Gunung Sunda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Siska Yuniati (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Zhukov atha (bicara | kontrib)
Penambahan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 3:
 
Gunung Sunda yang ada saat ini, bersama dengan [[Gunung Tangkubanperahu]], [[Gunung Burangrang]] serta [[Gunung Bukit Tunggul]], merupakan sisa dari Gunung Sunda purba yang pernah meletus besar pada zaman [[prasejarah]]. Meletusnya gunung Sunda (purba) juga sudah mengakibatkan terbentuknya [[Kaldera Sunda]]. Gunung Sunda purba diperkirakan pernah menjadi Gunung tertinggi di pulau Jawa.{{fact}}
Menurut salah seorang sepuh/orang tua yang berusia kurang lebih 85 tahun, berdomisili di Arjasari Banjaran Kab. Bandung. Gunung Sunda purba ini dulu dikenal dengan nama Gunung Chuda (bahasa sanksekerta = putih), yang mana dinamai dengan Gunung Chuda karena konon katanya gunung chuda ini puncaknya selalu tertutup es/salju, sehingga ada beberapa pengembara yang berasal dari negeri seberang(India) yang melihat dari kejauhan ( kemungkinan di Sumatera ) dapat melihat gunung Chuda tersebut dengan jelas. Karena rasa penasaran yang tinggi, para pengembara tersebut mendatangi gunung tersebut, hingga akhirnya sampai di kawasa Gunung Chuda. Akibat pelafalan penduduk lokal, kata chuda pun bergeser menjadi Sunda. Berhubungan dengan chuda memiliki arti putih, maka orang sunda identik dengan warganya/masyarakatnya yang memiliki kulit yang cenderung putih.
 
{{Gunung di Indonesia}}