Ahmad Tajuddin dari Brunei: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →top: minor cosmetic change |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 26:
Pada tahun [[1924]], naik tahata dalam usia 11 tahun. Pada tahun [[1927]], meresmikan pembukaan jalan raya [[Brunei]]-[[Tutong]]. Pada tahun [[1929]], meresmikan pembukaan ''Rumah Sakit Bandar Brunei''. Tahun yang sama, sumber-sumber minyak ditemukan di [[Seria]]. Pada tahun [[1932]], berangkat mengunjungi [[Inggris]] dan [[Eropa]]. Pada tahun [[1941]], [[Jepang]] menduduki Brunei. Pada tahun [[1945]], Tentara Sekutu mendarat di Brunei. pada tahun [[1946]], Lagu Kebangsaan Brunei digubah oleh ''Awang Besar Sagap'' dan Yura Halim. Pada tahun [[1946]], mengambilalih pemerintahan dari British Military Administration (B.M.A) Pada tahun [[1949]], memperingati ''Jubli Perak''. Wafat [[1950]].
== Masa Kecil ==
Sultan Ahmad Tajuddin lahir pada tanggal 22 Agustus 1913 di Istana di kota Brunei.
Dia adalah anak kelima dari 10 anak dengan Sir Sultan [[Muhammad Jamalul akhir Alam II]] dan istrinya,
Raja Isteri Pengiran Anak Siti Fatimah. Adiknya [[Pengiran Muda Omar Ali Saifuddien]] akan menjadi penggantinya masa depannya.
== Kematian ==
Ketika Sultan Ahmad Tajuddin membuat persinggahan di Singapura, sebelum melanjutkan ke Inggris, ia jatuh sakit, dan dirawat di [[Singapore General Hospital]] pada tanggal 3 Juni 1950. Kedatangannya di rumah sakit didampingi oleh Mr Malcolm MacDonald, Inggris Komisaris Jenderal untuk Asia Tenggara. Menurut Dr Monteiro yang merawatnya, karena kesehatannya memburuk pada waktu itu, sehingga keberangkatannya ke London harus ditunda atau dibatalkan karena dia pendarahan di perut dan membutuhkan [[Transfusi darah]]. Yang Mulia meninggal pada Sabtu, 3 Juni, 1950, karena tidak ada reaksi terhadap transfusi darah yang dilakukan pada dirinya. Ia mengalami [[Koma (medis)|Koma]], beberapa jam sebelum kematiannya.
|