SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k →Sejarah |
||
Baris 28:
[[Berkas:Facebook-import-Gedung-SMAK-ST-Louis-2009-0.jpg|thumb|right|200px|Prasasti gedung sekolah ex broederan St.Louis sebagai cagar budaya]]
===
Pada tanggal 12 Juli [[1810]], Romo Hendricus Waanders dan Romo Philipus Wedding datang dari Belanda. Romo Wedding bertugas di Batavia dan Romo Waanders menetap di Surabaya. Romo Waanders mendirikan rumah sekaligus digunakan untuk gereja di jalan Gatotan. Pada tanggal 10 Maret 1811 sudah mulai ada orang yang dibaptis untuk pertama kalinya. Sejak Romo Waanders meninggal, penggembalaan di Surabaya diserahkan kepada Ordo Jesuit. Mgr Fracken, Vikaris Apostolik di Batavia berhasil memperoleh imam-imam Jesuit untuk misinya. Pada tanggal 09 Juli 1859 Pater Vanden Elzen, SJ dan Pater Palinckx, SJ tiba dan ditempatkan di Surabaya. Pater Vanden Elzen melihat bahwa misi di Surabaya tidak akan berhasil kalau tidak ada lembaga pendidikan yang bersedia mendidik anak
Pater Vanden Elzen berusaha memanggil Bruder CSA dari Oudenbosh, Belanda untuk berkarya di Surabaya mendidik anak laki-laki. Vader Vincentius pimpinan bruder CSA Oudenbosh mengutus 4 orang bruder ke Surabaya pada tahun [[1862]] :
Baris 38:
Pada tanggal 07 Juli 1862, sekolah katolik dibuka dan dimulai dengan 20 murid. Mereka memulai sekolah dasar Bijzondere Europeesche Lagere Jongens Schools (ELS) dengan menggunakan ruang kelas di sebelah Bruderan. Sekolah semakin hari semakin berkembang, banyak orang tua murid yang menaruh kepercayaan kepada para bruder. Broederschool di Krembangan (daerah Jl. Kepanjen) mengalami perkembangan yang pesat sekali di bawah pimpinan Overste Br. Engelbertus.
===
Konggregasi [[Bruder]] (Br) Santo Aloysius (CSA) di [[Surabaya]] menghendaki untuk mendirikan sekolah yang mengacu pada pendidikan sekolah [[Belanda]] pada tahun [[1923]]. Kala itu, Kota Surabaya mengalami perkembangan yang pesat sehingga kongregasi memutuskan untuk memindahkan sekolah keluar kota Surabaya yaitu di daerah [[Wonokromo, Surabaya|Wonokromo]]. Batas kota waktu itu di Kaliasin. Akhirnya, Bruder CSA memindahkan sekolah mereka di Jalan Dokter Sutomo (Coen Boulevard 7) yang sekarang menjadi Jalan Polisi Istimewa dan Suster Ursulin memindahkan sekolah mereka ke Jalan Darmo (Darmo Boulevard). Perumahan Belanda di Darmo ini dilengkapi dengan saran pendidikan yaitu St. Louis untuk pendidikan anak laki
Gedung Broederschool yang terletak di Coen Boulevard 7 ini dibangun dengan arsitek Hulswit, Fermont & Ed. Cuypers dari Weeteenreden Batavia. Gedung ini mulai digunakan pada tahun 1923 sebagai ''[[Lagere School]]'' (SD) St. Louis, kemudian berubah menjadi ''[[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs]]'' atau MULO (SMP). Pada tahun [[1942]], Jepang datang menjajah Indonesia, sehingga banyak orang Belanda dibunuh atau dipenjara oleh tentara Jepang. Pada tahun 1943, Broederschool digunakan untuk markas Polisi Istimewa yang dipimpin oleh [[Muhammad Yasin]]. Setiap hari pasukan Polisi Istimewa ini mengadakan latihan baris
Pada tahun [[1950]], St. Louis berubah lagi menjadi ''Hogere Burger School'' atau HBS (SMA).
===
Setelah beberapa tahun gedung St. Louis dipinjam untuk markas dan asrama Polisi Istimewa, pemerintah Indonesia mengembalikan gedung sekolah ke Bruder CSA sehingga dapat digunakan kembali sebagai sekolah. Sesudah orang Belanda pergi kembali ke negeri Belanda, maka dibukalah SMA berbahasa Indonesia. Pada tanggal [[1 Agustus]] [[1951]] dimulai dan dibuka satu kelas SMA di salah satu ruang kelas dekat dengan asrama Bruder (sekarang Soeverdi). Setiap tahun kelas terus bertambah sampai seluruh gedung terpakai semua untuk pendidikan SMA. Inilah awal dari SMA Katolik St. Louis yang merupakan transformasi dari Broederschool. Sejak tahun 1951 inilah usia SMA Katolik St. Louis 1 dimulai.
Baris 52:
Pada tahun [[1958]] Br. Rosarius harus cuti sehingga kepemimpinan diserahkan pada Lie Siong Thay hingga tahun [[1961]]. Selanjutnya dijabat oleh Br. Aquino sampai tahun [[1965]], lalu digantikan Br. Valerianus sampai tahun [[1972]]. Krisis berakhir setelah dilakukan peralihan pengelolaan dari Bruder CSA (Yayasan Mardi Wijayana Kotamadya Surabaya) kepada Pastor C.M. (Yayasan Lazaris).
===
Seputar tahun [[1974]] terhembus berita mengejutkan bahwa SMA Katolik St. Louis akan diambil alih oleh Pertamina menyusul berita dibelinya Bruderan CSA, karena kongregasi bruder tidak mempunyai tenaga lagi untuk mengelola sekolah ini. Dalam rapat pimpinan Kongregasi Misi (CM), Romo Michael Utama Purnomo yang juga alumnus St. Louis mengusulkan supaya sekolah itu diambil alih oleh romo-romo CM. Lobi yang dilakukan oleh Romo CM membuahkan hasil yang menggembirakan, para pimpinan bruder CSA Indonesia menyetujui untuk menyerahkan SMA Katolik St. Louis 1 kepada CM sebagai hibah. Rm. Utama akhirnya terpilih sebagai kepala sekolah SMA Katolik St. Louis 1 dan STM St. Louis periode 1975
Sejak tahun [[1975]] kepala sekolah dijabat Romo Michael Utama Purnama CM. Dalam masa kepemimpinan Romo Utama ini SMAK St. Louis. Pada tahun [[1976]] dimulailah membuka pendaftaran siswa perempuan pertama kalinya karena St. Louis awalnya memang dikhususkan untuk pendidikan anak laki-laki. Karena peminatnya yang banyak, SMA Yos Sudarso yang menyewa gedung St. Louis untuk sekolah di siang hari ikut melebur menjadi SMA Katolik St. Louis kelas siang.
Baris 61:
Mulai tahun [[1981]] jabatan kepala sekolah diserahkan kepada Bu Hariwardjono. Pada tahun [[1985]] SMAK. St. Louis I mendapat status "disamakan". Semula status sekolah yang ada hanya sekolah bersubsidi atau tak bersubsidi. Pada bulan Juli [[1989]] Drs. F.J. Siswanto ditunjuk menjadi Kepala Sekolah hingga Juni [[1991]]. Selanjutnya mulai Juli 1991 kepala sekolah dijabat oleh Drs. B. Djokodwihatmono hingga Juni [[2000]].
===
Mulai Juli 2000 kepala sekolah dijabat oleh J.B. Soemardi hingga Juni [[2002]]. Mulai Juli 2002 kepala sekolah dijabat oleh Romo Alexius Dwi Widiatna C.M sampai bulan Juni 2012.
Setelah bertahun
Semakin berkembangnya sekolah, banyak sekali prestasi yang diraih oleh para siswa di bidang akademis dan non-akademis di level nasional maupun internasional. Berbagai perbaikan fasilitas sekolah dilakukan supaya kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan nyaman dan efektif. Sarana berdoa yaitu kapel St. Mary Medal dan perpustakaan St. Thomas Aquino pun dibangun untuk melengkapi perkembangan iman dan ilmu pengetahuan para siswa. Taman
== Kepala sekolah ==
|