Soekarno: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Borgx (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 39:
 
Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan Jepang memperhatikan dan sekaligus memanfaatkan tokoh tokoh Indonesia seperti Soekarno, [[Mohammad Hatta]] dan lain-lain dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga lembaga untuk menarik hati penduduk Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti [[Jawa Hookokai]], Pusat Tenaga Rakyat ([[Putera]]), [[BPUPKI]] dan [[PPKI]], tokoh tokoh seperti Soekarno, Hatta, [[Ki Hajar Dewantara]], [[K.H Mas Mansyur]] dan lain lainnya disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dan akhirnya tokoh-tokoh nasional bekerjasama dengan pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti [[Sutan Syahrir]] dan [[Amir Sjarifuddin]] karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya.
<!-- APAKAH BAGIAN INI RELEVAN? Hal ini sebenarnya bukan halnya terjadi di Indonesia saja melainkan hampir dikawasan yang diduduki jepang seperti [[Birma]] ([[Myanmar]] sekarang), [[Malaysia]], [[Vietnam]] dan [[Filipina]]. Bahkan di Filipina, yang menjadi Presiden saat pendudukan Jepang adalah [[Jose P. Laurel]] ayah [[Salvador Laurel]], wakil presiden pada masa Presiden [[Quezon]] yang sebenarnya adalah amanat dari presiden Quezon sendiri. Maka ketika Filipina dibebaskan oleh [[Amerika Serikat]] oleh Jendral [[Douglas Mc Arthur]] dan kemudian diadakan pengadilan atas tokoh-tokoh Filipina yang bekerjasama dengan Jepang. Pada masa kemerdekaannya, pemerintah Filipina menghentikan pengadilan-pengadilan itu, artinya bahwa pemerintah Filipina mengerti kenapa akhirnya saat itu mereka bekerjasama dengan Jepang.-->
 
Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerjasama dengan Jepang sebenarnya kita percaya dan yakin serta mengandalkan kekuatan sendiri.
Baris 74 ⟶ 73:
Masa-masa kejatuhan Soekarno dimulai sejak ia "bercerai" dengan Wakil Presiden Moh. Hatta, pada tahun 1956, akibat pengunduran diri Hatta dari kancah perpolitikan Indonesia. Ditambah dengan sejumlah pemberontakan separatis yang terjadi di seluruh pelosok Indonesia, dan puncaknya, pemberontakan G 30 S, membuat Soekarno di dalam masa jabatannya tidak dapat "memenuhi" cita-cita bangsa Indonesia yang makmur dan sejahtera.
 
Soekarno sendiri wafat pada tanggal 21 Juni 1970 di Wisma Yaso, Jakarta, setelah mengalami pengucilan oleh penggantinya yang "durhaka" Jenderal [[Soeharto]]. Jenazahnya dikebumikan di Kota Blitar, Jawa Timur, dan kini menjadi ikon kota tersebut, karena setiap tahunnya dikunjungi ratusan ribu hingga jutaan wisatawan dari seluruh penjuru dunia. Terutama pada saat penyelenggaraan Haul Bung Karno.
 
==Tentang nama Soekarno==