Alexandre Koyré: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alpinu (bicara | kontrib)
k Riwayat Hidup: French spelling (École, études) + cursive writing
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 20:
 
== Riwayat Hidup ==
Alexandre Koyré lahir di Taganrog, Rusia. Ia belajar matematika dan filsafat di Gottingen (Jerman) salah satunya pada Edmund Husserl.<ref name="Bertens"/> Saat Perang Dunia I ia masuk tentara Prancis sebagai sukarelawan, Pada tahun 1929 menjadi ''docteur en lettres'', dan sesudah mengajar di Universitas Universitas Montpellier diangkat menjadi direktur di ''École pratique des hautes études'' di Paris. Kemudian Perang Dunia II pindah ke Amerika Serikat dan mengajar di sana.<ref name="Bertens"/>
 
== Pemikiran ==
Dalam Sejarah Ilmu Pengetahuan yang ditulisnya, Koyré menekankan diskontinuitas. Hal ini dia nyatakan dalam batas revolusi-revolusi ilmiah pada abad 17 dan 18 sebagai kritik terhadap [[Pierre Duhem]] (1861-1916).<ref name="Bertens"/> Dalam pandangannya, ilmu pengetahuan bukan hal yang merupakan kontinuitas, sebab semuanya sebenarnya sudah ada, dan ilmu pengetahuan bukan yang pertama menghadapi fakta-fakta, melainkan hanya terusan dari ilmu yang sebelumnya.<ref name="Bertens"/> Ilmu yang semula, misalnya teori [[Galilei]] bukanlah hasil dari akal sehat kemudian dialihkan kepada teori untuk pertama kali, namun melainkan terdapat fakta yang sebelumnya sudah ada.
 
Dalam Pendulum Galilei, terlihat bahwa Koyre menggunakan keahlian matematika dan filsafatnya sebagai landasan berpikirnya.<ref name="Dušan I. Bjelić">{{en}}Dušan I. Bjelić., ''Galileo's pendulum: science, sexuality, and the body-instrument link'', New York: State University of Nwe York Press, 2005</ref> Misalnya dalam Galilei yang menyelidiki bahwa tubuh yang segar dan lemah pasti akan jatuh dengan cara dan kecepatan yang berbeda.<ref name="Dušan I. Bjelić"/> Hal ini terkait dengan teori [[Aritoteles]] bahwa berat dan tinggi badan juga mempengarui kecepatan jatuhnya. dapat dilihat bahwa teori-teori ini bukanlah hal baru yang senantiasa ada, melainkan merupakan diskontinuitas, sebab sudah ada sebelumnya.<ref name="Dušan I. Bjelić"/>