Abbas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k Sejarah monastik: ejaan, replaced: dari pada → daripada (2)
Baris 17:
[[Konsili Nicaea II]], pada 787 Masehi, mengakui hak para abbas untuk menahbiskan biarawan mereka menjadi pejabat gereja rendah di bawah jenjang [[diakon]]at, sebelumnya hanya uskup yang memiliki hak tersebut.
 
Mula-mula para abbas tunduk pada yurisdiksi [[uskup|episkopal]], dan memang terus demikian adanya di Barat sampai abad ke-11. [[Codex Yustinianus]] (lib. i. tit. iii. de Ep. leg. xl.) menetapkan abbas di bawah pengawasan episkopal. Kasus pertama yang tercatat mengenai dikecualikannya seorang abbas dari kendali episkopal adalah Faustus, abbas dari Lerins, di konsili Arles, pada 456 Masehi; namun tuntutan-tuntutan dan keberatan-keberatan para uskup, asal-muasal dari penolakan terhadap kendali episkopal tersebut, lebih dari padadaripada arogansi para abbas, menjadikannya makin sering terjadi, dan pada abad ke-6, praktik pemisahan sebagian atau keseluruhan rumah-rumah rohani dari kendali episkopal, dan menjadikannya bertanggungjawab langsung kepada paus, memperoleh dukungan dari [[Paus Gregorius I|Paus Gregorius Agung]]. Pengecualian-pengecualian yang diperkenalkan dengan tujuan baik ini, makin menjadi-jadi menjelang abad ke-12, sehingga menciptakan suatu ''imperium in imperio,'' dan menggeser uskup dari seluruh otoritas atas pusat-pusat utama dari pengaruh dalam [[keuskupan]]nya. Pada abad ke-12 para abbas di Fulda menyatakan diri lebih tinggi kedudukannya dari padadaripada [[uskup agung]] [[Cologne]]. Kedudukan para abbas makin lama makin menghampiri kedudukan para uskup, dan tanpa menghiraukan larangan konsili-konsili awal serta protes-protes dari St. Bernardus serta pihak-pihak lain, mereka mulai mengadopsi insignia episkopal yakni [[mitra (pakaian)|mitra]], cincin, sarung tangan dan kasut. Selama ini diyakini bahwa hak mengenakan mitra kadang kala dianugerahkan sri paus kepada para abbas sejak sebelum abad ke-11, akan tetapi dokumen-dokumen yang menjadi dasar klaim tersebut kurang otentik (J. Braun, ''Liturgische Gewandung'', hal. 453). Dokumen pertama yang tak terbantahkan adalah [[bulla kepausan|bulla]] yang dikeluarkan [[Paus Aleksander II]] pada 1063 yang menganugerahkan hak menggunakan mitra kepada Egelsinus, abbas dari biara St. Augustinus di [[Canterbury]]. '''Para abbas bermitra''' di Inggris adalah abbas-abbas dari [[Abingdon]], [[Biara St. Albans]], Bardney, Battle, [[Biara Bury St. Edmunds]], Biara St. Augustine di Canterbury, Colchester, [[Croyland]], [[Evesham, Worcestershire|Evesham]], [[Glastonbury]], [[Gloucester]], Biara St. Benet di Hulme, Hyde, [[Malmesbury, Wiltshire|Malmesbury]], [[Peterborough]], [[Ramsey]], [[Biara Reading]], [[Selby]], [[Shrewsbury]], [[Tavistock, Devon|Tavistock]], [[Biara Thorney]], [[Westminster]], [[Winchcombe]], Biara St. Mary di [[York]]. Dari antara mereka kedudukan tertinggi mula-mula diberikan kepada abbas di Glastonbury, sampai pada 1154 Masehi [[Paus Adrian IV]] (Nicholas Breakspear) menganugerahkan kedudukan tersebut kepada abbas dari St. Alban, yakni biara asalnya dahulu. Posisi nomor dua di bawah abbas biara St. Alban ditempati oleh abbas biara Westminster. Untuk membedakan abbas dari uskup, diatur agar mitra mereka dibuat dari bahan yang lebih murah harganya, dan tidak boleh dihiasi dengan emas (aturan ini serta-merta seluruhnya dilanggar), serta ujung lengkungan di puncak tongkat gembala mereka melengkung ke dalam bukannya ke luar, yang menunjukkan bahwa yurisdiksi mereka terbatas di dalam biara mereka sendiri.
 
Pengadopsian insignia ([[pontificalia]]) episkopal tertentu oleh para abbas diikuti oleh penerobosan ke dalam fungsi-fungsi episkopal, yang secara khusus dilindungi namun gagal oleh [[Konsili Lateran I]], 1123 Masehi. Para abbas di Timur, jika tergolong dalam jabatan imam dan mendapat persetujuan uskup, maka diizinkan oleh [[Konsili Nicea II]], 787 Masehi, untuk melakukan upacara [[tonsura|pencukuran kepala]] dan diperbolehkan menahbiskan orang menjadi lektor (pembaca Alkitab dalam liturgi); namun sedikit demi sedikit, demikian pula di Barat, para abbas mulai menuntut jabatan yang lebih tinggi, hingga akhirnya pada tahun 1489 Masehi diizinkan oleh [[Paus Innocentius IV]] untuk menahbiskan orang baik menjadi subdiakon maupun diakon. Tentunya kapan pun dan di mana pun mereka berwenang melaksanakan upacara penerimaan dan pengenaan seragam kepada anggota-anggota baru biara mereka.