SMP Negeri 1 Bandung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Abdiurangsunda (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Abdiurangsunda (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 4:
| nama_latin =
| gambar = [[Berkas:Logo SMPN 1 Kota Bandung.jpg|175px|Logo SMP Negeri 1 Bandung]]
| didirikan = 1912 <small>([[1949Ksatrian Instituut]])</small>
1949 <small>(SMP Negeri 1 Bandung)</small>
| tipe = Negeri
| NSS =
Baris 21 ⟶ 22:
| murid =
| status = [[Sekolah Standar Nasional]]
| lonem = 272,5 <small>([[2015]])</small>
| hinem =
| avgnem =
Baris 38 ⟶ 39:
}}
 
'''SMP Negeri 1 Bandung''' merupakan [[sekolah menengah pertama]] negeri yang berada di Kota [[Kota Bandung|Bandung]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Berlokasi di Jalan<nowiki/> Kesatriaan No. 12, Kelurahan [[Arjuna, Cicendo, Bandung|Arjuna]], Kecamatan [[Cicendo, Bandung|Cicendo]], Kota [[Kota Bandung|Bandung]]<ref>{{cite web | url = http://referensi.data.kemdikbud.go.id/tabs.php?npsn=20219337 | title = Referensi Data Sekolah | author = Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan | accessdate = 16-01-2016}}</ref>. Masa pendidikan di '''SMP Negeri 1 Bandung''' ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari kelas VII hingga kelas IX, seperti pada umumnya masa pendidikan [[sekolah menengah pertama]] di [[Indonesia]].
 
Tidak jauh dari [[SMP Negeri 1 Bandung]], terdapat pula [[SMP Negeri 9 Bandung]] yang beralamat di Jalan Semar No. 5, meskipun hanya berjarak beberapa ratus meter dan masih dalam kelurahan yang sama, kedua SMP negeri ini saling hidup rukun sebagai sekolah yang bertetangga dan dalam bidang prestasi pun kedua sekolah ini bersaing secara sehat.
Baris 44 ⟶ 45:
[[SMA Negeri 6 Bandung]] yang beralamat Jalan Pasirkaliki No. 51, pun masih dalam kelurahan yang sama dengan '''SMPN 1''' dan [[SMP Negeri 9 Bandung|SMPN 9]]. Tak heran jika Penerimaan Siswa Baru (PSB) tiba, banyak siswa-siswi '''SMPN 1''' maupun [[SMP Negeri 9 Bandung|SMPN 9]] yang melanjutkan ke [[SMA Negeri 6 Bandung|SMAN 6]].
 
== Sejarah ==
Pada tahun 1912, ketika itu di Bandung berdiri organisasi kebangsaan pertama di Indonesia yakni [[National Indische Partij]] dengan tokoh-tokohnya: Dr. [[Ernest Douwes Dekker]] (SetiabudhiDanudirja DanudiredjaSetiabudi), Dr. [[Cipto Mangunkusumo]], dan Dr. [[Suwardi Suryaningrat]] (Ki Hadjar Dewantara).
Karena organisasi ini dianggap membahayakan kelanggengan kolonialisme [[Belanda]], pada tahun 1913 para tokoh tersebut dibuang ke negeri [[Belanda]]. Pada tahun 1918, terjadi [[Perang Dunia I]], mereka bebas dan kembali ke Indonesia. Pada tanggal 12 November 1924, Dr. [[Ernest Douwes Dekker|SetiabudhiDanudirja DanudirdjaSetiabudi]] di Kota Bandung mendirikan lembaga pendidikan berwawasan kebangsaan Indonesia namanya [[Ksatrian Instituut|Ksatrian Institute]].
 
Ksatrian Institute bertujuan mendidik bangsa pribumi untuk mempunyai wawasan kebangsaan. Sementara itu, di [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Ki Hadjar Dewantara]] mendirikan lembaga pendidikan bernama [[Taman Siswa]]. Salah Seorang tokoh nasional yang pernah menjadi pengajar di Ksatrian Institute adalah Ir. [[Soekarno]] (Presiden RI). Pada tahun 1926, setelah menamatkan pendidikan di [[Institut Teknologi Bandung|Sekolah Tinggi Teknik]] (''sekarang ITB''), Ir. [[Soekarno]] mengajarkan Ilmu Pasti di [[Ksatrian Instituut|Ksatrian Institute]] selama setahun, sebelum akhirnya beliau hijrah ke dunia politik dengan mendirikan [[Partai Nasional Indonesia|PNI]] pada tahun 1927.