Suku Tomini: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →top: ejaan, replaced: praktek → praktik |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k tidy up, replaced: jaman → zaman, ijin → izin, pemukiman → permukiman, Pemukiman → Permukiman |
||
Baris 9:
Pada masyarakat suku Tomini ini ada suatu cerita tentang asal mula kejadian hidup ini ialah di suatu tempat di atas Pegunungan Palasa bernama Lembo Dayoan. Menurut cerita karena pertemuan langit dan bumi dan karena banyaknya kelompok etnis yang mendiami daerah Sulawesi Tengah, maka terjadi pulalah percampuran budaya dan bahasa di antara etnis tersebut. Kelompok yang tinggal di pantai bagian barat kabupaten Donggala telah bercampur dengan suku Bugis dari Sulawesi Selatan dan suku Gorontalo. Sedangkan di bagian timur pulau Sulawesi, juga terjadi percampuran dengan suku Gorontalo dan suku Minahasa. Hal ini terlihat dari dialek daerah Luwuk dan sebaran suku Gorontalo di kecamatan Bualemo. Dari percampuran-percampuran inilah maka terjadi banyaknya ragam etnis di Sulawesi Tengah.
Pada
Sistem adat perkawinan suku Tomini adalah, seorang perantara merundingkan mas kawin untuk mempelai perempuan yang tergantung dari status sosial perempuan tersebut. Pernikahan antar sepupu bisa diterima; dan poligami
Orang Tomini adalah mayoritas penganut agama Islam Sunni. Suatu aliran agama Islam yang berpegang pada tradisi ortodoks yang kuat dan fanatik, tapi dalam dalam praktik keseharian mereka adalah orang-orang yang terbuka dan ramah, serta bisa menerima kehadiran siapa saja dengan terbuka.
Masyarakat suku Tomini sebagian hidup dengan menanam cengkeh dan kopra. Beberapa di antara mereka mencari nafkah sebagai pedagang dan juga ikut dalam kegiatan penebangan kayu di hutan-hutan sekitar
|