Suku Lampung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k |
|||
Baris 55:
==Adat-istiadat==
Secara umum, masyarakat adat Lampung terbagi dua, yaitu masyarakat adat Lampung Pepadun dan masyarakat adat Lampung Sebatin.
===Masyarakat adat Lampung Pepadun===
Masyarakat beradat Pepadun terdiri dari:
====Abung Siwo Mego (Unyai, Unyi, Subing, Uban, Anak Tuha, Kunang, Beliyuk, Selagai, Nyerupa)==== Masyarakat Abung mendiami tujuh wilayah adat: Kotabumi, Seputih Timur, Sukadana, Labuhan Maringgai, Jabung, Gunung Sugih, dan Terbanggi.
====Mego Pak Tulangbawang (Puyang Umpu, Puyang Bulan, Puyang Aji, Puyang Tegamoan)====
Masyarakat Tulangbawang mendiami empat wilayah adat: Menggala, Mesuji, Panaragan, dan Wiralaga.
====Pubian Telu Suku (Minak Patih Tuha atau Suku Manyarakat, Minak Demang Lanca atau Suku Tambapupus, Minak Handak Hulu atau Suku Bukujadi)====
Masyarakat Pubian mendiami delapan wilayah adat: Tanjungkarang, Balau, Bukujadi, Tegineneng, Seputih Barat, Padang Ratu, Gedungtataan, dan Pugung.
====Sungkay-WayKanan Buay Lima (Pemuka, Bahuga, Semenguk, Baradatu, Barasakti, yaitu lima keturunan Raja Tijang Jungur)====
Masyarakat Sungkay-WayKanan mendiami sembilan wilayah adat: Negeri Besar, Ketapang, Pakuan Ratu, Sungkay, Bunga Mayang, Belambangan Umpu, Baradatu, Bahuga, dan Kasui.
===Masyarakat adat Lampung Sebatin===
Masyarakat beradat Sebatin mendiami sebelas wilayah adat: Kalianda, Teluk Betung, Padang Cermin, Cukuh Balak, Way Lima, Talang Padang, Kota Agung, Semangka, Belalau, Liwa, dan Ranau. Sebatin yang juga dinamai Peminggir karena mereka berada di pinggir pantai barat dan selatan, terdiri dari:
====Peminggir Paksi Pak (Buay Belunguh, Buay Pernong, Buay Nyerupa, Buay Lapah di Way)====
====Komering-Kayuagung, yang sekarang termasuk Propinsi Sumatera Selatan====
Menurut kitab ''Kuntara Raja Niti'', orang Lampung memiliki sifat-sifat sebagai berikut: (1) ''piil-pusanggiri'' (malu melakukan pekerjaan hina menurut agama serta memiliki harga diri), (2) ''juluk-adok'' (mempunyai kepribadian sesuai dengan gelar adat yang disandangnya), (3) ''nemui-nyimah'' (saling mengunjungi untuk bersilaturahmi serta ramah menerima tamu), (4) ''nengah-nyampur'' (aktif dalam pergaulan bermasyarakat dan tidak individualistis), dan (5) ''sakai-sambaian'' (gotong-royong dan saling membantu dengan anggota masyarakat lainnya).
Sifat-sifat di atas dilambangkan dengan ‘lima kembang penghias ''sigor''’ pada lambang [[Propinsi Lampung]].
Sifat-sifat orang Lampung tersebut juga diungkapkan dalam ''adi-adi'' (pantun):
''Tandani hulun Lampung, wat piil-pusanggiri<br>
Mulia hina sehitung, wat malu rega diri<br>
Juluk-adok ram pegung, nemui-nyimah muwari<br>
Nengah-nyampur mak ngungkung, sakai-sambaian gawi.''<br>
==Kesenian==
|