Krisis finansial Asia 1997: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jogerj (bicara | kontrib)
Jogerj (bicara | kontrib)
Baris 22:
Pada 1998, pengeluaran di berbagai sektor menurun. Sektor konstruksi menyusut 23,5 persen, produksi menyusut 9 persen dan agrikultur 5,9 persen. Keseluruhan GDP negara ini turun 6,2 persen pada 1998. Tetapi Malaysia merupakan negara tercepat yang pulih dari krisis ini dengan menolak bantuan IMF.<BR>
== Indonesia ==
Pada bulan [[Juni 1997]], Indonesia terlihat jauh dari krisis. Tidak seperti Thailand, Indonesia memiliki inflasi yang rendah, perdagangan surplus lebih dari 900 juta dolar, persediaan mata uang luar yang besar, lebih dari 20 miliar dolar, dan sektor bank yang baik.
 
Tapi banyak perusahaan Indonesia yang meminjam dolar AS. Pada tahun berikut, ketika [[rupiah]] menguat terhadap dolar, praktisi ini telah bekerja baik untuk perusahaan tersebut -- level efektifitas hutang mereka dan biaya finansial telah berkurang pada saat harga mata uang lokal meningkat.
 
Pada bulan Juli 1997, Thailand megambangkan baht, Otoritas Moneter Indonesia melebarkan jalur perdagangan dari 8 persen ke 12 persen. Rupiah mulai terserang kuat di Agustus. Pada [[14 Agustus]] 1997, pertukaran mengambang teratur ditukar dengan pertukaran mengambang-bebas. Rupiah jatuh lebih dalam. [[Dana Moneter Internasional|IMF]] datang dengan paket bantuan 23 miliar dolar, tapi rupiah jatuh lebih dalam lagi karena ketakutan dari hutang perusahaan, penjualan rupiah, permintaan dolar yang kuat. Rupiah dan Bursa Saham Jakarta menyentuh titik terendah pada bulan September. Moody's menurunkan hutang jangka panjang Indonesia menjadi "junk bond".
 
Meskipun krisis rupiah dimulai pada bulan Juli dan Agustus 1997, krisis ini menguat pada bulan November ketika efek dari devaluasi di musim panas muncul pada neraca perusahaan. Perusahaan yang meminjam dalam dolar harus menghadapi biaya yang lebih besar yang disebabkan oleh penurunan rupiah. Akibatnya, dan banyak rakyat yang bereaksi dengan membelimenukarkan dolar,rupiah yaitu:dengan menjualdolar rupiahAS, menurunkan harga rupiah lebih jauh lagi.<BR>
Inflasi rupiah dan peningkatan besar harga bahan makanan menimbulkan kekacauan di negara iniIndonesia. Pada bulan Februari 1998, [[Soeharto|Presiden Suharto]] memecat Gubernur [[Bank Indonesia]], tapi[[Sudrajad iniDjiwandono]]. tidakAkhirnya, cukup.[[Kejatuhan Soeharto|Presiden Suharto dipaksa untuk mundur]] pada pertengahantanggal [[Kerusuhan Mei 1998|21 Mei 1998]] dan [[B.J. Habibie]] diangkat menjadi presiden. mulaiMulai dari sini krisis moneter indonesia memuncak.
 
Akibat dari [[Krisis finansial Asia 1997]], sebanyak 300.000 [[penumpang]] bus terlantar di [[Terminal Pulo Gadung, Jakarta|Terminal Pulogadung]], [[Terminal Kampung Rambutan]] dan [[Terminal Lebak Bulus]] akibat bus Antarkota antarprovinsi (AKAP) yang dinaikinya mengalami kenaikan tarif. Bus-bus ini jurusannya diantaranya rute-rute ke [[Kabupaten Cirebon|Cirebon]], [[Jawa Tengah]] dan [[Jawa Timur]].