The Rollies: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 24:
| pastmembers = Deddy Stanzah<br /> Iwan Krisnawan
| awards =<br />
* Tanggal 5 Juni 1979 Menteri Lingkungan Hidup, Dr. [[Emil Salim]] memberikan penghargaan berupa Anugerah [[Kalpataru]] untuk lagu ''Kemarau'' karya [[Oetje F Tekol]] yang dipopulerkan The Rollies lewat album ''Kemarau'' yang dirilis tahun 1979 oleh [[Musica Studios]]. Lagu ini dinilai memberikan pesan pesan terhadap lingkungan hidup yang telah mencapai titik kritis saat itu.
* Tanggal [[23 Maret]] tahun [[2011]], bertepatan dengan Perayaan [[Hari Musik Nasional]], The Rollies menerima Penghargaan Nugraha Bhakti Musik Indonesia (NBMI) dari Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI).<ref>{{cite web|url=http://www.antaranews.com/berita/1300963597/menbudpar-sematkan-satyalencana-kebudayaan-2010|title=:: Menbudpar Sematkan Satyalencana Kebudayaan 2010 :: |accessdate=2011-04-03}}</ref>
}}
'''[[The Rollies]]''' adalah sebuah [[grup musik]] [[jazz rock]], [[pop]], soul [[funk]] asal [[Indonesia]] yang dibentuk di [[Bandung]] pada tahun [[1967]] dan sempat populer di era [[1960|60-an]] sampai dengan akhir 90[[1980|-an]]. Para personilnya antara lain terdiri dari [[Bangun Sugito]] ([[vokal]]), [[Delly Joko Arifin]] ([[kibor|keyboards]]/[[vokal]]), dan [[Teungku Zulian Iskandar]] ([[saxophone]])
== Perjalanan karier ==
Baris 35:
'''The Rollies''' terbentuk atas gagasan Deddy Sutansyah yang kemudian lebih dikenal sebagai [[Deddy Stanzah]]. Di pertengahan era [[1960|60-an]] Deddy mengajak seorang [[drummer]], Iwan Iskandar, dan [[gitaris]], Tengku Zulian Iskandar Madian, dari kelompok Delimas serta Delly dari kelompok Genta Istana. Deddy lalu memilih nama Rollies sebagai identitas baru dari nama bandnya itu.<ref name="bio">[http://mellowtone.multiply.com/journal/item/353/Grup_yang_tak_Pernah_Membubarkan_Diri_The Rollies di Rumah Musik Denny Sakrie], Rumah Musik Denny Sakrie, diakses 25 April 2011</ref>
Rollies itu berasal dari jenis rambut mereka berempat. Kebetulan [[Deddy Stanzah|Deddy]] dan Iskandar berambut roll (keriting), sedangkan Delly dan Iwan berambut lurus. Kemudian disingkat menjadi rollies, Saat pertama terbentuk The Rollies sering membawakan repertoar lagu-lagu dari [[grup musik]] luar negeri di antaranya seperti [[The Beatles]], [[Bee Gees]], [[The Rolling Stones]]. Pada saaat itu memang eranya British Invasion. Kemudian di penghujung tahun [[1967]] [[Bangun Sugito]], alias Gito Rollies, mulai bergabung bersama The Rollies sebagai [[vokalis]]. Di [[grup musik]] sebelumnya, [[Bangun Sugito|Gito]] sering membawakan lagu-lagu dari [[Tom Jones]], [[Engelbert
=== Perubahan warna musik ===
Baris 50:
Ketenaran The Rollies mulai runtuh. Tiga di antara personelnya terlibat penggunaan psikotropika. Kemudian [[Deddy Stanzah]] memilih mundur dari The Rollies dan Iwan Krisnawan meninggal dunia pada tahun [[1974]]. Posisi vokalis hanya tinggal [[Bangun Sugito|Gito]] sendiri. Namun, [[The Rollies]] yang sedang banyak mengalami cobaan akhirnya bisa memulihkan diri. Direkrutlah [[Oetje F Tekol]] ([[bass]]) dan [[Jimmie Manoppo]] ([[drum]]) yang menjadikan The Rollies seolah memiliki energi baru. The Rollies kembali merilis album baru pada tahun [[1976]] di bawah label rekaman Hidayat Audio [[Bandung]]. Uniknya album itu berbentuk live yang diambil dari rekaman pertunjukan The Rollies saat manggung di [[Taman Ismail Marzuki]] pada 2 dan [[3 Oktober]] tahun [[1976]]. Album ini bisa dianggap sebagai album live pertama dari sebuah grup [[rock]] di [[Indonesia]].<ref name="bio dua" />
Setelah itu The Rollies merilis album ''Tiada Kusangka'' yang merupakan repackage atas lagu-lagu yang pernah mereka bawakan di album-album ketika [[Deddy Stanzah]] dan Iwan Krisnawan masih bergabung dalam The Rollies. Selanjutnya di era [[1977]]-[[1979]], The Rollies mendapat kontrak rekaman dari [[Musica Studios|Musica Studio's]]. Ini bisa dianggap sukses kedua dalam perjalanan karier grup ini. Karena di era inilah The Rollies banyak menghasilkan hits seperti Sinar Yang Hilang ([[Wandi Kuswandi]]), Dansa Yok Dansa, dan Bimbi ([[Titiek Puspa]]), Hari Hari dan Kemarau ([[Oetje F Tekol]]), hingga Kau yang Kusayang (Antonius).<ref name="bio dua" />
Di era ini di samping menggunakan nama New Rollies, Delly dan kawan-kawan mulai membuka diri dengan menyanyikan lagu-lagu karya komposer di luar The Rollies, misalnya [[A. Riyanto]], [[Titiek Puspa]], [[Johannes Purba]], Antonius. Setelah The Rollies merilis album ''Keadilan (1977)'' [[Benny Likumahuwa]] mengundurkan diri dan lebih banyak berkutat di musik [[jazz]]. Posisinya lalu digantikan oleh [[Wawan Tagalos]]. Tengku Zulfian Iskandar Madian juga mengundurkan diri setelah merilis album ''[[Dansa Yok Dans|Dansa Yok Dansa]] (1977)'', posisinya kemudian digantikan [[Pomo]] dari The Pro's.<ref name="bio dua" />
Baris 59:
====The Rollies – Pop Sound Phillips ,1969====
Semua lagu dalam album debut The Rollies yang dirilis di Singapore ini merupakan cover version atas sejumlah hits mancanegara saat itu antara lain seperti ''Sunny'' ([[Bobby Hebb]]) maupun ''Love Of A Woman'' ([[Samantha Sang]]). Tak ketinggalan pula aroma black music dari 3 hits James Brown ''I Feel Good'', ''It’s A Man’s Man’s Man’s World'' dan ''Cold Sweat'', semuanya diekspresikan oleh Bangun Soegito Tukiman yang sejak saat itu ditahbiskan sebagai James Brown Indonesia. Istimewanya The Rollies tak sekedar sebagai grup peraga lagu saja. Mereka menginjak wilayah kreatif dengan arransemen yang lebih bernas. Makanya tak heran, banyak yang menyangka B-side Hits nya kelompok Love Affair ''Gone Are The Songs Of Yesterday'' adalah karya The Rollies.
====Let’s Start Again – Remaco 1971====
Ini album pertama Rollies di negeri sendiri setelah melanglangbuana dibeberapa kota Asia Tenggara. Cengkeraman pengaruh James Brown, [[The Rolling Stones]] hingga kelompok beralas brass seperti [[Blood Sweat & Tears]], [[Chicago]], maupun [[Tower Power]] kuat membekap The Rollies. Simaklah ''My Iggy'' yang didesahkan Deddy Sutansjah bagai kembar siam [[Mick Jagger]]. Dengar pula Gito bagai gaung ghetto membaurkan
====The Rollies – Remaco 1972====
Baris 70:
====Sign Of Love – Purnama Record 1973====
Entah kenapa bisa terjadi salah cetak pada judul album yang seharusnya ''Sign of Love'' malah tercetak ''Sing Of Love''. Tapi dalam musik, The Rollies tetap tak salah kaprah. Mereka tetap konsisten, walau ditendang oleh Remaco karena musiknya dianggap tidak memiliki potensi sebagai album komersiel. Album ini seolah merupakan bagian ketiga dari trilogi yang merajut album ''Let’s Start Again'' dan ''The Rollies''. Namun ada daya tarik lain yang mencuat disini dengan meraungnya bunyi bunyian ARP synthesizers. Delly Djoko Alipin bagai dirasuki jemari [[Keith Emerson]] dan [[Stevie Wonder]]. Dia kerap menerapkan teknik glissando. Konon, untuk pertamakalinya
====The Rollies Live In TIM – Hidajat Audio 1976====
Bisa dianggap album live pertama dalam konstelasi musik rock Indonesia. Direkam oleh dedengkot jazz [[Jack Lesmana]] pada saat The Rollies menggelar konser dua malam berturut-turut 2 dan 3 Oktober 1976 di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Album ini seolah mengobati kerinduan penggemar The Rollies setelah 3 tahun tak merilis album satu pun. Dengan 2 personil baru [[Oetje F Tekol]] (bass) dan [[Jimmie Manoppo]] (drums), The Rollies makin terlihat kian matang dalam departemen musik. Bonnie Nurdaya menggantikan almarhum Iwan Krisnawan menyenandungkan ''Salam Terakhir'' yang terasa mengiris kalbu. Selebihnya The Rollies membawakan repertoire asing seperti ''Free'' (Chicago), ''You’ re Still A Young Man'' (Tower of Power), ''King Arthur'' ([[Rick Wakeman]]), ''It’s A Man’s Man’s Man’s World'' (James Brown) serta lagu yang seolah menjadi signature The Rollies ''Gone Are The Songs Of Yesterday''.
====Tiada Kusangka – Hidajat Audio 1976====
Baris 82:
====Dansa Yok Dansa – Musica Studio’s 1977====
Dengan memakai New Rollies mengisyaratkan bahwa ada yang berbeda dari The Rollies.Pertama, Benny Likumahuwa sebagai sosok kuat grup ini telah mengundurkan diri. Kedua, The Rollies mulai melirik lagu-lagu berkonotasi mengkhalayak atau sering disebut komersiel. Jadi tak usah heran jika ''Dansa Yok Dansa'' (karya Titiek Puspa) menjadi track andalan. Alhasil, The Rollies mulai dikenal luas. The Rollies bahkan tanpa canggung menyanyikan kembali lagu ''Lembah Biru'' (A. Riyanto) yang pernah dipopulerkan penyanyi berparas menawan [[Andi Meriem Mattalatta]].
====Bimbi (Vol.3) – Musica Studio’s 1978====
Karya [[Titiek Puspa]] kembali diandalkan sebagai jagoan yaitu ''Bimbi'',sebuah dampak urbanisasi sosial.Nuansa brass section masih bergaung walau tak seberat dahulu. Peniup saxophone The Pro’s Pomo masuk dalam formasi The Rollies. Pomo dengan alto saxophone-nya menggelinjang bagai cacing kepanasan. [[Oetje F Tekol]] mulai memperlihatkan taring sebagai hitmaker mumpuni lewat lagu ''Hari Hari'' dengan rhythm section ala ''Just You And Me'' nya Chicago. Album ini juga diriuhkan dengan hits karya Johannes Purba “'Hanya Bila Haus Di Padang Tandus'' yang dikumandangkan Gito.
====[[Kemarau]] – Musica Studio’s 1979====
[[Oetje F Tekol]] kembali menebar pesona lewat karyanya “Kemarau” yang dinyanyikan Delly. Lagu yang aslinya bergaya country sebetulnya adalah lagu tambahan ketika album ini masih kekurangan satu lagu lagi.Di luar dugaan setelah diarransemen dengan sedikit sentuhan funk dan disusupkan unsur brass section lagu ini membahana diman-mana bahkan memperoleh penghargaan [[Kalpataru]] pada tahun 1979 dari Menteri Lingkungan Hidup Dr. Emil Salim, karena dianggap menaruh perhatian pada masalah lingkungan hidup. Di album ini pula bermukim lagu asmara yang tetap hijau hingga kini yaitu ''Kau Yang Kusayang'' (Anto) yang dilengkingkan Delly Djoko Alipin.
====Kerinduan – Musica Studio’s 1979====
Baris 102:
====Rollies ’83 – Sokha Record 1983====
Ketika album ini dirilis,trend musik yang tengah mewabah adalah new wave yang banyak disusupi anasir musik reggae.Rollies mengimbuhnya dalam lagu “Mabuk Cinta” yang ditulis [[Harry Sabar]]. Dan setelah cukup lama menghilang, The Rollies ternyata memiliki beberapa lagu andalan seperti ballada yang dinyanyikan Gito ''[[Burung Kecil]]''. Termasuk lagu yang terinspirasi dari acara berita di [[TVRI]] “Dunia Dalam Derita”.
====Rollies – Sokha Record 1983====
|