Jürgen Habermas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: dibawah → di bawah, diakhir → di akhir, dimana → di mana
BeeyanBot (bicara | kontrib)
k Ruang Publik: ejaan, replaced: sekedar → sekadar
Baris 66:
== Ruang Publik ==
 
Bagi Habermas, ruang publik memiliki peran yang cukup berarti dalam proses berdemokrasi.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/> Ruang publik merupakan ruang demokratis atau wahana diskursus masyarakat, yang mana warga negara dapat menyatakan opini-opini, kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan mereka secara diskursif.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/> Ruang publik merupakan syarat penting dalam demokrasi.<ref name="Budi Hardiman (Editor)">Budi hardiman ''Ruang Publik''. Jogjakarta: Penerbit Kansius. 2010. hlm 185.</ref> Ruang publik adalah tempat warga berkomunikasi mengenai kegelisahan-kegelisahan politis warga.<ref name="Budi Hardiman (Editor)"/> Selain itu, ruang publik merupakan wadah yang mana warganegara dengan bebas dapat menyatakan sikap dan argumen mereka terhadap negara atau pemerintah.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/><ref name="Budi Hardiman (Editor)"/> Ruang publik bukan hanya sekedarsekadar fisik, maksudnya sebuah institusi atau organisasi yang legal, melainkan adalah komunikasi warga itu sendiri. Ruang publik harus bersifat bebas, terbuka, transparan dan tidak ada intervensi pemerintah atau otonom di dalamnya. Ruang publik itu harus mudah diakses semua orang.<ref name="Budi Hardiman (Editor)"/> Dari ruang publik ini dapat terhimpun kekuatan solidaritas masyarakat warga untuk melawan mesin-mesin pasar/kapitalis dan mesin-mesin politik.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/>
 
Habermas membagi-bagi ruang publik, tempat para aktor-aktor masyarakat warga membangun ruang publik, Pluralitas (keluaraga, kelompok-kelompok informal, organisasi-organisasi sukarela, dst), publisitas (media massa, institusi-institusi kultural, dst), keprivatan (wilayah perkembangan individu dan moral), legalitas (struktur-struktur hukum umum dan hak-hak dasar).<ref name="Fresco Budi Hardiman"/> Jadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa ruang publik bukan hanya ada satu, tetapi ada banyak ruang publik di tengah-tengah masyrakat warga. Kita tidak dapat membatasi ruang publik, ruang publik ada di mana saja.<ref name="Budi Hardiman (Editor)"/> Di mana ada masyarakat yang duduk berkumpul bersama dan berdiskusi tentang tema-tema yang relevan, maka disitu hadir ruang publik. Selain itu, ruang publik tidak terikat dengan kepentingan-kepentingan pasar maupun politik. Oleh karena itu, ruang publik tidak terbatas.<ref name="Fresco Budi Hardiman"/><ref name="Budi Hardiman (Editor)"/>