Kesultanan Ternate: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ratuzam (bicara | kontrib)
k Koreksi tabel silsilah dan penambahan tautan - Kaicil Kalamata
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Warisan Ternate: minor cosmetic change
Baris 222:
Keberhasilan rakyat Ternate di bawah Sultan Baabullah dalam mengusir Portugal pada tahun 1575 merupakan kemenangan pertama pribumi nusantara atas kekuatan barat, oleh karenanya [[Buya Hamka]] bahkan memuji kemenangan rakyat Ternate ini telah menunda penjajahan barat atas bumi nusantara selama 100 tahun sekaligus memperkokoh kedudukan Islam, dan sekiranya rakyat Ternate gagal niscaya wilayah timur Indonesia akan menjadi pusat kristen seperti halnya Filipina.
 
Kedudukan Ternate sebagai kerajaan yang berpengaruh turut pula mengangkat derajat Bahasa Ternate sebagai bahasa pergaulan di berbagai wilayah yang berada dibawah pengaruhnya. Prof E.K.W. Masinambow dalam tulisannya, "Bahasa Ternate dalam konteks bahasa-bahasa Austronesia dan Non Austronesia" mengemukakan bahwa bahasa Ternate memiliki dampak terbesar terhadap [[bahasa Melayu]] yang digunakan masyarakat timur Indonesia. Sebanyak 46% kosakata [[bahasa Melayu]] di [[Manado]] diambil dari Bahasa Ternate. [[Bahasa Melayu Maluku Utara|Bahasa Melayu Ternate]] ini kini digunakan luas di Indonesia Timur terutama [[Sulawesi Utara]], pesisir timur [[Sulawesi Tengah]] dan Selatan, [[Maluku]] dan [[Papua]] dengan dialek yang berbeda–beda.<ref name="Bahasa Melayu Ternate">{{cite book |author= Drs. M. Jusuf Abdulrahman, et.al. |title=Ternate, Bandar Jalur Sutera |year=2001 |publisher=LinTas}}</ref>
 
Dua naskah surat sultan Ternate, dari Sultan Abu Hayat II kepada Raja Portugal tanggal 27 April dan 8 November 1521 diakui sebagai naskah Melayu tertua di dunia setelah naskah Melayu [[Naskah Tanjung Tanah|Tanjung Tanah]]. Kedua surat Sultan Abu Hayat tersebut saat ini masih tersimpan di [[Museum Lisabon]], Portugal.<ref name="Kultur-majalah.com">{{cite web|url=http://kultur-majalah.com/index.php/tradisi-folklore | title=Melestarikan Surat Leluhur Melayu di Rumah Larik | accessdate = 21 Maret 2013}}</ref><ref name="Khazanah Naskah">{{cite web|author= Henry Chambert-Loir & Oman Aturrahman|url=http://books.google.co.id/books?id=5A4_OlCkEZgC&pg=PA167&lpg=PA167&dq=naskah+melayu+ternate&source=bl&ots=O4lcduIWKu&sig=H5Z1gnwnh4UieHswnQFFq5139eU&hl=en&sa=X&ei=PeVKUf6RE4yGrAfFmoDYBg&redir_esc=y#v=onepage&q=naskah%20melayu%20ternate&f=false | title=Khazanah naskah: panduan koleksi naskah-naskah Indonesia sedunia | accessdate = 21 Maret 2013}}</ref><ref name="Republika.co.id">{{cite web|url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/11/04/30/lkgkph-undang-undang-tanjung-tanah-naskah-melayu-tertua-di-dunia | title=Undang Undang Tanjung Tanah, Naskah Melayu Tertua di Dunia? | accessdate = 21 Maret 2013}}</ref>