Transisi dari Sui ke Tang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k rv |
k Robot: Cosmetic changes |
||
Baris 1:
'''Masa transisi Sui-Tang''' ([[Hanzi]]: 隋末唐初, ''Sui mo Tang chu'') adalah masa peralihan dari [[Dinasti Sui]] ke [[Dinasti Tang]] yang penuh konflik dan pertumpahan darah. Pada masa itu, [[Tiongkok]] terpecah-pecah atas beberapa negara independen yang berumur pendek, negara-negara ini dipimpin oleh para mantan pejabat dan pemimpin militer Sui dan para pemimpin [[pemberontakan petani]]. Salah satu mantan jenderal Sui bernama [[Kaisar Tang Gaozu|Li Yuan]] akhirnya berhasil mempersatukan kembali Tiongkok dan mendirikan Dinasti Tang, ia menjadi kaisar pertamanya dengan gelar Kaisar Tang Gaozu. Periode ini berawal dari tahun [[613]] ketika [[Kaisar Yang dari Sui]] melakukan kampanye militer melawan [[Kerajaan Goguryeo]], [[Korea]]. Perang yang gagal ini berujung tragedi bagi Tiongkok, banyak pasukan yang dikirim ke Korea tidak pernah kembali yang selanjutnya berakibat [[desersi]] di tubuh militer dan pemberontakan dari rakyat yang direkrut paksa untuk dikirim dalam kampanye berikutnya. Periode ini baru berakhir tahun [[628]] dengan dikalahkannya Kerajaan Liang, rezim separatis terakhir pimpinan [[Liang Shidu]] oleh [[Kaisar Tang Taizong]] (Li Shimin), putra Li Yuan dan
== Invasi Tiongkok atas Goguryeo dan awal pemberontakan ==
Hingga tahun [[611]], Tiongkok di bawah Dinasti Sui telah menikmati masa damai dan makmur sejak [[Kaisar Wen dari Sui]] mengalahkan [[Dinasti Chen]] ([[598]]) dan mempersatukan negara. Selama beberapa dekade tidak ada perang besar selain konflik perbatasan dengan Kerajaan Goguryeo dan suku [[Tujue Timur]] ([[Turki]]) yang menjadi negara protektorat Sui sejak kepemimpinan [[Qimin Khan]], Ashina Rangan, serta sebuah konflik internal antara Yang Guang (yang kelak menjadi Kaisar Yang dari Sui tahun [[604]]) dengan [[Yang Liang]], Pangeran Han. Pada tahun [[610]], [[Raja Yeong-yang dari Goguryeo]] (Gao Yuan) menolak memberi penghormatan pada Kaisar Yang, hal ini membuat Kaisar Yang murka dan menyusun rencana untuk menyerang Goguryeo. Baik kaisar maupun rakyat Tiongkok yakin kampanye militer ini akan berjalan mulus.
Baris 12:
Namun demikian, Kaisar Yang malah kembali mengirim pasukan ke Korea untuk ketiga kalinya tahun 614. Ketika Jenderal Lai Hu’er tiba di Sungai Liao, Goguryeo menyerah, sebagai tanda penyerahan itu mereka menyerahkan Husi Zheng, salah seorang pengikut Yang yang kabur ke Goguryeo. Kaisar pun membatalkan kampanye militernya, namun ketika ia kembali menuntut penghormatan pada dirinya, Raja Yeong-yang mengabaikan tuntutan itu sehingga Kaisar Yang berencana untuk mengirim ekspedisi ke-empat, namun hal ini tidak pernah terlaksana. Pada musim gugur [[615]], ketika kaisar mengunjungi Yanmen (sekarang [[Xinzhou]], [[Shanxi]]), putra Qimin Khan yang telah menggantikannya, [[Shibi Khan]], Ashina Duojishi, yang tidak senang dengan tindakan Kaisar Yang yang melemahkan sukunya dengan taktik adu domba, melakukan serangan dadakan terhadap Yanmen dan mengepung kota itu. Pasukan Sui yang sebagian besar masih setia pada kaisar segera menuju ke Yanmen untuk membebaskan kota itu. Kaisar menjanjikan hadiah besar bagi mereka yang menolongnya. Namun setelah mereka berhasil menghalau musuh, kaisar malah mengingkari janjinya sehingga menimbulkan kekesalan di kalangan militer.
== Pecahnya Kekaisaran Sui ==
Karena semakin meluasnya pemberontakan petani di wilayah utara Tiongkok, Kaisar Yang tidak kembali ke Chang’an maupun Luoyang. Bersama keluarganya ia mengungsi ke Jiangdu (sekarang [[Yangzhou]], [[Jiangsu]]) pada musim gugur [[616]]. Dengan mengungsinya kaisar dari Luoyang ke Jiangdu, kaum pemberontak di sekitarnya berkoalisi di bawah pimpinan [[Li Mi]], mantan ahli strategi Yang Xuan’gan, yang dianggap calon kaisar masa depan oleh sebagian besar pemimpin pemberontak utara. Namun Li, tidak pernah berhasil mencaplok Luoyang ataupun mengklaim gelar kekaisaran bagi dirinya.
Baris 31:
Beberapa pemimpin pemberontak tersebut, termasuk Li Yuan, Liu Wuzhou, Gao Kaidao, Liang Shidu, dan Dou Jiande pernah menyatakan menyerah dan menerima bantuan militer dari Tujue Timur. Tahun 617, Li Yuan mencaplok Chang’an dan mengangkat cucu kaisar, Yang You sebagai Kaisar Gong dan menjadikan Kaisar Yang sebagai mantan kaisar (太上皇,''Taishang Huang''), sementara Li sendiri menjadi wali dengan gelar Pangeran Tang. Deklarasi ini tidak diakui oleh sebagian besar wilayah Sui yang masih menganggap Kaisar Yang sebagai kaisar yang sah.
== Kematian Kaisar Yang, runtuhnya Sui dan berdirinya Tang ==
Kaisar Yang merasa dirinya aman-aman saja dibawah perlindungan pasukan elit Xiaoguo di Jiangdu, padahal keadaan negara saat itu sudah semakin gawat. Ia tidak terlalu peduli untuk menangani pemberontakan dan hanya mengirim Jenderal [[Wang Shichong]] ke Luoyang untuk mempertahankan kota itu dari serbuan pasukan Li Mi. Kaisar bahkan tidak berniat untuk kembali ke utara dan bermaksud memindahkan ibukota ke Danyang (sekarang [[Nanjing]], [[Jiangsu]]), di wilayah selatan [[Sungai Yangtze]]. Namun anggota pasukan Xiaoguo yang sebagian besar berasal dari utara dan mengkhawatirkan keluarga mereka disana, mulai melakukan desersi, mereka yang tertangkap dikenai hukuman berat. Keresahan melanda tubuh pasukan elit itu sehingga para perwiranya berkomplot untuk melakukan kudeta, mereka mendukung [[Yuwen Huaji]], Adipati Xu (putra Yuwen Shu) sebagai pemimpin kudeta. Musim semi [[618]], mereka melaksanakan rencana itu dan membunuh Kaisar Yang. Kemudian Yuwen mengangkat keponakan Kaisar Yang, [[Yang Hao]], Pangeran Qin sebagai kaisar boneka, dan ia sendiri sebagai walinya. Ia lalu bertolak dari Jiangdu ke utara bersama pasukan Xiaoguo untuk memerangi pemberontak.
Baris 38:
Di tempat lain, Xue Ju telah wafat pada awal [[618]] dan digantikan oleh putranya, [[Xue Rengao]]. Li Shimin, Pangeran Qin, putra Li Yuan, mengalahkan dan membunuh Xue, seluruh wilayah kekuasaannya pun dianeksasi oleh Tang. Pada saat yang sama, Dou Jiande mengkonsolidasikan wilayahnya di utara Sungai Kuning, ia mengalahkan dan menghukum mati Yuwen yang telah meracuni Yang Hao dan mengangkat dirinya sebagai Kaisar Xu, namun Dou tidak pernah berhasil mengalahkan Luo Yi. Luo sendiri akhirnya menyerah pada pemerintah Tang. Sementara Zhu Can menghadapi perlawanan sengit dari rakyat yang membenci kekejamannya, ia mempertimbangkan antara menyerah pada Yang Tong di Luoyang atau pada Dinasti Tang, dan akhirnya ia memilih pilihan pertama. Pada musim panas [[619]], Wang menggulingkan Yang Tong dan mendirikan dinastinya sendiri, Dinasti Zheng, dengan dirinya sebagai kaisar.
== Penyatuan kembali dibawah Tang ==
Sementara di Gansu, Li Gui dikudeta oleh bawahannya, An Xinggui dan diserahkan pada Tang. Tang sendiri sedang menghadapi ancaman dari front lain, dimana Liu Wuzhou melakukan ekspansi ke selatan dan merebut sebagian besar wilayah Shanxi yang adalah milik Tang sehingga ibukota Tang, Chang’an terancam. Di wilayah bawah [[Sungai Yangtze]], yang juga bergolak sejak kematian Kaisar Yang, terjadi perebutan kekuasaan tiga tokoh penting disana. Mereka adalah: [[Shen Faxing]], mantan pejabat Sui, yang mengangkat diri Pangeran Liang dan menguasai sebagian besar wilayah selatan Sungai Yangtze; [[Li Zitong]], pemimpin pemberontak, yang menguasai Jiangdu dan sekitarnya dan mengangkat diri sebagai Kaisar Wu; dan [[Du Fuwei]], yang menyerah pada Tang dan menerima gelar Pangeran Wu.
|