Salat Duha: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
IhSanT (bicara | kontrib)
k Memperbaiki dash (serapan dari nama sesuai adat orang Arab)
reviewed
Baris 29:
آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
 
Dalam tulisan latin:'''<nowiki/>'''
''"Allahumma innad dhuha-a dhuha-uka, wal baha-a baha-uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal 'ismata 'ismatuka.
Allahumma in kana rizqi fis sama-i fa-anzilhu, wa in kana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kana mu’assaron fa yassirhu, wa in kana haroman fathohhirhu, wa in kana ba’idan faqorribhu, bihaqqi dhuha-ika, wa baha-ika, wa jamalika, wa quwwatika, wa qudrotika, aatini ma atayta 'ibadakas sholihin"''.
Baris 36:
"Ya Allah, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktu dhuha-Mu, dan keagungan itu adalah keagungan-Mu, dan keindahan itu adalah keindahan-Mu, dan kekuatan itu adalah kekuatan-Mu, dan perlindungan itu adalah perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rizkiku masih di atas langit, maka turunkanlah, jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah, jika masih sukar, maka mudahkanlah, jika (ternyata) haram, maka sucikanlah, jika masih jauh, maka dekatkanlah, Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMU yang sholeh".
 
* Dalam Fatwa Mufti Markaz Al- Fatawa – Asy- Syabkah Al- Islamiyah, Dr ‘Abdullah Al- Faqih, Fatwa no. 53488, 1 Sya’ban 1425, diterangkan:
do’a Dhuha seperti ini (“Allahumma innadhuha dhuha-uka, wal bahaa baha-uka, wal jamala jamaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrota qudrotuka, wal ‘ismata ‘ismatuka ...dst) tidak ditemukan dalam berbagai kitab yang menyandarkan doa ini sebagai hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Do'a seperti itu ditulis oleh Asy- Syarwani dalam Syarh Al- Minhaj dan Ad- Dimyathi dalam I’anatuth Tholibiin, namun doa ini tidak dikatakan sebagai hadis.
 
== Shalat Dhuha Berjama'ah ==
Terjadi perbedaan pendapat diantara para ulama terkait dengan boleh atau tidaknya melaksanakan shalat dhuha berjama'ah. Imam Nawawi menyatakan bahwa shalat dhuha sebagai shalat sunnah/''tatthawu'' tidak disyariatkan untuk berjama'ah (Raudhah Ath-Thalibin, 1/122; As-Sayyid Al-Bakri, I’anah Ath-Thalibin, 1/272). Berbeda dengan Syaikh Mahmud Abdul Lathif ‘Uwaidhah, misalnya, yang mengatakan,”Sholat Dhuha ini dapat dikerjakan secara sendirian dan dapat pula dikerjakan berjama’ah.” Diantara dalil yang menyatakan kebolehan ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Thabrani. Dari ‘A`idz bin Amr RA dia berkata,”Suatu saat air sedikit, maka Rasulullah SAW pun berwudhu dengan air dalam satu gelas (qadah) atau satu mangkuk besar (jafnah). Lalu Rasulullah SAW menasehati kami karena sedikitnya air saat itu. Rasulullah SAW bersabda,’Orang yang bahagia di antara kita adalah orang yang terkena musibah, tapi dia tidak memperlihatkan itu kepada kita. Kecuali kalau musibah itu sudah menimpa semua orang dalam satu kaum.’ Kemudian Rasululullah SAW shalat Dhuha bersama-sama kami (tsumma shalla binaa rasulullah SAW adh-dhuha).” (HR Ahmad no 19721; Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, no 14462).
 
== Surah-surah yang paling baik dibaca ==
Baris 100 ⟶ 97:
 
==Pranala luar==
* [http://al-badar.net/shalat-dhuha/ Cara, Niat, dan Doa Shalat Dhuha]
* [http://rumaysho.com/shalat/apakah-ada-bacaan-surat-tertentu-dalam-shalat-dhuha-1007 Apakah Ada Bacaan Surat Tertentu dalam Sholat Dhuha di Rumaysho.com]
* [https://kopeahblog.wordpress.com/2016/01/26/shalat-dhuha-berjamaah/ Hukum Shalat Dhuha Berjama'ah]
 
{{Salat}}