Gereja Santo Willibrordus, Cepu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k tidy up, replaced: dimana → di mana, Analisa → Analisis, aktifitas → aktivitas
Baris 27:
== Cepu Sebagai Stasi Paroki Santo Yusup Gedangan Semarang ==
 
Berdasarkan data yang terdapat pada Buku Baptis X, XI dan XII Paroki Santo Yusup Gedangan [[Semarang]], tercatat bahwa di [[Cepu]] sudah ada baptisan baru yang terjadi pada tanggal 28 Februari 1912, sebanyak 3 orang oleh Romo HJJ. Janssen, SJ. Dalam Buku Penguatan 1911 – 1920, Paroki Santo Yusup Gedangan [[Semarang]], tercatat bahwa pada tanggal 29 September 1912 serta tanggal 24 September 1917, Vicaris Apostolic Batavia Mgr. E.S. Luypen, SJ menerimakan Sakramen Krisma di [[Cepu]] terhadap 21 orang. Pada tahun 1908 – 1926 sudah ada kunjungan-kunjungan yang dilaksanakan oleh Pastor Hans van Beckhoven, SJ, Pastor Th. Madlener, SJ, Pastor Gerardus Minderop, SJ, Pastor Bartholomeus Hagdorn, SJ di daerah [[Cepu]], [[Bojonegoro]], [[Blora]], Nglobo, Ledok, Kunduraan, dan Doplang. Dari peristiwa-peristiwa itu dapat disimpulkan bahwa pada saat itu sudah ada aktifitasaktivitas gerejawi dan sudah mempunyai tempat khusus untuk peribadatan.Bahkan berdasarkan Buku Baptis X, XI, XII Pastor Hans van Beckhoven, SJ sangat dominan dalam memberikan baptisan, disamping Pastor HJJ. Janssen, SJ dan Pastor Hoevenaars, SJ yang juga pernah berkarya di [[Cepu]]. Berpijak pada kenyataan tersebut dapat dipastikan bahwa pada tahun 1912 (atau sebelumnya) sudah ada sejumlah umat katolik yang menetap di [[Cepu]] sebagai persekutuan umat beriman ([[Gereja]]).
 
Dengan adanya perusahaan Minyak DPM yang mulai mengadakan pengeboran minyak di [[Cepu]] pada tahun 1893, di Jepon pada tahun 1899 di Tinawun, Dandangilo – Wonocolo, Kawengan, Kidangan pada tahun 1895 demikian pula di Ledok pada tahun yang sama, kiranya dapat memberi sumbangan yang cukup berarti bagi tumbuh dan berkembanganya suatu [[Gereja]]. Demikian pula pada tahun 1895/1896 di [[Cepu]] dibangun pabrik lilin, dikarenakan minyak di daerah [[Cepu]] banyak mengandung lilin. Sehingga pada tahun 1896 Peruasahaan Minyak DPM [[Surabaya]] dan [[Cepu]] berkembang menjadi Peruasahaan Minyak terkuat di [[Jawa]]. Situasi ini memungkinkan bertambahnya umat Katolik di [[Cepu]], [[Bojonegoro]], [[Blora]] dan sekitarnya semakin banyak, karena jumlah orang Belanda yang bekerja di [[Cepu]] semakin banyak pula.
Baris 33:
Pada tahun 1923, Pastor Jesuit masih memberikan Sakramen Baptis, kepada umat di [[Cepu]] sebanyak 6 orang, di Padangan sebanyak 1 orang dan di [[Bojonegoro]] sebanyak 2 orang.Berdasarkan data yang ada, pada tanggal 21 Maret 1923, merupakan peristiwa baptisan terakhir yang tercatat pada Buku Baptis Paroki Santo Yusup Gedangan Semarang.
 
Tidak dapat diketahui secara pasti, dimanadi mana mereka (Gereja) mengadakan upacara-upacara liturgi atau kegiatan religiius lainnya, sebab menurut data sejarah gedung gereja baru dibangun (dan atau ada) baru pada tahun 1930/1931. Dinyatakan dengan jelas Vicaris Apostolic Batavia Mgr. ES. Luypen, SJ pernah datang di [[Cepu]] untuk memberikan Sakramen Krisma pada tahun 1912 dan 1917 tentu harus ada tempat yang memadai. AnalisaAnalisis yang dapat diajukan, aktivitas tersebut diatas dipastikan menempati rumah umat atau perumahan umum atau tempat-tempat yang bersifat umum, yang ada hubungannya dengan kepemerintahan Belanda C/Q Perusahaan Minyak DPM/BPM.
 
== Cepu Sebagai Stasi dari Paroki Santa Perawan Maria Kepanjen Surabaya ==