Pulau Belitung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh 112.215.124.174 dan 112.215.124.188) dan mengembalikan revisi 9721835 oleh Hidayatsrf |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k cosmetic changes, replaced: dimana → di mana (2), amandemen → amendemen, aktifitas → aktivitas, dibawah → di bawah (6) |
||
Baris 3:
'''Belitung''', atau ''Belitong'' (bahasa setempat, diambil dari nama sejenis [[belitong|siput laut]]), dulunya dikenal sebagai '''Billiton''' adalah sebuah [[pulau]] di lepas pantai timur [[Sumatra]], [[Indonesia]], diapit oleh [[Selat Gaspar]] dan [[Selat Karimata]]. Pulau ini terkenal dengan lada putih ''(Piper sp.)'' yang dalam bahasa setempat disebut ''sahang'', dan bahan tambang tipe galian-C seperti timah putih (''Stannuum)'', pasir kuarsa, tanah liat putih (kaolin), dan granit. Serta akhir-akhir ini menjadi tujuan wisata alam alternatif. Pulau ini dahulu dimiliki [[Britania Raya]] ([[1812]]), sebelum akhirnya ditukar kepada [[Belanda]], bersama-sama [[Bengkulu]], dengan [[Singapura]] dan [[New Amsterdam]] (sekarang bagian kota [[New York]]). Kota utamanya adalah [[Tanjung Pandan, Belitung|Tanjung Pandan]].
Pulau Belitung terbagi menjadi 2 kabupaten yaitu [[Kabupaten Belitung]], beribukota di [[Tanjung Pandan, Belitung|Tanjung Pandan]], dan [[Kabupaten Belitung Timur|Belitung Timur]], beribukota [[Manggar, Belitung Timur|Manggar]].
Sebagian besar penduduknya, terutama yang tinggal di kawasan pesisir pantai, sangat akrab dengan kehidupan bahari yang kaya dengan hasil ikan laut. Berbagai olahan makanan yang berbahan ikan menjadi makanan sehari-hari penduduknya. Kekayaan laut menjadi salah satu sumber mata pencaharian penduduk Belitung. Sumber daya alam yang tak kalah penting bagi kehidupan masyarakat Belitung adalah timah. Usaha pertambangan timah sudah dimulai sejak zaman [[Hindia Belanda]].
Baris 9:
Penduduk Pulau Belitung terutama adalah [[suku Melayu]] (bertutur dengan dialek Belitung) dan keturunan Tionghoa [[Orang Hokkian|Hokkien]] dan [[Hakka]].
Secara geografis pulau Belitung (Melayu ; Belitong) terletak pada 107°31,5' - 108°18' Bujur Timur dan 2°31,5'-3°6,5' Lintang Selatan. Secara keseluruhan luas pulau Belitung mencapai 4.800
== Sejarah Belitung ==
Baris 35:
=== Masa pendudukan Belanda-Jepang ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Aderontginning van wolfram en tinerts in mijn N0. 30. Sidjoek TMnr 10007206.jpg|thumb|right|220px|[[Pertambangan]] [[tungsten]] dan [[timah]] yang dikelola Perusahaan Billiton Maatschapij di Belitung (1942).]]
Pada abad ke-17, Pulau Belitung menjadi jalur perdagangan dan tempat persinggahan kaum pedagang. Dari sekian banyak pedagang, yang paling berpengaruh adalah pedagang Cina dan [[Bangsa Arab|Arab]]. Hal ini dapat dibuktikan dari [[Tembikar|tembikar-tembikar]] yang berasal dari Wangsa Ming abad ke-14 hingga ke-17, yang banyak ditemukan dalam lapisan-lapisan tambang timah di daerah Kepenai, Buding, dan [[Kelapa Kampit, Belitung Timur|Kelapa Kampit]]. Berdasarkan catatan dari sejarawan Cina bernama Fei Hsin (1436). Sedangkan orang Cina mengenal Belitung disebabkan pada tahun 1293, pedagang-pedagang Cina tersebut masuk ke Pulau Belitung sekitar tahun 1293. Sebuah armada Cina
Selain bangsa [[Cina]], bangsa lain yang banyak mengenal Pulau Belitung adalah bangsa Belanda. Pada tahun 1668, sebuah kapal Belanda bernama 'Zon De Zan Loper',
Berdasarkan penyerahan Tuntang pada tanggal 18 September 1821, Pulau Belitung masuk dalam wilayah kekuasaan [[Inggris]] (meskipun secara de facto terjadi pada tanggal 20 Mei 1812). Residen Inggris di Bangka, mengangkat seorang raja siak untuk memerintah Belitung karena di pulau kecil ini sering terjadi perlawanan rakyat yang dipimpin oleh tetua adat. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Komisaris Jenderal Kerajaan Inggris tanggal 17 April 1817, Inggris menyerahkan Belitung kepada Kerajaan Belanda. Selanjutnya atas nama Baginda Ratu Belanda, ditunjuk seorang Asisten Residen untuk menjalankan pemerintahan di Pulau Belitung.<ref name="belitungkap" />
Baris 43:
Pada tahun 1823, seorang Kapten berkebangsaan Belgia bernama JP. De La Motte, yang menjabat sebagai Asisten Residen dan juga pimpinan tentara Kerajaan Belanda, berhasil menemukan timah di pulau tersebut. Selanjutnya seusai [[Traktat London]] tahun 1850, penambangannya diambil alih oleh Billiton Maatschapij, sebuah perusahaan penambangan timah milik Pemerintah Belanda. Pada saat itu Belitung terbagi atas 6 daerah, yaitu :
* [[Tanjungpandan]] dan [[Gantung, Belitung Timur|Gantung]]/Lenggang yang berada langsung
* [[Badau, Belitung|Badau]], [[Sijuk, Belitung|Sijuk]], Buding dan Belantu yang berada
Pada tahun 1890, pangkat Ngabehi dihapus dan digantikan dengan Kepala Distrik. Selanjutnya terdapat 5 distrik yaitu : Tanjungpandaan, Manggar, Buding, Dendang dan [[Gantung, Belitung Timur|Gantung]]. Tahun 1852 Belitung dipisahkan dari Bangka dalam urusan administrasi dan kewenangan penambangan [[timah]]. Pemisahan tersebut atas desakan JF. Louden (kepala pemerintahan pusat di [[Batavia]]), untuk mencegah pengaruh buruk dari Residen Bangka yang iri melihat pertambangan timah yang berkembang dengan pesat di Belitung. Dalam rangkaian sistem pemerintahan [[Hindia Belanda]], pada tahun 1921 Belitung dijadikan sebuah distrik yang dikepalai oleh seorang Demang yaitu KA. Abdul Adjis, yang dibantu 2 orang Asisten Demang yang membawahi 2 onder district, yaitu Belitung Barat dan Belitung Timur. Gemeente atau kelurahan di Belitung dibentuk pada tahun 1921-1924. Berdasarkan Ordonantie No. 73 tanggal 21 Februari 1924, Belitung terbagi menjadi 42 Gemeente.<ref name="belitungkab2" />
Baris 54:
=== Masa kemerdekaan ===
Pulau Belitung sebagai bagian dari Residensi Bangka - Belitung, beberapa tahun lamanya pernah menjadi bagian dari Gewest Borneo, kemudian menjadi bagian Gewest Bangka - Belitung dan [[Riau]]. Tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama, karena muncul peraturan yang mengubah Pulau Belitung menjadi Neolanchap. Selanjutnya sebagai badan pemerintahan dibentuklah Dewan Belitung pada tahun 1947. Pada waktu pembentukan [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS), Neolanchap Belitung merupakan negara tersendiri, bahkan karena sesuatu hal tidak menjadi negara bagian. Tahun 1950 Belitung dipisahkan dari RIS dan digabungkan dalam [[Republik Indonesia]]. Pulau Belitung menjadi sebuah kabupaten yang termasuk dalam Provinsi [[Sumatera Selatan]]
=== Masa Sekarang ===
Baris 66:
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil [[Kabupaten Belitung]], per 31 Agustus 2013, penduduk Kabupaten Belitung berjumlah 170.782 jiwa dengan komposisi 87.705 jiwa Laki-laki (51,35%) dan 83.077 jiwa perempuan (48,65%). Jumlah laki-laki di Belitung masih lebih tinggi dibanding dengan jumlah perempuan. Sex Ratio di Kabupaten Belitung adalah 105,57 yang menunjukkan terdapat 105 oranglaki-laki di antara 100 perempuan.
Jumlah penduduk [[Kabupaten Belitung Timur]] tahun 2012 sebanyak 116.356 jiwa. Hal ini menunjukkan telah terjadi penambahan jumlah penduduk dibanding tahun sebelumnya sebesar 3.041 orang atau 2,7 persen. Penduduk di Kabupaten Belitung Timur lebih banyak penduduk laki-laki dibandingkan penduduk perempuan
=== Kepadatan, Pertumbuhan, dan Distribusi Penduduk ===
Tingkat pertumbuhan dan kepadatan penduduk antar kecamatan sangat bervariasi. Hal ini disebabkan penyebaran penduduk yang tidak merata,
Terjadi juga peningkatan untuk kepadatan penduduk, di Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2012 dari 45,20 jiwa per Km<sup>2</sup> di menjadi 46,41 jiwa per Km<sup>2</sup> penyebaran yang tidak merata. Hal ini terlihat dari masih terpusatnya penduduk di Kecamatan Manggar sebagai ibukota kabupaten dengan kepadatan hingga 106,01 jiwa per Km<sup>2</sup>, dengan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kecamatan lain yang relatif merata penyebarannya.
Baris 80:
Partisipasi melanjutkan pendidikan dari SD ke SMP sebesar 32,17% dan dari SMP ke SMU sebesar 70,36%. Artinya jumlah anak sekolah yang masuk ke sekolah lanjutan pertama perlu peningkatan.Sedangkan dari lanjutan pertama ke sekolah menengah umum mencapai 70%. Partisipasi masyarakat yang menyelesaikan pendidikan di Belitung 8,26% (rata-rata 343 orang per tahun). Dengan demikian tingkat partisipasi penduduk sekolah dasar cukup tinggi, tetapi jumlah yang melanjutkan ke SMP hanya 32,17%, tapi SMP-SMU mencapai 70%. Sementara itu jumlah sekolah tidak menunjukkan peningkatan signifikan.
Salah satu faktor pendukung keberhasilan pembangunan adalah adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui Jalur pendidikan, pemerintah berupaya untuk menghasilkan dan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA), wajib belajar 6 tahun yang dilanjutkan wajib belajar 9 tahun, UUD 1945 beserta
=== Ketenagakerjaan ===
Baris 87:
Kondisi ini menunjukkan bahwa tiga program terkait tersebut belum menjadi sektor penggiat ekonomi daerah yang didukung penuh oleh ketertarikan penduduk Kabupaten Belitung sebagai mata pencahariannya.Oleh karena itu, perlu diciptakan strategi yang tepat agar penduduk berminat untuk bekerja dan mengembangkan ke tiga program prioritas tersebut, sehingga kesiapan SDM Kabupaten Belitung untuk berkiprah lebih banyak.dan lebih berkualitas terhadap trilogi program pambangunan Kabupaten Belitung dapat dipenuhi.
Peluang pemenuhan saat ini masih sangat terbuka mengingat masih banyak penduduk usia produktif. Penduduk usia produktif masih bisa dikelompokkan ke dalam (i) kelompok yang sedang menunggu pekerjaan, masih sekolah dan ibu rumah tangga, (ii) kelompok yang bekerja
Kualitas SDM sangat penting untuk ditingkatkan.mengingat persaingan tenaga kerja yang skilled labor akan sangat mencantumkan apakah masyarakat Belitung dapat tinggal landas bersama tiga sektor prioritas. Secara diagram dapat diiihat hubungan pentingnya pengembangan sumber daya manusia di Kabupaten Belitung.
Baris 98:
[[Batu Mentas]] yang berada di kaki gunung tajam, memiliki potensi yang luar biasa sebagai sebuah destinasi wisata terpadu. Keindahan alam baik sungainya yang jernih maupun hutannya yang masih lebat, keunikan flora dan fauna, kehidupan masyarakat lokal dengan sentra kebun nenas dan ladanya, ditambah dengan keunikan seni budaya tradisionalnya serta keahlian masyarakatnya membuat kerajinan anyaman serta rotan, merupakan potensi yang jika dikelola dengan baik akan memberikan dampak positif yang luar biasa baik untuk lingkungan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat. Batu Mentas hanya berjarak 20 menit waktu tempuh dari kota Tanjungpandan.
Pada Maret 2012 lalu telah dilakukan Soft Launching oleh KPLB<ref>[[www.kplb.org]]</ref> (Kelompok Peduli Lingkungan Belitung) bersama GEF <ref>SGP-[http://www.sgp-indonesia.org/2012/11/batu-mentas-expo-2012-wildlife-and-culture-event/ Indonesia.org]</ref>(Global Environment Program) untuk “Sanctuary Tarsius dan Wisata Alam Batu Mentas.” Dalam perjalanannya, berbagai
== Referensi ==
<references />
|