik, sastra, musik, teater, dan orang-orang terkenal.
e-Magazine pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan majalah fisik. Beberapa kelebihan dan kekurangan dari e-Magazine menurut Straubhaar, LaRose, dan Davenport (2012), Mc Cabe (2012) dan Kheeshadeh (2012) dapat diuraikan sebagai berikut:
 
Sekitar tahun 1920, majalah bersaing dengan radio dan film sebagai media untuk mengisi waktu luang masyarakat. Beberapa majalah tidak beradaptasi dengan baik untuk berkompetisi dengan pesaing dan akhirnya tidak dapat bertahan. Beberapa majalah berkualitas seperti Harper Monthly dan Atlantic Monthly juga hampir tutup walaupun mereka memiliki pelanggan yang setia. Majalah baru mencoba untuk mencari kebutuhan masyarakat dan memberikan informasi tentang kebutuhan tersebut (Payne, 1993). Majalah yang sukses pada saat itu memiliki penjualan yang sangat tinggi sehingga dapat mengurangi biaya produksi dan biaya konsumen untuk mendapatkan majalah (<ref>Straubhaar, J., LaRose, danR., Davenport, L. (2012). Media Now: Understanding Media, Culture, and Technology, Seventh Edition. Canada: Cengage Learning</ref>.
 
Majalah menjadi media massa utama. Salah satu majalah yang sempat popular, Saturday Evening Post difokuskan pada prestasi bisnis Amerika, inspirasional kisah sukses, kisah aksi, roman, dan beberapa laporan faktual. Namun, hal tersebut tidak memengaruhi kekuatan dari media massa televisi yang lebih banyak disukai oleh masyarakat dan akhirnya pada tahun 1969, media massa majalah terkemuka di Amerika tersebut pun menyatakan bangkrut. Sejak saat itu, majalah sulit mengalami perkembangan dan hanya bergerak “dibawah” televisi yang pada era tersebut jauh lebih menarik dibandingkan majalah (<ref>Straubhaar, J., LaRose, danR., Davenport, L. (2012). Media Now: Understanding Media, Culture, and Technology, Seventh Edition. Canada: Cengage Learning</ref>.
 
Setelah terjadinya keruntuhan ekonomi global pada tahun 2008, dimana penerbit majalah mengalami kehancuran yang sangat parah dimana para penerbit membuat kesalahan fatal dengan memilih untuk menerapkan harga yang terlalu mahal dibandingkan dengan mencari pemasukan dari iklan. Dari saat itulah, para penerbit mulai mencari ide untuk dapat memperbaiki keadaan tersebut (<ref>Inman, danJ., Wyke, J. (2014). “Van. We Were Promised Jetpacks: The Digital Magazine Non-Revolution and the Waning Promise of an Enhanced Content Explosion”. Vol. 15, No. 2</ref>.
 
Dengan keadaan yang membingungkan dan melemahkan keadaan perindustrian majalah, penerbit majalah bergegas untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Obsesi mereka dengan bekerja sama dengan iPad dimulai pada masa awal pengembangan, jauh sebelum pada akhirnya dirilis pada musim semi 2010 yang akhirnya berubah pasar. Tablet dan ponsel dipandang sebagai salah satu cara untuk membuat pendapatan iklan mengalami keruntuhan karena sistemnya yang lebih mudah dan sederhana (<ref>Inman, danJ., Wyke, J. (2014). “Van. We Were Promised Jetpacks: The Digital Magazine Non-Revolution and the Waning Promise of an Enhanced Content Explosion”. Vol. 15, No. 2</ref>.
 
Pada akhir tahun 2011, penerbit mulai merasakan adanya dampak-dampak yang bisa membuat majalah online mengalami kesulitan dan membuat para penerbit mulai melakukan pengaturan penerbitan dengan sistem tertentu sehingga nantinya dapat menjangkau segmen-segmen pasar secara lebih detil (<ref>Inman, danJ., Wyke, J. (2014). “Van. We Were Promised Jetpacks: The Digital Magazine Non-Revolution and the Waning Promise of an Enhanced Content Explosion”. Vol. 15, No. 2</ref>.
 
== Kelebihan dan Kekurangan e-Magazine ==
 
e-Magazine pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan majalah fisik. Beberapa kelebihan dan kekurangan dari e-Magazine menurut Straubhaar, LaRose, dan Davenport (2012), Mc Cabe (2012) dan Kheeshadeh (2012) dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kelebihan dari e-Magazine dari sisi Pembaca
Beberapa kelebihan dari e-Magazine jika dilihat dari sisi pembaca meliputi efektifitas dan efisiensi dari sistem akses e-Magazine itu sendiri, yang berarti dengan e-Magazine, kelebihan yang didapatkan adalah waktu dan biaya yang lebih minim untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan atau diinginkan. Selain itu, e-Magazine dapat disimpan dalam bentuk arsip dan dapat dibaca dimanapun dan kapanpun tanpa perlu takut berita yang diinginkan akan hilang karena berita tersebut dapat diakses melalu media online.
Baris 52 ⟶ 58:
Kekurangan dari e-Magazine dilihat dari sisi penerbit memang tidak terlalu banyak. Namun salah satu kelemahan dari e-Magazine adalah sulitnya pihak penerbit untuk menjangkau pasar-pasar menengah ke bawah yang sebenernya masih dapat dicapai.
 
2.4 == Dampak Kehadiran e-Magazine Bagi Budaya Masyarakat ==
 
Menurut Kheeshadeh (2012:1672-1693), e-Magazine merupakan sebuah media informasi baru yang berbasis teknologi. Lahirnya e-Magazine tentunya akan membawa perubahan budaya masyarakat, terutama masyarakat Indonesia. Ada beberapa negara yang lebih memilih untuk menolak budaya baru dikarenakan adanya rasa takut apabila nantinya budaya baru tersebut akan mengikis kekuatan budaya lama yang telah menjadi adat tersendiri. Di sisi lain, beberapa negara lain lebih memilih untuk menggunakan budaya baru dikarenakan budaya baru mampu memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat. Fenomena budaya baru yang sering disebut sebagai cultural imperialism memang memunculkan pro dan kontra di beberapa daerah tertentu, oleh karena itu, kehadiran media baru seperti e-Magazine juga tidak sepenuhnya dapat diterima oleh semua negara.
 
Di Indonesia sendiri, dampak dari perkembangan dunia digital cukup diterima oleh masyarakat. Dari total 255.5 juga masyarakat Indonesia, 72.7 juta masyarakat merupakan pengguna internet aktif dan dari 72.7 juta tersebut, ditemukan bahwa 54.2% nya adalah masyarakat yang menggunakan internet untuk mencari berita dan informasi terkini. (Sumber: <ref>https://id.techinasia.com/tingkah-laku-pengguna-internet-indonesia/)</ref>. Dengan fungsi e-Magazine yang merupakan media penyalur berita dan informasi secara periodik, maka dapat disimpulkan bahwa memang e-Magazine cukup diterima oleh masyarakat Indonesia.
Menurut Kheeshadeh (2012:1672-1693), e-Magazine merupakan sebuah media informasi baru yang berbasis teknologi. Lahirnya e-Magazine tentunya akan membawa perubahan budaya masyarakat, terutama masyarakat Indonesia. Ada beberapa negara yang lebih memilih untuk menolak budaya baru dikarenakan adanya rasa takut apabila nantinya budaya baru tersebut akan mengikis kekuatan budaya lama yang telah menjadi adat tersendiri. Di sisi lain, beberapa negara lain lebih memilih untuk menggunakan budaya baru dikarenakan budaya baru mampu memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat. Fenomena budaya baru yang sering disebut sebagai cultural imperialism memang memunculkan pro dan kontra di beberapa daerah tertentu, oleh karena itu, kehadiran media baru seperti e-Magazine juga tidak sepenuhnya dapat diterima oleh semua negara.
Di Indonesia sendiri, dampak dari perkembangan dunia digital cukup diterima oleh masyarakat. Dari total 255.5 juga masyarakat Indonesia, 72.7 juta masyarakat merupakan pengguna internet aktif dan dari 72.7 juta tersebut, ditemukan bahwa 54.2% nya adalah masyarakat yang menggunakan internet untuk mencari berita dan informasi terkini. (Sumber: https://id.techinasia.com/tingkah-laku-pengguna-internet-indonesia/). Dengan fungsi e-Magazine yang merupakan media penyalur berita dan informasi secara periodik, maka dapat disimpulkan bahwa memang e-Magazine cukup diterima oleh masyarakat Indonesia.
 
2.4.1 Hasil Observasi Mengenai Dampak e-Magazine Terhadap Sistem Mencari Informasi