Mangkuk merah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ejaan, replaced: praktek → praktik |
Wagino Bot (bicara | kontrib) k →Peristiwa PARAKU/PGRS: minor cosmetic change |
||
Baris 60:
===Peristiwa PARAKU/PGRS===
{{lihat pula|Pasukan Rakyat Kalimantan Utara}}
[[Tentara Nasional Indonesia]] memperoleh bantuan dari masyarakat Dayak dalam peristiwa pemberantasan pasukan komunis di Kalimantan pada tahun 1967an.<ref name="john"/> Peristiwa tersebut juga dianggap sebagai tragedi pembunuhan dan pengusiran ribuan warga etnis Tionghoa di Kalimantan Barat pada akhir 1967.<ref name="darmayana">Hiski Darmayana. 20 Januari 2013. [http://www.berdikarionline.com/gotong-royong/20130120/peristiwa-mangkok-merah-ketika-imperialisme-mengawini-rasialisme.html#ixzz2SDoJ5mjw Peristiwa Mangkok Merah, Ketika Imperialisme ‘Mengawini’ Rasialisme].</ref> [[Soemadi]], salah satu mantan [[gubernur Kalimantan Barat]] dan mantan Pangdam XII/Tanjungpura dalam bukunya yang terkenal, ''Peranan Kalimantan Barat dalam Menghadapi Subversi Komunis Asia Tenggara'' terbitan [[Yayasan Tanjungpura]] menyebut bahwa praktik [[Ngayau]] dan Mangkok Merah menjadi salah satu kebanggaan tersendiri bagi Pangdam dalam penumpasan Paraku/PGRS dan mesti diberi penghargaan dari Pangdam. Para pelaku Pengayauan ini kemudian dibawa ke [[Jakarta]] pada tahun 1972 untuk menemui [[Soeharto]], [[Presiden Republik Indonesia]] yang kedua. Praktek Ngayau ini dihidupkan lagi setelah Indonesia merdeka oleh [[TNI]]. Di antara tokoh-tokoh Ngayau diberi penghargaan dengan [[pangkat militer]] [[Pembantu Letnan Satu Tituler]]. Para [[pemuka adat]] Dayak ini bertemu dengan Presiden Soeharto pada November 1972 dan diberi tunjangan seumur hidup. Di antaranya, ada Aziz, Jimbau, Burung, Nayau, Dangih, dan Sinau.<ref>{{cite book
===Konflik Sampit===
|