Tarombo Batak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
 
Si Raja Batak mempunyai 2 (dua) orang putra, yaitu:
# Tuan Doli
# Guru Tatea Bulan
# Raja Isumbaon
 
Baris 15:
# Limbong Mulana
# Sagala Raja
# MalauSilau Raja
 
=== Raja Biakbiak ===
Baris 25:
==== Raja Lontung ====
Raja Lontung mempunyai 7 (tujuh) orang putra, yaitu:
# Sinaga, menurunkan marga Sinaga dan cabang-cabangnyacabangny
# Situmorang, menurunkan marga Situmorang dan cabang-cabangnya yaitu : Lumban Pande, Lumban Nahor, Tuan Suhut Nihuta, Siringo-Ringo, Sitohang Uruk, Sitohang Tonga, Sitohang Toruan, kelompok marga ini biasa disebut SIPITU AMA.
# Pandiangan, menurunkan Perhutala dan Raja Humirtap, Raja Sonang (Toga Gultom, Toga Samosir, Toga Pakpahan, Toga Sitinjak) dan cabang-cabangnya
# Nainggolan, menurunkan marga Nainggolan dan cabang-cabangnya anatara lain Lumban TungkupNahor, Batuara, Parhusip, Lumban Raja, Lumban Siantarraja
# Simatupang, menurunkan marga Togatorop, Sianturi dan Siburian
# Aritonang, menurunkan marga Ompu Sunggu, Rajagukguk, dan Simaremare
# Siregar, menurunkan marga Siregar Silo (Sormin), Dongoran, Silali, dan Sianggian.
 
runan Raja Borbor membentuk rumpun persatuan yang disebut dengan Borbor yang terdiri dari marga Pasaribu, Batubara, Harahap, Parapat, Matondang, Sipahutar, Tarihoran, Saruksuk, Lubis, Pulungan, Hutasuhut, Tanjung serta Daulay. Sementara, waktu Nai Mangiring masih hidup, dia dan adik-ipar (adik-adik Sariburaja), Limbongmulana, Sagala Raja dan Silau Raja membuat suatu ikatan perjanjian yang disebut "padan" yang menyatakan bahwa "pomparan" mereka semua, seterusnya disebut dengan "Borbor Marsada". Disini turunan dari Boru Pareme tidak turut serta.
 
=== Limbong Mulana ===
Baris 46:
== Raja Isumbaon ==
Raja Isumbaon adalah putra kedua/bungsu Raja Batak. Raja Isumbaon mempunyai 2 (dua) orang putra, yaitu:
# Guru TateaTetean Bulan
# Raja ni Asiasi
# Tuan Sorip Mangaraja
 
Baris 77:
Bagi Tuan Sorba Dijulu sendiri, inipun yang menjadi konflik bagi keturunannya. Kelak ketika anak-anak Tuan Sorba Dijulu semakin besar dan semakin mengerti akan adat budaya orang Batak, muncullah tanda tanya didalam pikiran masing-masing. Terlebih apabila Tuan Sorba Dijulu tidak pernah menceritakan, menyelesaikan sebelum anak-anak mereka mempermasalahkannya.
 
Terjadilah konflik di antaradiantara anak-anak Tuan Sorba Dijulu, terutama di antaradiantara sulung dari keturunan istri pertama dan kedua Tuan Sorba Dijulu yaitu antara Bolon Tua dengan Tamba Tua, Bolon Tua yang lahir lebih dulu dari istri kedua Tuan Sorba Dijulu telah dianggap sebagai sulung bagi Tuan Sorba Dijulu, Bolon Tua merupakan kesayangan dari Tuan Sorba Dijulu, kemanapun Tuan Sorba Dijulu pergi selalu mengajak anaknya Bolon Tua baik itu 'marmahan' atau berburu dan lainnya. Tamba Tua yang merasa bahwa dalam adat seharusnya dialah Raja Jolo karena dari istri pertama mempertanyakan hal itu kepada Tuan Sorba Dijulu dan Bolon Tua. Hal ini disadari setelah mereka besar dan paham akan adat budaya Batak, dimana pasti Si Bolon Tua lah yang memperoleh jambar ataupun ulos dll dalam acara adat. Karena perselisihan ini semakin meruncing, maka Tuan Sorba Dijulu dengan caranya menengahi Si Bolon Tua dan Tamba Tua dengan cara 'marultop' adu ultop antara Si Bolon Tua dan Tamba Tua dengan catatan siapa yang berdarah terkena ultop, maka dialah sianggian. Namun sebelum adu marultop itu terjadi, Tuan Sorba Dijulu menumpulkan ultop Tamba Tua dan membuat runcing/tajam ultop (anak panahnya) Si Bolon Tua. Mengapa Tuan Sorba Dijulu melakukan ini...??. Ada banyak kemungkinan, karena dia lebih menyayangi Si Bolon Tua, atau karena Si Bolon Tua adalah awal dari hagabeoni Tuan Sorba Dijulu, atau karena malu apabila selama ini Tuan Sorba Dijulu dianggap tidak mengerti adat karena selalu Si Bolon Tua lah yang menerima jambar/ulos dll dalam setiap acara, atau mungkin inilah cara yang paling tepat agar keturunannya berdamai, karena apabila Tamba Tua terbukti siakkangan, tentu Saragi Tua, Munthe Tua, Nahampun Tua yang umurnya jauh sekali dari Si Bolon Tua menjadi haha doli Si Bolon Tua, dan itu tentu membuat Si Bolon Tua menjadi sedih atau mungkin marsak atau mungkin pergi meninggalkan atau hal-hal lainnya. Kejadian marultop ini didengar oleh Saragi Tua, Munthe Tua, dan Nahampun Tua juga Pinta Haomasan. Namun tak disangka, ketika Tuan Sorba Dijulu menumpulkan ultop Tamba Tua dan membuat runcing ultop Si Bolon Tua, hal ini dilihat oleh borunya Pinta Haomasan. Pinta Haomasan melihat semua yang dilakukan ayahandanya Tuan Sorba Dijulu.
 
Terjadilah adu ultop antara Si Bolon Tua dan Tamba Tua, dimana Tamba Tua lah yang berdarah oleh ultop Si Bolon Tua. Setelah kejadian ini, ditemui Pinta Haomasan lah Tamba Tua, dan memberitahukan kejadian tentang apa yang dilakukan ayah mereka Tuan Sorba Dijulu terhadap ultop Tamba Tua. Lalu, apa alasan Pinta Haomasan memberitahukan hal itu kepada Tamba Tua...?? Bukankah Si Bolon Tua adalah saudara satu rahim ibu dengan Pinta Haomasan dibandingkan Tamba Tua...??. Semenjak kecil, Si Bolon Tua selalu pergi bersama ayahnya, sedangkan Pinta Haomasan bertugas mengurus adik-adiknya yang masih kecil termasuk Tamba Tua. Dalam bahasa Bataknya dipatarus-tarus.
Baris 97:
'''''NB : kisah Si boru Marihan pun masih menjadi simpang siur bila dikaitkan dengan versi Silalahi, namun kisah di atas diambil dari versi Sitanggang. Mohon maaf apabila dari pihak Silalahi menganggap ini salah, karena pada dasarnya penulis mengambil hanya mengaitkan dari versi Sitanggang saja. Dalam satu versi Raja Sitempang dan Siboru Marihan tidak memiliki anak, disatu sisi memiliki anak yang bernama Raja Hatorusan bukan Raja Natanggang.'''''
 
Nahampun Tua pergi ke Dairi, diketahui hanya Nahampun Tualah yang tidak kembali lagi ke huta Tamba, Nahampun Tua lama dan menetap di Dairi. Namun ada 2 versi yang mengatakan, keturunan Nahampun Tua adalah si Onom Hudon, namun versi yang lebih sering diceritakan adalah Nahampun Tua tidak berketurunan anak laki-laki, hanya anak perempuan saja. Di tanah Dairi Nahampun mewariskan warisan, namun karena tidak memiliki anak laki-laki hanya anak perempuannyalah yang mengurus, atau bahkan rumah/tanah Nahampun Tua di Dairi tidak ada yang mengurus. Lama puluhan tahun kemudian, datanglah anak rantau ke tanah Dairi, Raja Huta setempat tentu menanyakan siapa gerangan anak rantau ini, setelah diketahu bahwasanya anak rantau ini adalah keturunan Si Bolon Tua maka Raja Huta pun mengatakan bahwa di tanah Dairi ini ada peninggalan opung anak rantau ini, opung yang adalah adik dari opung mereka Si Bolon Tua, dan Raja Huta mengatakan agar anak rantau ini menempati tanah warisan dan peninggalan Nahampun Tua. Diketahui anak rantau ini adalah keturunan Si Bolon Tua dari Tuan Nahoda Raja yang bernama Tuan Seul. Akhirnya Tuan Seul tinggal dan menetap di tanah Dairi, dan memiliki 7 keturunan anak laki-laki, di antaranyadiantaranya Simbuyak-buyak (meninggal), Tinambunan, Tumanggor, Maharaja, Turutan, Pinayungan dan Nahampun. Alasan Tuan Seul memberikan nama anak bungsu laki-lakinya Nahampun adalah sebagai bentuk penghormatan dan mengenang Nahampun Tua, karena saat ini Tuan Seul lah yang menempati dan menggunakan warisan serta peninggalan Nahampun Tua di tanah Dairi.
 
Namun tidak dapat dipastikan berapa lama Saragi Tua di Simalungun dan kembali ke huta Tamba, Munthe Tua di tanah Karo dan kembali ke huta Tamba, juga Nahampun Tua di tanah Dairi.
Baris 131:
# Raja Naipospos
 
=== Sibagotnipohan ===
Sibagotnipohan sebagai cikal-bakal marga Pohan mempunyai 4 (empat) putra, yaitu:
# Tuan Sihubil, sebagai cikal-bakal marga Tampubolon dan cabang-cabangnya
# Tuan Somanimbil, sebagai cikal-bakal marga Siahaan, Simanjuntak, dan Hutagaol
# Tuan Dibangarna, sebagai cikal-bakal marga Panjaitan, Silitonga, Siagian, Sianipar, dan cabang-cabangnya
# Sonak Malela (Si Naga Baling), menurunkan marga Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, dan '''Pardede
NB : Pardede bukan anak dari raja SONAKMALELA (SI NAGA BALING) melainkan anak dari Raja Napitupulu'''
 
=== Sipaettua ===
Marga-marga keturunan Sipaettua, antara lain: [[Hutahaean]], Hutajulu, Aruan, [[Sibarani]], Sibuea, Pangaribuan, dan Hutapea
 
=== Silahisabungan ===
[[Berkas:Tarombo Sidabutar.jpg|thumb|Tarombo Sidabutar versi Pitu Raja Ambarita.]]
Delapan Anak Keturunan Silahisabungan dari 2 istri yakni:
Baris 157 ⟶ 156:
 
Selain marga pokok di atas masih ada lagi marga marga cabang keturunan Silahisabungan, yakni Sipangkar, Sembiring, Sipayung, Silalahi, Dolok Saribu, Sinurat, Nadapdap, Naiborhu, Maha, Sigiro, dan Daulay.
 
=== Raja Oloan ===
Versi lain yang menunjukkan ke eksistensi-annya dan tidak terpungkiri dengan fakta-fakta yang ada dilapangan maupun silsilah dan pesan orangtua-orangtua terdahulu hingga 4 generasi adalah keturunan Silahisabungan mempunyai Sembilan Keturunan (tanpa menghilangkan marga saudara yang lain), Ompu Silahisabungan mempunyai 3(tiga) Istri yakni:
 
'''Istri Pertama, Pintahaomasan boru baso bolon''', anaknya:
 
1. Silahi Raja (Silalahi)
 
'''Istri Kedua, Pinggan matio boru Padang batanghari''', anaknya:
 
1. Loho Raja ( Sihaloho)
     2. Tungkir Raja ( Situngkir)
     3. Sondi Raja (Rumasondi)
     4. Butar Raja (Sinabutar)
     5. Bariba Raja (Sidabariba)
     6. Debang Raja (Sidebang)
     7. Batu Raja (Pintu Batu)
 
'''Istri Ketiga, Milingiling boru Mangarerak,''' anaknya:
 
1. Raja Tambun (Tambunan)
 
Silahi Raja (Silalahi) memperanakkan:
     1. Siraja Tolping
     2. Bursok Raja
     3. Raja Bunga-bunga
 
Dari istri pertama Pinta Haomasan boru Baso Nabolon<ref>http://www.metrosiantar.com/2013/02/11/36770/kerendahan-hati-tingkatkan-persatuan-silalahi-raja/</ref>, Sauhut (saudara) marga Bolon Tua, Tamba Tua, Saragi Tua, Munthe Tua lahirlah Silalahi Raja. “Dari Silalahi Raja ini lahirlah 3 putra yakni Raja Tolping Silalahi, Bursok Raja Silalahi/Pangururan, Raja Bunga-bunga Silalahi/Parmahan di Balige.
Keturunan marga Bolon Tua bersaudara di atas,sampai saat ini konsisten dalam pelaksanaan adat yang menyebut Silalahi Raja sebagai boru Sihabolonan.
=== Raja Oloan ===
Raja Oloan mempunyai 6 (enam) orang putra, yaitu:
# Naibaho yang merupakan cikal-bakal marga Naibaho dan cabang-cabangnya.
Baris 165 ⟶ 192:
# Sihite yang merupakan cikal-bakl marga Sihite.
# Manullang yang merupakan cikal-bakal marga Manullang.
# sihotang yang merupakan cikal bakal marga sihotang
 
=== Raja Hutalima ===
Raja Hutalima tidak mempunyai keturunan.
 
=== Raja Sumba ===
[[Berkas:Batak Toba Tribe - Silaban Family Tree.jpg|thumb|Tarombo Silaban, [[Suku Batak Toba]].]]
Raja Sumba mempunyai 2 (dua) orang putra, yaitu:
Baris 176 ⟶ 202:
# Sihombing, yang merupakan cikal-akal marga Silaban, Sihombing Lumban Toruan, Nababan, dan Hutasoit.
 
=== Raja Sobu ===
Marga-marga keturunan Raja Sobu, antara lain: Sitompul dan si Raja Hasibuan. Dari si Raja Hasibuan berkembang lagi, yang tetap tinggal di Toba tetap Hasibuan, sedang "pomparan" Ompu Guru Mangaloksa yang merintis hidupnya ke wilayah Silindung, anak-anaknya berkembang menjadi si Raja Nabarat (Hutabarat), si Raja Panggabean (cabangnya,Simorangkir), si Raja Hutagalung dan si Raja Hutatoruan. Si Raja Hutatoruan dua anaknya, itulah Hutapea (Silindung/Tarutung, beda dari Hutapea - Toba/Laguboti), dan Lumbantobing (biasa disingkat L. Tobing=Lumbantobing). Marga-marga tsb (di luar marga Hasibuan), secara "specific" pomparan Guru Mangaloksa dinamai "Pomparan ni si Opat Pu(i)soran". Mana ejaan yang benar dalam bahasa Batak, antara Pusoran atau Pisoran, entahlah. Marga-marga tersebut di atas masih tetap alias belum bercabang hingga sekarang. Kecuali pencabangan untuk tujuan penyebutan internal, semisal Hutabarat. Ada Hutabarat Sosunggulon, Hutabarat Hapoltahan, Hutabarat Pohan. Dari tataran ini barulah dibagi lagi menjadi "mar-ompu-ompu". Sebagai catatan, khusus dari pomparan Guru Mangaloksa, setiap anggota marga-marga tersebut mengingat nomornya masing-masing, termasuk Boru. Semisal di Hutabarat, berkenalan seorang Hutabarat dengan seorang lain Hutabarat. Tidak lagi ditanya, Hutabarat Sosunggulon? atau Hapoltahan? atau Pohan? dst. Tetapi langsung ditanya, "nomor berapa"?, termasuk Boru. Sehingga masing-masing tahu "standing position", memanggil abang/adik, bapatua/bapauda, dst, termasuk "tutur" untuk Boru. Hal seperti ini perlu dicontoh karena dapat memotivasi orang lain mencari asal usul ("identitas") "ha-batahonna", tentu setelah indentitas keyakinan dan kepercayaan masing-masing individu.
 
=== Raja Naipospos ===
Raja Naipospos mempunyai 5 (lima) orang putra yang secara berurutan, yaitu:
# Donda Hopol yang merupakan cikal-bakal marga [[Sibagariang]].
Baris 219 ⟶ 245:
 
{{Suku Batak Toba}}
<references />
 
[[Kategori:Batak]]
Baris 225 ⟶ 250:
[[Kategori:Marga Batak]]
[[Kategori:Marga Batak Toba]]
<references />