Kota Tangerang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 60:
'''Kota Tangerang''' adalah sebuah [[kota]] yang terletak di Tatar Pasundan [[Provinsi Banten]], [[Indonesia]]. Kota ini terletak tepat di sebelah barat ibu kota negara Indonesia, [[Jakarta]]. Kota Tangerang berbatasan dengan [[Kabupaten Tangerang]] di sebelah utara dan barat, [[Kota Tangerang Selatan]] di sebelah selatan, serta [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] di sebelah timur. Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten serta ketiga terbesar di kawasan [[Jabodetabek]] setelah Jakarta dan Bekasi.
==
=== Asal-usul Tangerang disebut juga sebagai Kota "Benteng" ===
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Villa van de heer Oei Dji San bij Tangerang West-Java. TMnr 60007621.jpg|thumb|300px|Kediaman Tuan Oei Dji San, seorang tokoh Tionghoa di Tangerang, pada tahun 1920-1922]]
Untuk mengungkapkan asal usul tangerang sebagai kota "Benteng", diperlukan catatan yang menyangkut perjuangan. Menurut sari tulisan F. de Haan yang diambil dari arsip [[VOC]], resolusi tanggal [[1 Juni]] [[1660]] melaporkan bahwa [[Sultan Banten]] telah membuat negeri besar yang terletak di sebelah barat sungai Untung Jawa, dan untuk mengisi negeri baru tersebut Sultan Banten telah memindahkan 5.000 sampai 6.000 penduduk.
Kemudian dalam Dag Register tertanggal [[20 Desember]] [[1668]] diberitakan bahwa Sultan Banten telah mengangkat [[Raden Sena Pati]] dan [[Kyai Demang]] sebagai penguasa di daerah baru tersebut. Karena dicurigai akan merebut kerajaan, Raden Sena Pati dan Kyai Demang dipecat oleh Sultan. Sebagai gantinya diangkat Pangeran Dipati lainnya. Atas pemecatan tersebut Ki Demang sakit hati. Kemudian tindakan selanjutnya ia mengadu domba antara Banten dan VOC. Tetapi ia terbunuh di Kademangan.
Dalam arsip VOC selanjutnya, yaitu dalam Dag Register tertanggal [[4 Maret]] [[1680]] menjelaskan bahwa penguasa Tangerang pada waktu itu adalah Kyai Dipati Soera Dielaga. [[Kyai Soeradilaga]] dan putranya Subraja minta perlindungan VOC dengan diikuti 143 pengiring dan tentaranya (keterangan ini terdapat dalam Dag Register tanggal [[2 Juli]] [[1682]]). Ia dan pengiringnya ketika itu diberi tempat di sebelah timur sungai, berbatasan dengan pagar VOC.
Ketika bertempur dengan Banten, Soeradilaga beserta ahli perangnya berhasil memukul mundur pasukan Banten. Atas jasa keunggulannya itu kemudian ia diberi gelar kehormatan Raden Aria Suryamanggala, sedangkan Pangerang Subraja diberi gelar Kyai Dipati Soetadilaga. Selanjutnya Raden Aria Soetadilaga diangkat menjadi Bupati Tangerang I dengan wilayah meliputi antara sungai [[Angke]] dan [[Cisadane]]. Gelar yang digunakannya adalah Aria Soetidilaga I.
Kemudian dengan perjanjian yang ditandatangani pada tanggal [[17 April]] [[1684]], Tangerang menjadi daerah kekuasaan VOC. Banten tidak mempunyai hak untuk campur tangan dalam mengatur tata pemerintahan di Tangerang. Salah satu pasal dari perjanjian tersebut berbunyi: ''Dan harus diketahui dengan pasti sejauh mana batas-batas daerah kekuasaan yang sejak masa lalu telah dimaklumi maka akan tetap ditentukan yaitu daerah yang dibatasi oleh sungai Untung Jawa atau Tangerang dari pantai Laut Jawa hingga pegunungan-pegunungan sejauh aliran sungai tersebut dengan kelokan-kelokannya dan kemudian menurut garis lurus dari daerah Selatan hingga utara sampai Laut Selatan. Bahwa semua tanah disepanjang Untung Jawa atau Tangerang akan menjadi milik atau ditempati VOC.''
Dengan adanya perjanjian tersebut daerah kekuasaan bupati bertambah luas sampai sebelah barat sungai Tangerang. Untuk mengawasi Tangerang maka dipandang perlu menambah pos-pos penjagaan di sepanjang perbatasan sungai Tangerang, karena orang-orang Banten selalu melakukan penyerangan secara tiba-tiba. Menurut peta yang dibuat pada tahun [[1692]], pos yang paling tua terletak di muara sungai Mookervaart, tepatnya disebelah utara Kampung Baru. Namun kemudian ketika didirikan pos yang baru, bergeserlah letaknya ke sebelah Selatan atau tepatnya di muara sungai Tangerang.
Menurut arsip ''Gewone Resolutie Van hat Casteel Batavia'' tanggal [[3 April]] [[1705]] ada rencana merobohkan bangunan-bangunan dalam pos karena hanya berdinding bambu. Kemudian bangunannya diusulkan diganti dengan tembok. Gubernur Jenderal [[Zwaardeczon]] sangat menyetujui usulan tersbut, bahkan diinstruksikan untuk membuat pagar tembok mengelilingi bangunan-bangunan dalam pos penjagaan. Hal ini dimaksudkan agar orang Banten tidak dapat melakukan penyerangan. Benteng baru yang akan dibangun untuk ditempati itu direncanakan punya ketebalan dinding 20 kaki atau lebih. Disana akan ditempatkan 30 orang Eropa dibawah pimpinan seorang ''Vandrig'' (Peltu) dan 28 orang [[Makasar]] yang akan tinggal di luar benteng. Bahan dasar benteng adalah batu bata yang diperoleh dari Bupati Tangerang Aria Soetadilaga I.
Setelah benteng selesai dibangun personilnya menjadi 60 orang Eropa dan 30 orang hitam. Yang dikatakan orang hitam adalah orang-orang Makasar yang direkrut sebagai serdadu VOC. Benteng ini kemudian menjadi basis VOC dalam menghadapi pemberontakan dari Banten. Kemudian pada tahun [[1801]], diputuskan untuk memperbaiki dan memperkuat pos atau garnisun itu, dengan letak bangunan baru 60 ''roeden'' agak ke tenggara, tepatnya terletak disebelah timur Jalan Besar pal 17. Orang-orang pribumi pada waktu itu lebih mengenal bangunan ini dengan sebutan "Benteng". Sejak saat itu, Tangerang terkenal dengan sebutan Benteng. Benteng ini sejak tahun [[1812]] sudah tidak terawat lagi, bahkan menurut "Superintendant of Publik Building and Work" tanggal [[6 Maret]] [[1816]] menyatakan: ''...Benteng dan barak di Tangerang sekarang tidak terurus, tak seorangpun mau melihatnya lagi. Pintu dan jendela banyak yang rusak bahkan diambil orang untuk kepentingannya.''
=== Perjuangan kemerdekaan ===
Pada [[Oktober]] [[1945]], Laskar Hitam, milisi muslim ekstrem didirikan di Tangerang. tujuan dari gerakan ini adalah untuk mendirikan negara [[Islam]] di Indonesia. Gerakan ini kemudian menjadi bagian kelompok pemberontak [[DI/TII]]. Pada [[31 Oktober]] 1945, Laskar Hitam menculik [[Oto Iskandardinata]], Menteri Negara Republik Indonesia. Kemungkinan dibunuh di pantai [[Mauk]], Tangerang pada [[20 Desember]] 1945.
Setelah deklarasi kemerdekaan [[Indonesia]], ada kerusuhan ras di Tangerang. Kelompok anti etnis [[Tionghoa]] menyerang etnis Tionghoa di Tangerang karena mereka menganggap bahwa etnis Tionghoa mendukung pemerintah [[Belanda]] yang mencoba untuk kembali menguasai Indonesia.
=== Setelah kemerdekaan Indonesia ===
Sejak tahun [[1981]] hingga [[1984]], [[Bandara Internasional Soekarno-Hatta]] dibangun di [[Benda]], Tangerang. Bandara terletak di Tangerang, namun disebut sebagai [[Bandara Soekarno-Hatta]], [[Cengkareng]], [[Jakarta]]. Cengkareng adalah nama sub-distrik di [[Jakarta Barat]] yang berdekatan dengan bandara.
Pada [[Agustus]] [[1996]], [[Walmart]], pengecer terbesar dari [[Amerika Serikat]] membuka cabang pertamanya di Indonesia di [[Lippo Village|Lippo Karawaci]], Tangerang. Sayangnya, cabang tersebut dijarah dan dibakar pada [[kerusuhan Mei 1998]]. Walmart menghentikan investasi mereka di Indonesia setelah kerusuhan.
== Kependudukan ==
Tangerang juga memiliki jumlah komunitas Tionghoa yang cukup signifikan, banyak dari mereka adalah campuran [[Cina Benteng]]. Mereka didatangkan sebagai buruh oleh kolonial [[Belanda]] pada abad ke 18 dan 19, dan kebanyakan dari mereka tetap berprofesi sebagai buruh dan petani. Budaya mereka berbeda dengan komunitas Tionghoa lainnya di Tangerang: ketika hampir tidak satupun dari mereka yang berbicara dengan aksen Mandarin, mereka adalah pemeluk Taoisme yang kuat dan tetap menjaga tempat-tempat ibadah dan pusat-pusat komunitas mereka. Secara etnis, mereka tercampur, namun menyebut diri mereka sebagai [[Tionghoa]]. Banyak makam Tionghoa yang berlokasi di Tangerang, kebanyakan sekarang telah dikembangkan menjadi kawasan sub-urban seperti Lippo Village.
Kawasan pecinan Tangerang berlokasi di Pasar Lama, Benteng Makassar, Kapling dan Karawaci (bukan Lippo Village), dan Poris. Orang-orang dapat menemukan makanan dan barang-barang berkhas China. Lippo Village adalah [[kota baru|lokasi permukiman baru]]. Kebanyakan penduduknya adalah pendatang, bukan asli Cina Benteng.
== Pemerintahan ==
Kepala daerah Kota Tangerang adalah seorang wali kota dan wakil wali kota yang dipilih langsung oleh warga Tangerang dalam [[pilkada]] setiap lima tahun sekali. Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang saat ini adalah [[Arief Rachadiono Wismansyah]] dan [[Sachrudin]] yang berasal dari [[Partai Demokrat]] setelah dipilih oleh rakyat kota Tangerang pada [[Pemilihan umum Wali Kota Tangerang 2013]]. Lembaga legislatif kota Tangerang adalah [[DPRD Kota Tangerang]] yang juga langsung dipilih rakyat Tangerang dalam pemilihan umum legislatif setiap lima tahun sekali bersamaan dengan pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD serentak secara nasional. DPRD Kota Tangerang bersidang di gedung DPRD kota yang memiliki 50 perwakilan dari 5 [[daerah pemilihan]] yang tersebar di seluruh kota Tangerang.
=== Nomenklatur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) ===
{| class="wikitable"
|-
Baris 222 ⟶ 237:
|}
===
Kota Tangerang terdiri atas 13 [[kecamatan]], yang dibagi lagi atas sejumlah 104 [[kelurahan]]. Dahulu Tangerang merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Tangerang, kemudian ditingkatkan statusnya menjadi [[kota administratif]], dan akhirnya ditetapkan sebagai [[kotamadya]] pada tanggal [[28 Februari]] [[1993]]. Sebutan 'kotamadya' diganti dengan 'kota' pada tahun 2001. Kota Tangerang terbagi menjadi 13 kecamatan, yaitu:
# [[Batuceper, Tangerang|Batuceper]]
# [[Benda, Tangerang|Benda]]
# [[Cibodas, Tangerang|Cibodas]]
# [[Ciledug, Tangerang|Ciledug]]
# [[Cipondoh, Tangerang|Cipondoh]]
# [[Jatiuwung, Tangerang|Jatiuwung]]
# [[Karangtengah, Tangerang|Karangtengah]]
# [[Karawaci, Tangerang|Karawaci]]
# [[Larangan, Tangerang|Larangan]]
# [[Neglasari, Tangerang|Neglasari]]
# [[Periuk, Tangerang|Periuk]]
# [[Pinang, Tangerang|Pinang]]
# [[Tangerang, Tangerang|Tangerang]]
== Perekonomian ==
Tangerang adalah pusat [[manufaktur]] dan [[industri]] di [[pulau]] [[Jawa]] dan memiliki lebih dari 1000 pabrik. Banyak perusahaan-perusahaan internasional yang memiliki pabrik di kota ini. Tangerang memiliki cuaca yang cenderung panas dan lembap, dengan sedikit hutan atau bagian geografis lainnya. Kawasan-kawasan tertentu terdiri atas rawa-rawa, termasuk kawasan di sekitar [[Bandara Internasional Soekarno-Hatta]].
Dalam beberapa tahun terakhir, perluasan urban Jakarta meliputi Tangerang, dan akibatnya banyak penduduknya yang berkomuter ke Jakarta untuk kerja, atau sebaliknya. Banyak kota-[[kota satelit]] kelas menengah dan kelas atas sedang dan telah dikembangkan di Tangerang, lengkap dengan [[pusat perbelanjaan]], sekolah swasta dan mini market. Pemerintah bekerja dalam mengembangkan sistem [[jalan tol]] untuk mengakomodasikan arus lalu lintas yang semakin banyak ke dan dari Tangerang. Tangerang dahulu adalah bagian dari Provinsi Jawa Barat yang sejak tahun 2000 memisahkan diri dan menjadi bagian dari [[provinsi]] [[Banten]].
===
'''Tangerang Raya''' adalah sebuah kawasan di sebelah barat Jakarta, dengan luas sekitar 1.500 km2, dihuni oleh lebih dari 5 juta penduduk. Tangerang Raya saat ini terbagi menjadi 3 daerah otonom, yaitu [[Kabupaten Tangerang]], [[Kota Tangerang]] dan [[Kota Tangerang Selatan]].
Kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan Tangerang Raya sangat beragam. Merupakan perpaduan antara daerah pesisir (Pantura) dengan daerah dataran rendah sampai menengah. Merupakan kombinasi antara daerah agraris dengan industri, pedesaan dengan metropolitan.
Tangerang Raya merupakan daerah penyangga bagi Jakarta, yang berkedudukan sebagai ibu kota negara RI dan pusat bisnis terbesar di indonesia. Dengan demikian, apa yang terjadi di Jakarta segera berimbas ke Tangerang. Akibat melubernya jumlah penduduk Jakarta, maka sebagian bermigrasi ke Tangerang, dengan tetap mencari nafkah di Jakarta.
Tangerang adalah pintu gerbang utama Indonesia. Hal itu karena keberadaan Bandara Internasional Soekarno Hatta yang berada di wilayah Kota Tangerang. Namun posisi tersebut, tidak serta merta mendongkrak sektor pariwisata Tangerang Raya. Hampir 100 persen pendatang dari negara-negara lain hanya numpang lewat di Tangerang. Bisa dikatakan sektor pariwisata Tangerang tidak memiliki daya tarik, baik wisata perkotaan, pantai atau agrowisata.
Tangerang dikenal pula sebagai kawasan 1.000 industri, karena keberadaan aneka industri, terutama di sekitar Balaraja, Cisoka dan Cikupa. Tangerang juga memiliki area pesawahan yang masih sangat luas, meskipun keberadaannya terus terdesak oleh industrialisasi dan perluasan kota.
Kenyataannya, beragam sektor strategis di Tangerang Raya, kurang dikelola secara profesional. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya jumlah pengangguran dan penduduk yang miskin. Geliat sektor perdagangan dan bisnis di sebagian kawasan, ternyata hanya memberikan keuntungan bagi segelintir orang saja, dan kurang menciptakan kemakmuran bagi rakyat banyak. Tumbuh pesatnya Kecamatan Serpong misalnya, justru menyebabkan banyak warga asli yang terpinggirkan. Begitu pula di beberapa kecamatan lainnya.
== Pendidikan ==
Baris 312 ⟶ 322:
* Bandar Udara Internasional yaitu [[Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta]]. Bandara ini terletak di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, melayani baik penerbangan domestik maupun internasional. Bandara ini juga milik [[Jakarta]]. Penerbangan domestik melayani jalur Tangerang ke, [[Bandung]], [[Batam]], [[Pangkal Pinang]], dan kota-kota lainnya, sedangkan penerbangan Internasional melayani [[Singapura]], [[Kuala Lumpur]], [[Malaka]], [[China]], [[Sydney]], dan lainnya
==
=== Wisata Belanja ===
Tangerang memiliki banyak pusat perbelanjaan. Pemerintah kota juga sedang membangun dan mengadakan berbagai program, seperti "Tangerang city" yang diadakan di pusat-pusat perbelanjaan yang terdapat di Tangerang.
Baris 318 ⟶ 328:
Pusat [[jajanan]] rakyat yang cukup dikenal adalah pasar lama yang terletak di pusat kota Tangerang. Pasar lama menjual berbagai makanan mulai dari daerah babakan sampai daerah Masjid Agung Tangerang. Kawasan ini memiliki berbagai varian jajanan. Ketika Ramadhan, kawasan ini setiap sore hari kerap ramai pengunjung karena mencari hidangan untuk berbuka puasa.
Sebagai kawasan pemukiman kaum urban, Kota Tangerang banyak memiliki pusat perbelanjaan, baik itu pasar tradisional, hypermarket, maupun pusat perbelanjaan mewah. Beberapa pusat perbelanjaan di Kota Tangerang antara lain :
* Bale Kota Mall Tangerang
Baris 333 ⟶ 342:
Berikut adalah beberapa makanan khas kota Tangerang diantaranya:
* Sayur Besan
[[Sayur Besan]] adalah makanan khas Tangerang yang selalu dihidangkan pada saat orang tua mempelai laki-laki datang ke rumah orang tua mempelai wanita, pada acara perkawinan (ngabesan), sehingga sayur ini dinamakan Sayur Besan.
Baris 368 ⟶ 376:
Awalnya sirkuit ini akan digunakan untuk kejuaraan A1 Grand Prix. Tetapi hal ini dibatalkan karena manajer proyek pembangunan sirkut ini tidak dapat memenuhi persyaratan [[FIA]] sebelum [[8 Februari]] [[2009]].<ref>{{cite news |url=http://www.a1gp.com/News/NewsArticle.aspx?newsId=30511|title=Lippo circuit fails build deadline |publisher=a1gp.com |date=2009-01-16 |accessdate=2009-01-18}}</ref> Sirkuit ini sempat dipakai untuk beberapa kejuaraan lokal tapi setelah itu tidak pernah digunakan lagi. Tanda dan arah ke sirkuit masih terpasang sampai saat ini, sementara bagian jalan sirkuit digunakan untuk berbagai keperluan seperti tempat parkir, hingga dibiarkan tidak aktif.
== Media ==
|