Wayang cepak: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
menambahkan refrensi dari ary pratama - unikom |
||
Baris 1:
[[Berkas:Wayang-Cepak-Waryo.jpg|thumb|300px|''Wayang Cepak'' Cirebon dengan berbagai hiasan ikat kepalanya]]
'''Wayang Cepak''' atau wayang papak merupakan jenis kesenian ''[[wayang]]'' yang berkembang di wilayah [[Cirebon]] dan sekitarnya, bentuk ''
== Sejarah ==
Pada masa lalu, ketika ''wayang Cepak'' berkembang di daerah [[Cirebon]] dan sekitarnya, masyarakat pada masa itu menggelar pertunjukan ''wayang Cepak'' untuk menyambut para ''[[mualaf]]'' (bahasa Indonesia : orang yang baru masuk [[Islam]]) hal tersebut dikarenakan pada masa lalu ada tiga hal yang harus ''dipapak'' (bahasa Indonesia : diratakan / dibuat ''cepak'') dari orang yang baru masuk [[Islam]] yaitu kemaluannya ''(khitanan)'', giginya ''(panguran)'' dan rambutnya ''(pangkas)'' atau hanya untuk meramaikan acara sunatan anak-anak. ''Ki Dalang'' Tanggal Gunawijaya dari wilayah desa sumber (sekarang telah dimekarkan menjadi [[Sumber Lor, Babakan, Cirebon | desa Sumber Lor]] dan [[Sumber Kidul, Babakan, Cirebon | desa Sumber Kidul]]) [[Babakan, Cirebon | kecamatan Babakan]],[[kabupaten Cirebon]] menceritakan sebuah sejarah lisan<ref name=wayangindo/> bahwa pada masa Pangeran Adining Kesumah (Pangeran Girilaya) berkuasa, Pangeran Sutajaya (senopati kesultanan Cirebon sekaligus penguasa [[Gebang, Cirebon | wilayah Gebang]]) dan sekitarnya memberikan seperangkat ''wayang Cepak'' kepada ''dalang'' wayang terkenal pada masa tersebut yaitu ''Ki Dalang'' Prengut<ref>Pratama, Ary. 2012. Perancangan font dengan inspirasi bentuk toko Prabu Cakrabuana Wayang Cepak Cirebon. Bandung : Universitas Komputer Indonesia</ref> dengan pesan untuk digunakan sebagai sarana dakwah agama [[Islam]], sejak saat itu wayang cepak pemberian Pangeran Sutajaya selalu dipakai oleh ''Ki Dalang'' Prengut.
==Referensi==
|