Caruban, Ringinarum, Kendal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 26:
Selang tiga hari setelah rombongan sang prabu mendengar terjadi pertarungan para tumenggung dari berbagai wilayah yang memperebutkan seorang putri cantik bernama putri Pandansari.
Para tumenggung itu bertarung cukup hebat dan menunjukan berbagai ajian ajian untuk bertarung satu sama lain.
Dan akhirnya mereka terbunuh semua akibat pertarungan tersebut,lalu prabu Brawijaya V dan rombongan penasaran terjadi prahara apakah ditempat tersebut lalu sang prabu melihat aliran darah dari kelima tumenggung tersebut yang mengalir ke sebuah sendang petirtaan yang diberinama sendang carucuban (yang pada jaman dahulu banyak diambil airnya untuk diminum juga untuk mandi)dan berubah menjadi lima warna.
Akhirnya sang prabu memberikan titah agar menjadi pengingat bahwasanya dahulu telah terjadi pertarungan kelima tumenggung dan tewas disini.
Dan akibat percampuran darah tersebut yang berubah menjadi lima warna dipetirtaan tersebut prabu bersabda "untuk mengingat daerah ini sebagai tempat bercampurnya darah dari lima tumenggung maka aku namakan daerah ini sebagai desa CARUBAN" caruban sendiri berasal dari kata carub yang berarti bertemunya orang orang dari wilayah yang berbeda dan an berarti tempat jika digabungkan maka maksud sang prabu menamai wilayah tersebut dengan desa caruban yaitu dikarenakan disitulah tempat pertemuan pertarungan kelima tumenggung dan tewas.
Baris 32:
Lalu diutuslah para prajurit majapahit untuk membuka hutan disitu dan menjadikannya sebagai desa yang saat ini dikenal dengan desa caruban.
Sebagai petilasan Brawijaya V terletak disebelah selatan masjid al-jihad yang tepat disamping jalan disebuah gardu namun sekarang sudah hilang petilasan tersebut berupa batu besar dibawah pohon asem namun sekarang sudah tidak ada lagi dikarenakan didihancurkan oleh warga desa dan akibat pembuatan jalan.
Didesa caruban juga terdapat sumur yang tidak pernah kering sama sekali walaupun pada musim kemarau sumur tersebut sudah ada sejak jaman mataraman islam dan sumur itu diberinama sumur begawan/sumur suci/sumber air suci namun sumur tersebut sudah tertimbun tanah dan belum ditemukan keberadaannya.
 
 
Oleh : RadenKi AdinAgeng Prawiro AdinegoroCarub{{Ringinarum, Kendal}}
 
{{kelurahan-stub}}