Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 22:
Beliau bertahta dalam waktu yang singkat. Pada hari-hari pertama pemerintahannya beliau memberlakukan pajak baru guna meningkatkan kondisi keuangan negara. Beliau membebankan lagi bea pelabuhan bagi kapal-kapal [[Kerajaan Britania Raya|Inggris]] yang masuk ke pelabuhan Aceh. Para pedagang Inggris yang merasa keberatan dengan pungutan pajak tersebut melawan dan melakukan pengepungan pelabuhan serta menembaki perkampungan di sekitar muara [[Krueng Aceh]]. Sementara para orang kaya dan [[Uleebalang]] yang tidak puas terhadap kebijakan sultan memungut pajak yang dikenakan bagi lahan pertanian dan tanah mereka memanfaatkan blokade Inggris itu untuk menggulingkan Perkasa Alam dengan melakukan pemberontakan.<ref>Lee (1995), pp. 17-8.</ref> Kemudian seorang putra pendahulunya, Alauddin yang sejak masa [[Badrul Alam dari Aceh|Badrul Alam Syarif Hasyim Jamaluddin]] telah dijanjikan sebagai sultan pengganti menduduki tahta pada bulan Juni tahun [[1703]]. Dua bulan setelah masa transisi Alauddin diresmikan sebagai sultan dengan gelar kemudian ia naik tahta dengan gelar [[Jamalul Alam dari Aceh|Sultan Jamalul Alam Badrul Munir]].<ref>Djajadiningrat (1911), pp. 195-6.</ref> Perkasa Alam kemudian pindah dan bermukim di desa Peusangan, sebuah wilayah di pantai utara Aceh. Tetapi pada tahun [[1712]] beliau diserang dan diusir oleh 7.000 tentara yang dikirim oleh Jamalul Alam Badrul-Munir. Beliau akhirnya tertangkap di Takengon dan nasibnya bertambah buruk setelah ia ditahan oleh penguasa baru.<ref>Coolhaas (1976), p. 857, 902.</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* Coolhaas, W.P., ed. (1976) ''Generale missiven van Gouverneurs-Generaal en Raden aan Heren XVII der Verenigde Oostindische Compagnie, Deel VI: 1698-1713''. 's-Gravenhage: M. Nijhoff.
* Crecelius, D. and Beardow, E.A. (1979) 'A Reputed Acehnese Sarakata of the Jamal al-La'il Dynasty', ''Journal of the Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society'' 52, pp. 51-66.