Tanah dan sereal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Okkisafire (bicara | kontrib)
Baris 6:
 
==Sejarah==
Kultus kepada "Tanah dan Sereal" mulai bangkit dan berkembang pada [[zaman Musim Semi dan Gugur]]. Sebagai suatu kerajaan bersistem [[teokrasi]], kultus utama dinasti-dinasti Tiongkok adalah sembahyang kepada leluhur.<ref name=hansen/> Ritual persembahyangan hanya dilakukan oleh keluarga kerajaan dan tidak semua orang boleh mengikuti. Pada masa [[Dinasti Shang]], dewa tertinggi disebut dengan nama [[Shangdi]], begitu tinggi sehingga doa-doa yang dipanjatkan kepadanya hanya bisa dicapai melalui perantaraan para leluhur keluarga kerajaan.<ref>Jeaneane D. Fowler, Merv Fowler, 2008, Chinese religions: beliefs and practices, Sussex Academic Press.</ref> Setelah Shang digantikan oleh [[dinasti Zhou|Zhou]], Shangdi perlahan digantikan (digabungkan) dengan [[Tian]] yang bersifat lebih universal. Shangdi tidak hanya bisa dicapai oleh para leluhur [[dinasti Shang|Shang]], tetapi oleh leluhur semua keluarga yang memperoleh [[Mandat dari SurgaLangit]].<ref name = b220211>{{citation | contribution = Shangdi | year = 2011 | title = Encyclopædia Britannica | url = http://www.britannica.com/EBchecked/topic/538488/Shangdi}}.</ref>
 
Pergantian dari [[dinasti Shang|Shang]] ke [[dinasti Zhou|Zhou]] juga diikuti terjadinya desentralisasi pemerintahan. Kerabat keluarga istana dan jenderal diberi kekuasaan atas wilayah-wilayah kerajaan sehingga kedudukan raja perlahan-lahan berubah hanya menjadi status saja. Sementara itu, wilayah-wilayah kerajaan perlahan-lahan berubah menjadi negara-negara yang independen,<ref>Chinn, Ann-ping (2007), The Authentic Confucius, Scribner, ISBN 0-7432-4618-7.</ref> sehingga dibutuhkan suatu kultus baru yang bisa diikuti oleh semua penduduk sebagai dampak bangkitnya kesadaran masing-masing kota untuk menjadi negara yang berdiri sendiri. Semenjak berabad-abad sebelumnya, setiap desa dan wilayah memiliki tempat sembahyang masing-masing untuk bumi (''[[Tu Di Gong|Tu Di]]''). Kultus ini menjadi yang paling siap untuk diadopsi menjadi kultus utama masing-masing negara bagian,<ref name=hansen/> meniru ritual istana yang dilakukan oleh kaisar.<ref name=hymes/> Pada akhir [[zaman Musim Semi dan Gugur]] dan [[periode Negara Perang]], altar Tanah dan Sereal menjadi lambang yang umum bahkan [[Metonimia|metonimi]] untuk menyebut "negara".<ref name=hansen/> Bahkan para menteri di [[periode Negara Perang]] menentang kaisar dengan mengatakan bahwa kesetiaan mereka yang sesungguhnya diberikan kepada "altar Tanah dan Sereal", bukan kepada raja secara personal.<ref>{{cite book|url=http://books.google.com/books?id=zhpLJgHZMTQC&pg=PA164&dq=%E7%A4%BE%E7%A8%B7&lr=lang_en&as_drrb_is=q&as_minm_is=0&as_miny_is=&as_maxm_is=0&as_maxy_is=&as_brr=0|title=Envisioning eternal empire: Chinese political thought of the Warring States era|author=Yuri Pines|publisher=University of Hawai'i Press|year=2009|location=Honolulu|isbn=978-0-8248-3275-9|page=164|quote=}}</ref><ref>Yang, C. K. [Yang Ch'ing-k'un]. ''Religion in Chinese Society : A Study of Contemporary Social Functions of Religion and Some of Their Historical Factors'' (1967 [1961]), ha. 97. Berkeley dan Los Angeles: University of California Press.</ref> Demi "altar Tanah dan Sereal" (yaitu "negara"), menteri yang setia rela berkorban untuk menyingkirkan pemimpin yang tidak kompeten.<ref>{{cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=cUF0ZCTRPwEC&pg=PA209&lpg=PA209&dq=history++%E7%A4%BE%E7%A8%B7&source=bl&ots=UgUjTTARoM&sig=Y1vz-7LgRWLUqN7kp374eAJ8jWg&hl=id&sa=X&ved=0CFQQ6AEwCWoVChMI-tfelLGIyQIVhBuUCh0vgA3c#v=onepage&q=history%20%20%E7%A4%BE%E7%A8%B7&f=false|title=Ban Gu's History of Early China|author=Anthony E. Clark|publisher=Cambria Press|year=2008|location=New York|isbn=9781621969730|page=209-210|quote=}}</ref>