Kaisar Go-Daigo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 29:
==Biografi==
Kaisar Go-Daigo dilahirkan [[26 November]] [[1288]] ([[Shōō]] tahun 1 bulan 11 hari 2) sebagai putera kedua kaisar ke-91 [[Kaisar Go-Uda]] dari [[garis keturunan Daikaku-ji]]. Pengangkatan dirinya sebagai pangeran dilakukan tahun [[1302]]. Pada tahun [[1304]] diangkat sebagai [[Dazai no Sochi]] (kepala kantor [[Dazaifu]]), sehingga dipanggil Sochinomiya. Ibu kandungnya bernama Fujiwara no Tadako alias Dantenmon-in, putri anggota majelis tinggi bernama Itsutsuji Tadatsugu yang menjadi putri angkat [[Naidaijin]] bernama [[Kazan-in Moritsugu]].
Ia ditunjuk sebagai [[putra mahkota]] pada tahun [[1308]] oleh [[Kaisar Hanazono]] dari [[garis keturunan Jimyō-in]], dan naik tahta di usia 31 tahun sebagai Kaisar Go-Daigo pada tahun [[1318]]. Namun, selama tiga tahun pertama masa pemerintahannya, Kaisar Go-Daigo hanya menjadi kaisar tituler. Ayah kandungnya, mantan Kaisar Go-Uda menjalankan sistem [[pemerintahan dari balik biara]].
Baris 37:
Kedudukan Kaisar Go-Daigo yang hanya sekadar pejabat sementara kaisar menyebabkan anak keturunannya tidak berhak atas tahta. Ia sendiri tidak menyangka bahwa dirinya hanya dijadikan kaisar tituler bagi mantan Kaisar Go-Uda yang memerintah dari balik biara. Kekecewaan Kaisar Go-Daigo membuat dirinya semakin antipati terhadap [[Keshogunan Kamakura]] yang menentukan jalannya suksesi kekaisaran.
Pada tahun [[1324]], kantor [[Rokuhara Tandai]] yang memata-matai istana kaisar mengungkap rencana Kaisar Go-Daigo untuk menggulingkan Keshogunan Kamakura. Pembantu Kaisar Go-Daigo yang paling dipercaya, [[Hino Suketomo]] dijatuhi hukuman buang ke [[Pulau Sado]] dan terjadi [[Pemberontakan Shōchū]]. Walaupun terlibat, Kaisar Go-Daigo tidak menerima hukuman apa-apa. Secara diam-diam, rencana menggulingkan Keshogunan Kamakura kembali disusun. Kali ini dengan bantuan biksu [[Monkan]] dari kuil [[Daigo-ji]] dan biksu [[Enkan]] dari kuil [[Hosshō-ji]] yang dijadikan pembantu pribadinya.
Pada tahun [[1329]], Kaisar Go-Daigo melangsungkan upacara mengirim teluh ke Keshogunan Kamakura dengan kedok upacara mendoakan keselamatan istri kaisar yang akan melahirkan. Selain itu, Kaisar Go-Daigo mendekati kekuatan perlawanan dari kuil-kuil Buddha dan Shinto di Nara yang dipimpin kuil [[Kōfuku-ji]] dan [[Enryaku-ji]]. Sementara itu, kalangan bangsawan istana yang mendukung garis keturunan Daikaku-ji mulai terbelah dua menjadi faksi pendukung Kaisar Go-Daigo dan faksi pendukung Pangeran Kuniyoshi. Di pihak yang berseberangan terdapat keluarga istana pendukung Pangeran Kuniyoshi dari [[garis keturunan Jimyō-in]] yang mendapat restu dari Keshogunan Kamakura. Akibatnya, pendukung garis keturunan Daikaku-ji berada dalam posisi sulit. Setelah Pangeran Kuniyoshi meninggal karena sakit, Kaisar Go-Daigo ditekan habis-habisan agar turun tahta.
|